22

Catherine pov

"A- ada apa ini?" tanyaku dengan suara bergetar.

Aku benar-benar tidak tahu maksud dari pertemuan ini. Tapi perasaanku mulai tidak enak. Ada sekitar sepuluh yang ada di ruang ini dan aku sungguh tak percaya melihat siapa saja yang datang di pertemuan ini.
Ada hubungan apa mereka denganku?

"Duduklah Catherine."

Aku mengangguk kaku saat Leonore menyuruhku untuk duduk di sebuah kursi kosong, dekat dengannya.

Sesaat setelah aku berhasil duduk, Leonore tidak membuang-buang waktu untuk membuka pembicaraan diantara kami.

"Pertemuan ini hanya kami lakukan terhadap para White Witch yang terpercaya. Pertemuan ini ada hubungannya dengan keseimbangan dunia dan beberapa kasus yang tidak kita ketahui sebelumnya," ucap Leonore tegas.

"Kita akan membahas tentang seberapa berbahaya nya penyusup handal kita. Saya sendiri berharap kalian semua segera berhati-hati dengan adanya penyusup yang berhasil memata-matai kita selama beberapa tahun belakangan ini."

Aku mengernyit bingung. Masalah seperti ini tidak seharusnya aku yang mendengarkan 'kan? Aku bukan siapa-siapa di sini, jadi apa hubungannya? Kenapa aku diundang di pertemuan ini?

"Tapi sebelum membahas itu, kami semua ingin memberitahumu Catherine."

Reflek, aku menoleh. Aku merasa bahwa jantungku benar-benar terasa berdenyut kencang melebihi batas normalnya, juga kurasakan beberapa bulir-bulir keringat dingin yang turun dengan derasnya membuatku semakin terlihat gugup.

Aku memandang bingung semua pasang mata yang mulai melihatku dengan tatapan yang tidak kumengerti sama sekali. Sekali lagi, aku ingin berteriak kencang, ada apa ini?

"Tidak usah tegang begitu Ryn. Kabar ini, tujuannya untuk meluruskan segalanya."

Lagi-lagi aku hanya bisa mengangguk merespon ucapan miss Phina yang berusaha mengeluarkan kami dari suasana canggung.

"Baiklah ... jadi ada apa denganku?"
tanyaku berusaha tenang.

"Siapa yang akan menjelaskan?"

"Biar saya saja yang menjelaskan."

"Jadi Catherine ... apakah kau pernah tahu bahwa dirimu ini ... dirimu ini seorang half blood?"

Apa!? Half blood? Batinku menjerit tak karuan.

Hampir aku memekik kencang tapi segera kutahan karena ini tempat umum. Kata half blood terus menerus berputar dipikiranku, membuatku sedikit merasakan pusing.

"Aku seorang half blood?"

"Euh ... sampai mana kita tadi?" tanyaku berusaha memecah keheningan dan membuyarkan seluruh tatapan mereka yang tidak aku ketahui apa maksudnya.

"Jadi seperti ini. kau harus menerima fakta itu apapun kondisinya. Kita telah kehilangan banyak waktu dan waktu kita terus berkurang seiring berjalannya waktu. Jadi, mau tidak mau kami harus memberitahumu perihal masalah ini, bahwa kau termasuk orang yang berpengaruh disini. Kami percaya bahwa seorang Half Blood tidak membahayakan keseimbangan dunia ini. Semua pengertian kita selama ini tentang Half Blood salah dan Tata memberi penjelasan pada kita bahwa hal tersebut tidak benar."

"Tata?"

"Ya ... Tata juga seorang Half Blood dan beberapa anak di sebelahnya itu juga seorang half blood."

"Mereka? Tapi ... tapi bukankah ... apakah half blood begitu banyak di sini?"

Tiffany mengangguk yang hanya bisa kubalas dengan tatapan pasrah.Haruskah aku terlahir sebagai seorang half blood?

"Ryn. Sbaiknya tidak usah kau pikirkan lebih jauh. Keadaanmu justru sangat menguntungkan kami. Sebaiknya kita harus lebih cepat lagi untuk membahas topik selanjutnya. Pertemuan ini sangat rahasia dan jangan sampai ada berita tentang pertemuan ini yang bocor mengerti?"

Kami semua mengangguk menyetujui. Bagaimanapun juga kami membahas topik sensitif yang dapat mempengaruhi keselamatan para White Witch sendiri.

"Kita lanjutkan tentang penyusup kita."

"Dia sangat berbahaya dan keberadaannya sudah lama disini tanpa kita ketahui jejaknya. Karena Dark Knight sudah mulai mengancam kita, kita harus waspada, karena penyusup itu sudah mengetahui berbagai informasi dan perkembangan tentang White Witch sendiri."

"Jadi, haruskah kita mengibarkan bendera perang?" tanya Tata.

"Kalau pun kita ingin mengibarkannya, saya rasa kita belum cukup kuat untuk mengimbangi kekuatan mereka. Kita tidak bisa melakukan itu."

"Jadi apa yang harus kita lakukan?"

"Merahasiakannya dan biarkan penyusup itu tetap di sini tanpa mencurigai apapun tentang kita."

"Bukankah lebih baik kita mengusirnya terlebih dahulu?" tanya Tata bingung.

"Kurasa Leonore benar."

Mereka semua menoleh ke arahku yang membuatku kembali mengumpat dalam hati karena harus menjadi pusat perhatian untuk kesekian kalinya.

"Apa maksudmu Ryn?" tanya Tata.

