43
Ryn menguap dan mengucek matanya saat menyadari bahwa ada cahaya matahari yang mulai menyeruak masuk ke dalam kamarnya. Pagi kembali datang, bedanya, hari ini adalah hari pelatihannya bersama Samantha. Sebuah senyum tipis terbit di wajah Ryn. Ia segera turun dari tempat tidur dan mempersiapkan diri.
Berkali-kali matanya melirik ke arah jam yang di pasang di dinding kamarnya. Pukul tujuh nanti, ia sudah harus berada di lapangan dan melaksanakan pelatihannya.
"Kurang lima menit," gumamnya berusaha untuk tetap tenang karena ia masih belum selesai mengenakan pakaiannya. Setelah selesai, Ryn kembali dibuat panik karena ia lupa menaruh letak sepatunya. Kemarin, setelah berlatih dengan Nicholas, tenaganya terkuras habis dan membuatnya menaruh barangnya di segala tempat.
"Tiga menit lagi. Sial," umpatnya kesal.
Sepasang mata berwarna biru itu mulai menelusuri seluruh sudut ruangan itu. Hingga pada akhirnya, dewi Fortuna kembali membantunya. Salah satu sepatunya berada di atas lemari pakaiannya dan satunya lagi berada di bawah tempat tidur. Tanpa berkata apa-apa lagi, Ryn langsung menyambar keduanya dan memakainya.
"Satu menit," gumamnya sambil berusaha keras memikirkan cara, bagaimana caranya bisa ke lapangan dalam waktu satu menit.
Sebuah ide melintas di benaknya. Ryn tersenyum dan merapalkan mantra. Diambilnya sapu terbangnya dan tanpa aba-aba lagi, Ryn menerbangkan sapu terbangnya itu dengan kecepatan tinggi.
"Tidak mengecewakan!" serunya senang, karena ia berhasil sampai di lapangan dalam waktu empat puluh detik.
Samantha sudah menunggunya di sana. Ia mendongak dan melambaikan tangannya ke arah Ryn. Ryn pun membalas dan menghampirinya.
"Sudah siap dengan pelatihan hari ini?"
Ryn mengangguk mantap. Ia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk mempelajari kekuatannya. Semakin cepat ia menguasainya, semakin cepat pula ia dapat kembali dan melaksanakan tugasnya. Kali ini, ia tidak akan gagal, ia yakin itu.
"Bersiaplah, pemakaian kekuatan sihirmu yang baru saja lepas dari segel tidak akan menyulitkanmu. Kemarin kau juga sudah berlatih menggunakan duplikat senjata warisanmu, seharunya tidak ada masalah untuk menguasainya."
"Tapi kau harus ingat, menggunakan senjata itu tidak semudah yang kau kira tapi tidak sesusah yang kau bayangkan setelah kau mendengar perkataanku ini. Tetap konsentrasi dan rasakan kehadirannya. Intinya, setelah kau berhasil menguasainya, serang ibu tanpa ragu dan kita akan mulai pelatihannya."
Lagi-lagi Ryn mengangguk saat mendengarkan intruksi dari Samantha. Ia memejamkan mata dan menghirup napas sebanyak-banyaknya. Begitu ia membuka matanya, ia bisa melihat, sebuah Rapier bercahaya putih muncul di hadapannya. Senjata itu terasa memanggilnya. Ryn berjalan mantap dan memegang pedang itu menggunakan tangannya.
Ia terus berkonsentrasi meski di sekitarnya telah dipenuhi cahaya putih dan angin kencang. Ia ingin berteriak karena mendengar banyak bisikan yang berputar di kepalanya.
Bisikan itu berasal dari nyawa yang diambil jiwanya oleh senjata warisan itu. Meski sudah tahu bahwa hal itu akan terjadi, Ryn tetap saja merasakan bisikan itu begitu mengganggu dan membuat dirinya semakin terpojok karena bisikan-bisikan itu mulai memanggil namanya dan mengajaknya bergabung.
Senjata warisan ini dibuat khusus untuk ketujuh turunan malaikat dan iblis yang bertujuan untuk membasmi makhluk yang tidak taat pada pemerintahan mereka, jadi memang wajar nyawa yang direnggut paksa hidup tidak tenang dan menginginkan kebebasan.
"Jadi, Luna juga mengalami hal seperti ini?" geramnya berusaha tetap fokus agar tidak termakan oleh bisikan yang semakin keras memasuki indera pendengarannya.
"Kalian menjadi seperti ini karena kalian tidak taat. Kalian tidak memiliki hati dan serakah. Itu sebabnya hidup kalian tidak tenang dan terjebak dalam senjata seperti ini. Ijinkanlah aku ... yang ingin menggunakan kekuatan kalian untuk menyelamatkan dunia, dengan begitu kalian bisa hidup tenang, setelah menebus kesalahan kalian di masa lalu!" teriak Ryn kencang, berusaha mengalahkan banyaknya bisikan yang masih terus bermunculan.
"Ayolah, kumohon berhasil," gumam Ryn sambil memejamkan mata.
Hal terakhir yang ia dengar sebelum seluruh bisikan itu lenyap adalah, suara bisikan mereka, yang menyatakan bahwa mereka setuju dengan apa yang Ryn katakan.
Cahaya yang mengelilingi Ryn sirna dan menjadi satu dengan dirinya. Rambutnya sudah memutih dan badai salju mulai tercipta, sepertinya ketiga kekuatan Ryn mulai aktif dan turut membaur dengan kekuatan barunya.
