Chapter 2
Neko telah lelah menunggu diluar venue stasiun televisi. Tubuhnya sangat pegal bahkan ia pun merasa tidak nyaman saat bertemu dengan orang yang terus saja membahas perihal Trigger, utamanya Tenn yang mereka puji sebagai malaikat.
Bukannya Neko tidak suka, hanya saja ia masih mengutuk nasibnya. Meski Tenn dan dirinya saling diam selama di rumah, namun Neko selalu ingin mengatakan jika Tenn yang mereka kenal tidaklah seperti yang mereka pikirkan.
Tapi tunggu, tidak selamanya mereka diam. Ada kalanya mereka kompak dalam beberapa hal saat adik angkat Tenn, Aya meminta bantuan mereka.
Apalagi saat Takamasa meminta mereka mengasuh Aya. Maka Neko yang akan membuat dan mengatur dapur, sementara Tenn mengajak Aya bermain atau mengerjakan pekerjaan rumah hingga jam makan tiba.
Tapi untuk kasus kali ini, mungkin jika disatukan, Neko dan Gaku sangat cocok. Keduanya sangat kurang menyukai sikap Tenn, bahkan untuk akrab saja rasanya sulit.
"Neko, aku sudah tidak sabar untuk melihat Tenn secara langsung."
Jika kalian menebak kalau Neko kemari atas paksaan sahabatnya, maka kalian benar. Neko tidak akan datang kemari jika bukan sahabatnya yang terus-menerus memohon padanya untuk ditemani dalam acara hari ini. Bahkan sahabatnya juga berjanji akan membelikan dirinya buku novel terbaru jika ia menemaninya.
"Tenang saja. Trigger tidak akan mengecewakan meski harus berlatih dalam waktu singkat," balas Neko yang sejatinya hanya ingin di rumah, membaca buku kuliah yang belum selesai ia baca dibandingkan harus hadir disini.
Setengah jam sebelum acara dimulai, barulah para penonton dipersilakan masuk. Mereka duduk sesuai dengan nomor urut yang dipesan.
Neko dan sahabatnya mendapatkan nomor kursi 21 dan 22 yang artinya mereka tidak jauh dari tempat acara.
Disisi lain, Trigger baru saja selesai dirias. Dibelakang layar, mereka telah bersiap menyapa penggemarnya dengan penampilan dan karisma yang lebih kuat dari sebelumnya.
"Baiklah, meski ini terlalu cepat. Tapi kita harus tetap menampilkan yang terbaik," ucap Gaku.
"Tentu saja, jangan sampai mengecewakan penggemar dengan timing yang sedikit terlambat," sindir Tenn.
Gaku kembali kesal. Namun Ryu dengan sigap memisahkan agar tidak ada pertengkaran sebelum penampilan dimulai.
Staf yang berjaga mulai memberikan aba-aba. Saat lampu panggung gelap, disitulah Trigger mulai memasuki panggung dan membawakan lagu baru mereka.
Para penggemar terdengar antusias dan juga Tenn melihat sosok yang tidak asing tengah hadir diantara para penggemar. Mereka sempat beradu tatap sebentar sebelum Tenn pindah formasi.
*****
Pertengkaran terjadi di kamar Tenn, apalagi jika bukan Tenn yang menegur Neko karena tampil di publik tanpa seizinnya.
"Memangnya kenapa? Aku hanya menemani sahabatku. Lagipula tidak ada yang mengenalku," ucap Neko.
"Menemani sahabat atau kau ingin memata-matai kegiatanku," tegas Tenn.
"Siapa juga yang peduli apa yang kau lakukan! Kau juga tahu kalau apa yang kita lakukan juga palsu, kenapa kau harus begitu protektif!"
"Seorang idola punya image yang harus dijaga. Oh, atau kau ingin tampil di publik lalu mengatakan, 'Lihat, aku pacar Kujo Tenn, center Trigger'. Apakah begitu? Terdengar murahan."
Tenn mendapati Neko tidak bisa berkata apapun. Maniknya seolah-olah mengatakan apa yang Tenn katakan benar-benar menyakitinya.
