1 - Klee

"Kak Kaeya!"

Seluruh orang yang berada di dekat air mancur kota Mondstadt sontak mengalihkan perhatian mereka pada ksatria kecil yang berlari menaiki tangga, bergegas menghampiri ksatria berambut biru yang tersenyum lebar melihatnya.

"Klee!" seru Kaeya ketika sang ksatria kecil sampai di atas tangga, mengangkatnya tinggi-tinggi hanya untuk mendengar suara tawa merdu dari si kecil. Tak hanya itu, ia juga bisa mendengar suara senyum dan tawa dari semua yang menyaksikan. Kaeya sadar sebab dari sebagian besar dari suara itu adalah karena ia adalah salah satu pria muda lajang favorit Mondstadt--dan siapa yang tidak senang melihat pria sepertinya berinteraksi lucu dengan anak kecil?--, tapi Kaeya lebih senang berpura-pura kalau semuanya juga menganggap Klee adalah anak yang imut.

"Bagaimana kabarmu hari ini?" Kaeya bertanya ketika ia selesai memutar-mutar Klee di udara.

"Aku baik, Kak Kaeya! Hari ini aku sarapan roti panggang bersama Kak Albedo. Rasanya enak sekali! Kak Kaeya harus coba kalau sempat!" Klee menjawab dengan penuh semangat. "Oh! Oh! Kak Kaeya hari ini sibuk enggak?"

"Hari ini? Hmm." Kaeya terkekeh ketika kedua mata Klee membesar, memelas supaya dia bisa menemaninya di hari tersebut. Sebenarnya, ia memang sudah mendapatkan tugas dari Jean untuk menjaga Klee untuk minggu ini karena Albedo sedang ada eksperimen penting di Dragonspine. "Kebetulan, hari ini aku bebas!"

"Yeay!" Klee berseru bahagia, ia melompat-lompat tak sabaran ingin segera berpetualang bersama sang kapten kavaleri.

"Tapiiii!" Kaeya mengacungkan telunjuknya ke atas, membuat Klee menghentikan lompatannya. "Kamu pasti belum makan siang, 'kan?"

Seakan-akan menjawab, perut Klee mengeluarkan bunyi, menandakan bahwa ia memang belum makan siang. Kaeya terkekeh ketika si kecil langsung terlihat murung.

"Lapar, 'kan? Aku juga lapar." Kaeya mengambil tangan Klee untuk menariknya halus menuju Good Hunter. Sara yang sejak tadi tengah menonton tingkah mereka berdua tersenyum menyapa.

"Tapi aku ingin cepat-cepat pergi," Klee mengajukan keberatannya. "Aku janji pada Razor untuk bertemu dengannya hari ini!"

"Aku yakin Razor juga sedang makan siang, Klee. Lagi pula," Kaeya menepuk kepalanya halus seraya membujuk, "kalau nanti kamu kelaparan saat main bersama Razor bagaimana? Kita tidak mau kamu tiba-tiba pingsan karena terlalu lapar di tengah jalan, 'kan?"

"Iya sih," Klee terlihat sedang menimbang-nimbang perkataan Kaeya. "Baiklah... Aku akan makan dulu supaya bisa main sepuasnya!"

Sara tertawa kecil mendengarnya dan segera membuat makanan yang biasa mereka berdua pesan setiap mereka makan di Good Hunter. Kaeya kembali menarik Klee ke salah satu meja kosong yang bisa mereka tempati.

"Ah, Klee, kamu ingat aku minggu lalu pergi untuk ekspedisi ke Inazuma?" Kaeya bertanya ketika mereka berdua telah duduk nyaman.

"Hm, hm! Kak Kaeya pergi lama sekali minggu lalu." Klee cemberut, menunjukkan rasa kecewanya. Kaeya hanya bisa tersenyum seraya menepuk kepalanya lagi.

"Maaf, Klee. Aku lama karena aku ingin mencari oleh-oleh yang pas untukmu." Kaeya nyengir ketika ia melihat mata Klee yang mulai bersinar ketika mendengar kata 'oleh-oleh'. Ia tahu Kaeya selalu membawa oleh-oleh yang seru dari ekspedisinya. "Jadi, aku bertemu dengan seorang gadis dengan vision yang sama denganmu, pyro. Namanya Yoimiya."

