Chapter 3
Seperti biasanya, Yuki selalu bangun pagi untuk membereskan rumah dan membuat sarapan sebelum ia berangkat ke agensinya. Seusai membuat sarapan, Yuki berniat menghampiri Neko untuk sarapan bersama. Namun saat ia membuka pintu, Yuki mendapati Neko masih terlelap.
Mungkin ia benar-benar kelelahan semalam. Bahkan Yuki juga penasaran apa yang terjadi pada Neko hingga malam-malam bisa keluar dari kediaman Kujo.
Ya, tanpa diberitahu juga Yuki sudah mengetahui dengan siapa gadis dihadapannya sedang menghadapi masalah. Antara Tenn atau Takamasa pasti membuatnya keluar, itulah yang Yuki duga saat ini.
Secara perlahan, Yuki kembali menutup pintu kamar Neko. Ia meninggalkan sebuah catatan kecil di meja, barangkali Neko lapar dan ingin makan. Jadi dia tidak perlu pergi keluar rumah untuk membeli makanan.
Sesampainya di agensi, ia langsung dialihkan pada salah satu stasiun televisi yang mengadakan acara khusus bagi Re:Vale. Namun kali ini Re:Vale tidak sendiri, ada Idolish7 dan Trigger yang menemani. Rasanya semakin menarik bagi Yuki.
"Aku tahu ini sedikit aneh, tapi apa kau menjaga gadis itu baik-baik?" tanya Yamato saat dibelakang layar.
"Tenang saja, Yamato. Dia baik-baik saja. Sebelum aku pergi, dia masih tidur," jawab Yuki.
"Jika benar begitu, maka syukurlah," ucap Yamato.
"Namun, aku rasa dia memang menjadi korban bisnis. Seperti yang kau tahu, belakangan banyak agensi mengalihkan isu dengan percintaan idolanya," ucap Yuki.
"Pengalihan isu? Memangnya agensi mereka ada kasus atau ..."
"Mengalihkan isu dimana salah satu idol mereka akan dibubarkan. Sehingga mereka mencari korban yang pas, dan sasarannya adalah idola yang tenar saat ini," potong Yuki dengan tatapan penuh keyakinan.
Disisi lain, Neko terbangun dari tidurnya. Matanya mengerjap pelan sembari menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk ke matanya.
Perlahan Neko bangkit dan mendapati bahwa ia tidak berada di kamar Tenn. Neko melihat sekitanya, kopernya sama sekali belum ia bongkar semenjak ia memutuskan untuk pergi dari kediaman Kujo.
Neko menghela nafas singkat. Biasanya, pagi-pagi seperti ini Tenn akan menegur dirinya karena bangun sedikit siang. Dan saat itu juga, Tenn akan berangkat ke agensinya untuk latihan.
Setelah cukup mengumpulkan nyawa, Neko membersihkan dirinya lalu memakan makanan yang ditinggalkan oleh Yuki sebelum Yuki pergi bekerja. Tentu kurang nikmat jika makan tanpa menonton televisi.
"Leopard eyes, rasanya liriknya menceritakan tentang seseorang lagi menarik lawan jenisnya ya," ucap Yuki.
"Ya, benar. Itu benar, sedikit ah... vulgar, mungkin?" komentar Ryu dan membuat idola serta penonton di studio tertawa.
"Tapi perihal menarik lawan jenis, apa kalian punya pacar atau seseorang yang istimewa dalam hal cinta?" tanya Momo.
"Ada," jawab Tenn.
"Woah, Kujo-san punya seseorang?" ucap Riku dengan antusias.
"Dia seorang wanita yang manis dan baik. Namun sayang, aku rasa aku menyakiti perasaannya dan aku mencoba menghubunginya. Tapi tampaknya dia masih marah padaku," jelas Tenn.
Seketika Neko membuka ponselnya yang sengaja ia matikan semalam. Alhasil, apa yang Tenn ucapkan di televisi dengan apa yang Neko terima memang benar.
Ada 60 pesan dan 109 panggilan tak terjawab dari Tenn.
'Apa Tenn memang menginginkannya kembali?' pikir Neko. Namun, apa yang harus ia harapkan? Hubungan mereka palsu dan Tenn adalah orang terkenal, populer dikalangan remaja perempuan.
Bisa jadi, Tenn menelpon bahkan mengirimkan pesan sebanyak itu hanya demi Aya ataupun ayahnya. Tapi menurut kabar, Tenn hanya melakukan ini untuk mengalihkan isu tentang hak asuh Aya.
Masih dengan ponselnya, ternyata Neko melewatkan pesan dari grup kampusnya. Ia membukanya dan ya, sangat ramai mengenai pembicaraan dirinya.