Samantha tersenyum dan menyiapkan tongkat sihirnya. Setelah kekuatan Ryn aktif dan ia bisa mengendalikannya, maka pelatihan ini akan dinyatakan selesai dan Ryn sudah bisa menggunakan senjata barunya itu untuk mengimbangi kekuatannya dengan kekuatan Luna.
Ryn melesat dan menyambar Samantha dengan pedangnya yang mengeluarkan cahaya. Sedangkan Samantha dapat menghindari serangan tersebut dengan sekali hentakan dengan tongkat sihirnya.
"Kekuatanmu kuat, ini sudah lebih dari cukup untuk melawan Luna."
Ryn berteleportasi ke beberapa tempat untuk menyerang Samantha dengan cepat tapi sepertinya Samantha dapat membaca pergerakannya.
"Kekuatanku cukup langka. Aku dapat memprediksi apa yang akan kau lakukan padaku sebelum kau melakukannya. Dan perhitunganku benar, sungguh akurat," jelasnya sambil tersenyum miring.
Ryn menggeram dan memasang sayap. Ia terbang dan membuat ratusan panah es andalannya untuk mengelabui lawan. Ia kembali berpindah-pindah tempat dengan cepat, tidak lupa mencoba untuk menebas Samantha dengan senjata warisannya itu.
"Kalau ibu punya kekuatan untuk memprediksi gerak lawan, maka dibutuhkan waktu untuk memikirkan gerakan apa yang akan kuciptakan. Tidak akan kubiarkan pelatihan ini berujung sia-sia, aku akan mengalahkan kekuatan itu!" seru Ryn dengan semangat yang berkobar.
"Aku suka semangatmu," balas Samantha sambil mengacungkan tongkat sihirnya ke atas lalu merapalkan sejumlah mantra. Beberapa detik kemudian, tongkat sihir itu mengeluarkan salju dalam skala besar dan membuat semua yang berada di dekatnya terbang menjauh. Ryn tak sempat menghindari serangan dengan skala besar itu dan ikut terpental beberapa meter jauhnya.
Ryn berusaha untuk mengepakkan sayapnya lagi agar tidak terbentur benda keras di belakangnya.
"Sesuai sejarah yang dituliskan di buku, kekuatan ibu memang gila," geramnya sambil terbang menghindari panah es yang mulai meluncur ke arahnya.
"Bagaimana cara melumpuhkannya? Bahkan kekuatan ibu bisa sebesar itu walau hanya menggunakan tongkat sihir yang hanya bisa mengeluarkan tidak lebih dari setengah kekuatannya saja," gumamnya lagi sambil terus mencari cara agar ia bisa mengalahkan lawan duelnya kali ini.
Matanya terus mengawasi pergerakan ibunya. Napasnya terengah-engah membuat Ryn terpaksa harus memberi jeda sebelum kembali menyerang. Ryn menciptakan badai besar dan kembali menyerang Samantha dengan panah es. Ryn berteleportasi dengan cepat dan mulai menebas Samantha. Dengan begini, Samantha akan berusaha menghindari dua serangan, panah es dan tebasan pedangnya.
Rencana itu berhasil. Samantha mendapati sebuah goresan di bagian lengannya. Ryn segera menghentikan seluruh penyerangannya dan kembali ke wujud semula.
"Ibu tidak apa-apa?"
"Ini luka biasa. Ibu sering mendapatkan luka yang lebih dari ini," balasnya sambil menaruh tangannya di lukanya. Sedetik kemudian, tangannya mengeluarkan cahaya dan luka tersebut menutup sempurna.
"Tiga kombinasi kekuatan ibu sungguh mengesankan," seru Ryn takjub.
Samantha tertawa lepas lalu menjelaskan, "Sekuat-kuatnya aku, tetap saja aku punya kelemahan, sebagai bukti, aku kalah dan dibawa ke dimensi ini."
"Tapi buku itu tidak berbohong tentang kekuatan ibu," balas Ryn tidak mau kalah.
"Buku itu terlalu melebih-lebihkan. Kita semua spesial dan memiliki kekurangan masing-masing. Untuk mereka yang berkata yang kalah adalah yang lemah, sebenarnya itu kurang benar. Kita kalah bukan karena lemah, tapi karena lawanmu sudah mengetahui apa kelemahanmu."
Dan pelatihan duel hari itu dihabiskan dengan perbincangan ringan antara Ryn dan Samantha.
************************************
Published : 4 juni 2018
Revisioned : 06 September 2018
Yo kembali lagi Rina di sini\(^^)/
Aku mau mengabarkan kalau MW akan update setiap hari Senin dan Jumat sampai tamat \(^^)/
dan mulai sekarang per chapter aku kasih angka aja ya, aku dah mulai buntu waktu bikin judul tiap chapter.
Oh ya satu lagi, aku mau ganti judul karena judul MW ini terlalu mainstream. Boleh kasih saran buatku?
Magic guardians
Half blood
The balance of the world
Lainnya
Dipilih ya, buat yang lainnya, itu kalau kalian tidak setuju dengan pilihan-pilihan yang kusediakan. Mohon bantuannya^^
Oke sekian, terimakasih buat yang sudah menunggu MW sampai akhir, aku cinta kalian, karena tanpa kalian, MW tidak akan berakhir.
See you^_^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top