"Vision yang sama! Lalu, lalu?" Klee semakin bersemangat mendengar Kaeya bertemu seseorang dengan vision yang sama sepertinya.

"Ternyata keluarga Yoimiya adalah keluarga yang secara turun temurun membuat seluruh kembang api yang dipakai penduduk Inazuma setiap mereka ada festival. Aku dibawanya melihat-lihat koleksi kembang api yang dia buat," Kaeya menjelaskan, sengaja sedikit diperpanjang supaya Klee lebih penasaran lagi. "Jadi..."

Kedua mata Klee membesar ketika ia mendengar kata 'kembang api'. Sejak tadi, cerita ini seperti dibuat khusus untuknya. "Jadi?!"

"Aku beli beberapa untuk kita coba bersama-sama!" Kaeya menepuk kedua tangannya yang segera diikuti oleh Klee.

"Kembang api! Kak Kaeya beli kembang api?! Sungguh?!" Klee berteriak senang, lagi-lagi mengambil perhatian semua orang yang berada di sekitar mereka. Bahkan Sara yang sedang berjalan ke mereka untuk mengantar makanan hampir melompat kaget akan volume besar dari teriakan Klee.

"Oh? Apa ini, Kapten Kaeya? Aku harap Kapten dan Klee tidak sedang berencana untuk membakar seluruh Mondstadt ya," ia bercanda seraya menaruh dua piring sate dan sosis di atas meja.

"Tenang, Sara. Aku berjanji akan membawa Klee sejauh mungkin dari pemukiman," Kaeya menjawab seraya mengedipkan satu mata--yang terlihat seperti ia sedang berkedip biasa karena penutup matanya jika Sara tak bisa mendengar nada bercanda di kalimatnya--tak menolak fakta bahwa pasti akan ada sesuatu yang terbakar hari ini.

"Ohoho, aku harap aku tidak pulang dengan kabar ada kebakaran hutan," Sara bercanda balik melihat Klee yang masih terlalu kegirangan untuk sadar bahwa makan siang mereka sudah tiba.

Ketika Sara sudah kembali di balik konter, Klee masih sibuk memikirkan bermain kembang api bersama Razor nanti. Ia tak bisa menahan senyum lebarnya, bahkan saat ia akhirnya memakan sate yang telah disediakan setelah diingatkan Kaeya.

"Kamu sesenang itu, Klee?" tanya Kaeya ketika Klee hampir menjatuhkan tusuk satenya untuk yang ketiga kalinya.

"Ya! Aku belum pernah coba main kembang api sendiri! Terima kasih, Kak Kaeya!" Klee bersorak kegirangan lagi. "Aku enggak sabar!"

Kaeya berterima kasih pada Kaeya di masa lalu, yang telah berpikir untuk menerima ajakan Thoma berkeliling Kota Inazuma. Menghabiskan sisa uang ekspedisinya untuk membeli kembang api tersebut merupakan salah satu keputusan yang terbaik yang telah ia ambil.

"Oh! Tuan Dewasa Aneh!" Klee tiba-tiba berseru.

Benar saja, Kaeya melihat Diluc tengah berjalan menuju Good Hunter, sepertinya di tengah jam kerjanya di Angel's Share. Panggilan Klee terhadapnya...

"Klee, tidak baik memanggil orang begitu," Kaeya menegur lembut. Jika dilihat dari kedua alis Diluc yang terangkat, pasti dia sudah mendengar panggilan Klee. Ia yakin Diluc tidak akan kasar terhadap seorang anak kecil, tapi lebih baik bermain aman. "Selamat siang, Master Diluc! Jarang sekali melihatmu keluar siang hari di kota. Saya harap tidak ada masalah apapun di Dawn Winery?"

"Hm. Aku tidak tahu bahwa Ksatria Favonius bisa bersantai di tengah hari sekarang," cemooh Diluc dibanding membalas menyapa, menatap Kaeya dengan mata yang disipitkan, seakan-akan sedang menilainya.