'Apakah kau tahu? Neko berpacaran dengan Kujo Tenn,' tulis teman Neko.
'Bagaimana kau tahu? Paling juga halusinasi. Mana mungkin mahasiswa sepertinya menjadi pacar idola. Tidak ada bagus-bagusnya,' timpal teman Neko.
'Aku setuju. Meski dia populer dikalangan laki-laki kampus, tapi bagiku dia tidak menarik sama sekali.'
'Aku mengetahuinya dari seseorang. Tapi aneh, kan? Mungkin Neko yang genit, selalu mengirim pesan pada Tenn melalui akun pribadinya.'
'Hei, tidak semudah itu menggoda idola. Mereka juga tidak akan membaca pesan penggemarnya jika dikirim lewat aplikasi.'
'Hei, Neko membacanya!'
Seketika, semua pesan itu terhapus. Dan grup menjadi sepi. Meski begitu, Neko telah sempat membaca semuanya.
Ia sangat kesal. Ia sangat kesal saat mengetahui dirinya perlahan menyukai Tenn setelah Kujo-san dan ayahnya memaksa mereka tinggal bersama.
Tenn mengatainya dan kali ini seenaknya mengatakan jika ia sedang mencarinya. Dan lagi, siapa juga yang menyebarkan informasi ini? membuat mood Neko benar-benar hancur pagi ini.
*****
Hari demi hari telah berlalu, Neko telah memutuskan untuk tinggal menjauh dari Tenn. Melupakan semua tentang idola dan mencoba hidup normal layaknya perempuan yang belum mencicip dunia percintaan.
Pada awalnya, apa yang ia lakukan berjalan lancar. Namun lambat laun, semuanya berubah saat agensi Tenn bernaung mengumumkan bahwa Tenn sedang terikat oleh seorang perempuan yang tidak lain adalah dirinya.
Pembullyan pun terjadi. Beberapa mahasiswi yang kurang menyukai Neko menjadi kekasih Tenn pun mencelanya bahkan mengatai dirinya sebagai perempuan perebut idola orang.
Neko berusaha kuat. Lagipula ia sudah tidak ingin terlibat lagi dengan Tenn. Ia juga sudah bilang pada ayahnya jika ia ingin putus hubungan dengan Tenn. Namun ini yang terjadi.
Tiap malam, Neko selalu murung dirumahnya. Ayahnya sudah berusaha membujuknya untuk kembali ceria seperti sebelumnya, namun Neko selalu memilih untuk mengurung diri dikamar. Bahkan ia juga mengatakan pada ayahnya untuk tidak mengabari Tenn ataupun siapapun yang mencari dirinya.
Peristiwa ini membuat Neko percaya jika memiliki hubungan dengan orang populer tidak semudah yang orang-orang bayangkan. Ditambah Neko juga tergolong orang populer di kampusnya, membuat menghindari bully tidak semudah dalam mengucapkannya.
Tidak lama kemudian, pintu kamarnya diketuk. Neko memerintahkannya masuk karena pintu kamar tidak terkunci.
"Seperti orang yang putus cinta," komentar Tenn.
Neko sangat kesal saat Tenn memasuki kamarnya. Ia melempar bantal dan beberapa boneka yang pernah Tenn belikan untuknya. Tentunya hanya sebagai pencitraan.
"Pergi!" Neko berulangkali mengucap perkataan itu. Namun Tenn hanya menangkis semua barang yang Neko lemparkan.
Hingga akhirnya, Tenn menahan tangan Neko. Tentu saja Neko memberontak.
"Neko, dengar," ucap Tenn.
"Ih, lepas! Sakit!" ucap Neko.
"Aku akan melepaskannya kalau kau mau mendengarkanku."
"Tidak! Bodo amat kau mau bicara apa!"
"Aku hanya ingin minta maaf," ucap Tenn yang menjelaskan maksud tujuannya kemari.
Secara perlahan, air mata mengalir dari pipi Neko. Dan Neko juga sudah tidak berontak lagi seperti sebelumnya.
"Aku minta maaf atas ucapanku sebelumnya," ucap Tenn.
"Aku tahu kau populer. Aku tahu kau dipuja oleh semua perempuan. Tapi tolong, jangan manfaatkan perasaanku sebagai pengalih isu," lirih Neko.
"Kau tahu? Secara perlahan aku mulai menyukaimu. Meski aku juga tahu bahwa hubungan ini hanya paksaan," sambung Neko.
Tenn membawa Neko dalam pelukannya. "Aku tahu. Karena secara perlahan, aku juga menyukaimu."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top