"Leonore memang benar. Menurutku, kalau kita mengumumkan dan mengusir penyusup itu darisini, maka dia sudah tahu bahwa ia sudah ketahuan dan akan kembali ke Dark Knight.
Dark Knight yang tahu penyusupnya sudah ketahuan pasti akan mengibarkan bendera perang dan sudah pasti kita tidak bisa Melawan mereka."

"Ryn benar. Saya bermaksud untuk melatih kalian lebih baik lagi dan tidak ada kata bersantai lagi setelah ini. Kita sudah tertinggal jauh, jadi kita memang harus merahasiakannya dan berlatih mengembangkan kekuatan kita secara diam-diam, agar ketika mereka benar-benar menyerang kita, kita sudah siap."

Kami mengangguk setuju atas usulan Leonore. Lebih baik seperti itu agar kami bisa mengimbangi kekuatan Dark Knight.
Sulit sekali untuk mengatakan bahwa kita mampu melawan mereka karena menurut kami, pasukan Dark Knight mencakup dua kali lebih banyak dari pasukan White Witch sendiri.

Menurut buku yang sudah kubaca, seseorang yang terlahir sebagai pasukan Dark Knight, mereka memiliki kekuatan yang sama seperti kami, pembagian kekuatan sesuai dengan cahaya bedanya, mereka lahir dengan kekuatan hitam khasnya klan mereka.

Ada rumor yang beredar bahwa seorang Half Blood dapat membahayakan keseimbangan dunia apalagi kalau dia terlahir di kubu Dark Knight. Kekuatan mereka akan berlipat ganda karena kekuatan tersebut merupakan hasil kombinasi dari penyihir dengan iblis.

Hal itu mustahil untuk ada karena Half Blood dilarang ada di dunia ini bukan? Tapi setelah mengetahui bahwa ada banyak White Witch yang merupakan Half Blood termasuk aku sendiri, tidak menutup kemungkinan bahwa ada beberapa Half Blood di Dark Knight.

"Jadi selama ini, siapa penyusup kita ini?" tanyaku bingung.

"Aku tidak tahu harus berkata apa-apa lagi dan aku ingin meminta maaf padamu Ryn. Penyusup kita adalah Luna."

"Tata? Bukankah ... bukankah kau--"

"Tidak! Aku bukan temannya dan aku bukan anak buahnya! Aku minta maaf dengan perlakuanku padamu tapi itu bukan atas kemauan hatiku sendiri. Dia akan membunuh ibuku jika aku menolak untuk menjahatimu. Tapi aku bersumpah aku tidak seperti itu. Aku sudah tergabung dalam tim ... Aahh!"

"Ada apa?"

"Maaf. Tiffany tidak sengaja menginjak kakiku."

"Tidak usah dilanjutkan. Aku yang akan melanjutkannya ya Ryn," potong Tiffany dengan wajah tenang meski aku tahu ada nada panik dalam nada bicaranya.

"Karena ini adalah masalah pribadi,jadi kita akan bahas tentang itu nanti. yang terpenting kau sudah tahu kalau Tata tidak bersama Luna dan hanya bahan ancaman Luna saja. Kau mengerti?"

"Baiklah aku mengerti. Maaf atas keraguanku dan sempat tidak percaya pada Tata," jawabku ragu.

Jujur aku masih penasaran dengan kelanjutan cerita Tata.

"Lalu, kita harus bagaimana?" tanya Jack yang berhasil membuatku agak kesal. Kenapa ia melanjutkan topik lain? Padahal aku masih ingin mendengar penjelasan Tata.

Apa pun itu, aku tetap punya trauma dengannya. Bukankah dia yang membuatku tersesat di hutan? Kalau pun bukan, aku tetap tidak akan menyalahkan perasaanku yang merasa bahwa Tata yang membawa malapetaka padaku hari itu.

"Kita akan buat tim khusus. Kalau mereka bisa menyusup ke sini, kenapa tidak kita juga melakukan hal yang sama?" usul Leonore.

"Apa itu tidak berbahaya?"

"Kita hanya bisa menyusul beberapa hari saja, aku akan menperhitungkannya."

"Baik kalau tidak ada yang dibahas lagi, saya tutup pertemuan kali ini."

"Tunggu! Saya ingin bertanya."

"Ada apa Ryn?"

"Itu ... kalau aku seorang half blood, siapa orang tuaku?"

Aku bersusah payah untuk menjaga suaraku agar tidak bergetar saat bertanya. Inilah saatnya aku bisa mendengar siapa nama orang tuaku dan siapa mereka.

Lagi-lagi aku menjadi pusat perhatian dan kali ini membuat jantungku berdebar kencang. Siapa? Siapa orang tuaku?

"Ryn ... kau siap tidak, saat mendengarnya?"

"Tentu. Aku harus siap."

"Ibumu orang yang berpengaruh di sini. Dia seorang Guardians dulunya. Kau pasti mengetahuinya."

Aku mulai berpikir keras.

Salah satu Guardians?
Orang berpengaruh?
Siapa?
Satu nama tiba-tiba melintas di benakku. Keringat dingin mulai menetes dan jantungku semakin berdebar.

Mungkinkah?

************************************

Published : 12 januari 2018
Revisioned : 25 Agustus 2018

Hai hai my lovely readers^^

Maafkan aku ini sudah ku publish tadi pagi tapi kayaknya gak ke publish ya?

Ini sudah ku publish lagi, apa sudah ada?

Sebentar lagi akan masuk konflik pertamanya kok tenang saja...

Maafkan Rina ya karna Rina hanya bisa update seminggu sekali.
Terimakasih untuk vote dan komennya juga^^

Oke jadi bagaimana ceritanya?

Mulai dari part ini aku membenarkan tanda baca setelah mendapat saran dari pembaca tercinta^^

Oke sekian, see you next week.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top