Ouch. Seharusnya Kaeya sudah terbiasa dengan segala ejekan dan cemooh yang Diluc keluarkan setiap bertemu dengannya, tapi rasa sakit yang muncul di hatinya tidak pernah memudar dengan sepenuhnya. Ia berharap senyuman di wajahnya tidak luntur sedetik pun.

"Oh, jangan khawatir, Master Diluc. Menjaga Spark Knight adalah salah satu pekerjaan berharga sekaligus waktu istirahat bagi seorang ksatria," balas Kaeya seraya melebarkan senyumnya.

Klee yang sedari tadi diam memerhatikan interaksi di antara keduanya perlahan-lahan menatap Diluc dengan tatapan yang tidak bisa dideskripsikan sebagai ramah. Uh oh. Kaeya seharusnya tahu bahwa Klee akan melihat ketegangan di antara mereka.

"Kak Kaeya akan menemani Klee bermain bersama Razor hari ini karena Kak Kaeya sudah janji!" serunya seraya mengacungkan sebuah tusuk sate yang telah bersih dari daging kepada Diluc. Kaeya mengambilnya dari tangan Klee dengan lembut sebelum sebuah kecelakaan benar-benar terjadi. "Kak Kaeya beli oleh-oleh dari Inazuma untuk aku mainkan! Kak Kaeya adalah yang terbaik!"

Kaeya meringis kecil. Diluc tidak akan senang diceramahi anak kecil seperti itu, apalagi mengenai Kaeya. Ia mengerti jika Klee tidak senang Diluc bersikap seperti itu--ia berusaha mengabaikan perasaan hangat yang muncul di dadanya melihat Klee bersikap protektif padanya seperti ini.

"Klee, bagaimana kalau kita fokus menghabiskan makan siang kita supaya bisa bertemu dengan Razor lebih cepat?" bujuk Kaeya, menyodorkan piring Klee kepadanya. Untungnya, distraksinya berhasil, meskipun Klee masih cemberut tidak senang terhadap Diluc. "Maafkan Klee, Master Diluc. Bukan maksudnya berteriak seperti itu. Aku yakin Master Diluc mengerti, hm?"

Ia berharap agar sindirannya di akhir berhasil mengalihkan Diluc dari perkataan Klee sebelumnya. Melihat kerutan di kening Diluc, setidaknya ia tahu Klee tidak akan kena masalah. Lagi pula, ia tahu Diluc lemah terhadap anak-anak.

"Hm," Diluc bergumam. "Ya sudah. Aku tinggalkan kalian berdua untuk makan siang. Selamat siang."

Jika kedua mata Kaeya membesar akibat terkejut, Diluc tidak bisa melihatnya; sang pria berambut merah langsung membalikkan badan untuk berjalan menuju Angel's Share ketika ia selesai berbicara.

Begitu saja? Tanpa ejekan tambahan? Diluc bahkan belum membeli apapun dari Good Hunter. Apa dia lupa? Tidak seperti Diluc untuk bersikap seperti itu. Apa dia sakit?

"Hmph. Tuan Dewasa Aneh tetap aneh hari ini," gerutu Klee. Ia meletakkan tusuk satenya yang terakhir di atas piring dengan sebal.

"Hei, hei. Sifat Master Diluc memang seperti itu. Jangan dipikirkan," Kaeya buru-buru menenangkan si kecil.

"Aku tahu Tuan Dewasa Aneh itu baik, tapi..." Klee cemberut lagi, "dia selalu bersikap kasar terhadap Kak Kaeya."

Oh. Kaeya tersenyum kecil, terharu akan sikap Klee. Perasaan hangat yang ada di dadanya kembali meluas.

"Sudah, sudah. Ayo kita jenguk Razor." Kaeya berdiri, mengulurkan salah satu tangannya untuk Klee gandeng. Sontak, Klee kembali tersenyum lebar, melupakan segala perasaan buruk terhadap Diluc tadi.

"Yeay! Kira-kira Razor makan siang apa ya?"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top