Neko yang merasa sakit hati pun langsung mengambil koper dan mengemasi barangnya. Masa bodoh dengan Tenn yang mencoba melarangnya pergi. Masa bodoh dengan Takamasa yang akan menegur ayahnya. Lagipula ia juga tidak tahu mengapa hal ini mereka lakukan secara sepihak.
"Neko!" panggil Tenn.
Neko menulikan pendengarannya dan memutuskan pergi malam ini juga. Ia tidak tahu akan berjalan kemana ataupun pulang kemana. Rumahnya sangat jauh dan sangat berbahaya bagi dirinya untuk mengambil taksi.
Karena kebingungan, Neko duduk di bangku jalan bersama koper kesayangannya. Ucapan Tenn masih terngiang dengan jelas.
'Bukan keinginanku juga untuk berada di sana. Mengapa aku harus menurut sedari awal,' batin Neko dalam lamunannya dan sesekali menghapus air matanya.
"Wanita tidak bagus jika malam-malam berada disini."
Suara seorang pria membuat Neko pasrah. Jika itu perampok, dengan senang hati Neko memberikan barangnya asalkan nyawanya selamat. Karena nyawa lebih berharga dibandingkan barang-barang dunia yang bisa didapatkan kembali.
Saat pria itu duduk disebelah Neko, barulah Neko melihat dan menyadari jika disebelahnya adalah Nikaido Yamato. Ya, seorang leader dari grup idola favoritnya, Idolish7.
Apabila Neko sedang merasa senang hati malam ini, mungkin ia sudah bersorak gembira karena bertemu dengan idolanya. Namun kali ini hatinya tengah tertutup awan mendung, sangat sulit untuk bahagia malam ini.
Neko tersenyum kecil, "Bukan masalah untukku."
"Janganlah begitu. Kau masih muda, masih banyak harapan yang bisa kau raih," ucap Yamato sembari memberikan minuman dingin rasa peach.
Neko menerimanya dengan lemah, "Terimakasih. Tapi aku sedang tidak ingin menceritakan apapun."
"Ya, aku juga tidak masalah. Tapi apa kau sudah memutuskan akan tinggal dimana?"
Neko bergeleng. Jika ke hotel, jaraknya sangat jauh. Atau ke apartemen, tidak mungkin ada yang mau mengurus apartemen hampir tengah malam seperti ini.
"Aku tahu kau harus berbicara dengan siapa," ucap Yamato.
Pada akhirnya, Yamato memanggil Yuki untuk kemari. Memang tidak biasanya Yamato menelpon Yuki untuk masalah seperti ini, namun ia harus melakukan atau gadis yang ia temui akan kenapa-kenapa.
Alhasil, setengah jam kemudian Yuki datang. Yamato menjelaskan semuanya lalu Yuki dengan senang hati menerima Neko di rumahnya.
"Tidak, tidak perlu. Aku hanya akan menimbulkan masalah," ucap Neko dengan nada sedih.
Yuki menepuk pundaknya, "Tidak apa-apa. Hanya sampai matahari terbit, kau boleh meninggalkan rumahku atau menetap sementara waktu. Aku yang akan mengurus semuanya termasuk menyembunyikan identitas dirimu."
*****
Rumah Yuki memiliki kesan klasik namun cukup nyaman untuk ditinggali. Yuki membimbing jalan ke kamar untuk Neko pakai sementara waktu.
Tidak begitu sempit dan tidak begitu luas. Bahkan kamarnya tampak selalu dibersihkan setiap hari.
"Tinggallah selama yang kau mau. Seperti yang aku katakan sebelumnya, aku akan menanggung semuanya," ucap Yuki sebelum meninggalkan Neko di kamarnya.
Bahkan Neko juga tidak lupa mengucapkan terimakasih atas bantuan yang diberikan.Yuki hanya membalasnya dengan senyuman sebelum pintu memisahkan mereka.
Dan saat ini, Neko benar-benar lelah. Hati dan fisiknya sangat lelah. Mungkin ia akan tidur untuk sementara sebelum merapikan barang bawaannya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top