19

"Fany! Tolong salin data yang ini! Antarkan semua data ini ke ruang miss Sheila nanti, paling lambat jam tiga sore," ujar miss Rose sambil membenarkan letak kaca matanya.

Tiffany mengangguk paham lalu buru-buru masuk ke dalam perpustakaan dan mulai menghitung data yang akan ia salin.

"Seratus dua puluh delapan data yang perlu di cetak ulang. Buat apa semua ini?" gerutu Tiffany sambil terus memelototi tumpukan dokumen yang diberikan miss Rose tadi.

"Data siaran televisi atau apa?" Kali ini ia membolak-balik selembar data dan membacanya, mencoba mencerna apa isinya.

"Sepertinya iya," gumamnya lagi, kembali berbicara dengan dirinya sendiri.

Sambil menghela napas pasrah, ia mulai menata ulang dokumen dan mulai menaruhnya di meja kerjanya.

Sambil memulai mencetak ulang, ia membaca dokumen itu satu persatu.
Beberapa data dalam dokumen itu sudah ia ketahui karena ia sendiri yang menjadi mata-mata, lalu memberikan informasi itu pada miss Sheila, tentunya untuk diberitakan di televisi.

Entah kenapa miss Sheila menginginkan data itu dicetak ulang. Memang sebagian besar ada yang kertasnya lumayan usang, sebagiannya lagi ada yang masih rapi dan kualitasnya terjamin, jadi cukup mengherankan saja jika dokumen itu harus dicetak ulang.

Salah satu berita sempat menarik perhatian Tiffany. Sambil menunggu, ia mulai membaca berita itu.

Mencurigakan. Ini dia white witch tanpa asal usul.

Demikian judul berita yang membuat Tiffany mengerutkan kening dan semakin tertarik untuk membaca lebih lanjut.

Berita kali ini kami siarkan hanya pada kalangan para guru saja. Alasannya karena berita ini mampu menimbulkan kontroversi di antara white witch lainnya, yang kemungkinan besar bisa menyebabkan kesalah pahaman jika berita ini tersebar luas.

Kami memutuskan untuk menjemput kembali para white witch yang tinggal di dimensi manusia karena sudah saatnya kita membangun kembali white witch yang sudah hampir punah akibat perang besar itu.

Namun, hal yang mengejutkan terjadi. Kami sangat bingung, karena anak ini datang secara tiba-tiba dan menyatakan bahwa dirinya adalah bagian dari kami. Dengan wajah polosnya itu ia mengatakan bahwa dirinya abnormal, dalam arti memiliki kekuatan. Kekuatannya cukup istimewa. Ia seorang controller dan saat ini baru ada dua anak termasuk dirinya yang mempunyai kekuatan tersebut.

Namanya tidak ada di data, tapi bisa jadi kami telah melakukan kesalahan sebelumnya. Dari data-data yang ada, nama anak itu tidak pernah tercantum dalam data termasuk nama orang tuanya dan asal tempat tinggalnya. Tetapi karena ia memiliki kekuatan dan kekuatannya sangat dibutuhkan, kami memutuskan untuk tidak ambil pusing dengan masalah data tersebut.

Kami menerima anak itu dengan sepenuh hati kami dan memasukkan data baru tentang anak itu. Jika ada yang kurang setuju dengan kebijakan kami, kami mohon kehadirannya di ruang rapat agar kita dapat mendiskusikannya lebih lanjut.

Wajah Tiffany memerah dan hampir saja ia menyobek kertas itu kalau saja dia tidak sadar bahwa kertas ini harus dicetak ulang. Dengan wajah masam, ia pun kembali ke pekerjaannya dan buru-buru menenangkan diri.

Merasa tidak tenang, akhirnya ia menghubungi Dave dan menyuruh Dave menemuinya di perpustakaan. Sebenarnya ia bisa membicarakan hal ini dengan Carl, karena Carl bukanlah anak yang dengan mudahnya menbocorkan rahasia. Tapi dengan keadaan seperti ini, akan lebih baik jika membicarakannya langsung dengan Dave.

"Ada apa Fany?"

"Ada sesuatu yang penting."

"Apa yang kita bicarakan selalu penting kan? Bukan begitu?"

"Dave! Aku serius."

"Kenapa kau tidak bilang ke teman barumu itu saja?"

"Dave ... kau ini kenapa? Kali ini aku perlu bicara dengan yang namanya Dave ... bukan Tata."

"Jam berapa?"

"Sekarang."

Lalu sambungan telepon terputus begitu saja.

***

"Jadi ada apa?"

"Masalah kita makin lama makin rumit saja. Coba kau lihat berita ini," kata Fany sambil menyerahkan kertas usang itu kepada Dave.

Dave menerimanya lalu mulai membaca. Selama membaca, ia terlihat serius, sesekali ia juga mengerutkan kening.

"Berita rahasia ya? kenapa harus dirahasiakan?"

"Aku tidak tahu. Menurutku, hal itu wajar saja jika dirahasiakan."

"Menurutku tidak. Para guru terkesan menyembunyikan fakta tentang ini. Kalaupun perlu didiskusikan, seharusnya mereka juga mendiskusikannya dengan White Witch lainnya," jawab Dave.

Tiffany tampak berpikir sejenak lalu mengangguk pelan.

"Bagaimana tanggapanmu tentang ini?"

"Aku tidak tahu harus bilang apa tapi kurasa kita perlu bersiap. Rahasiakan hal ini sementara. Oh ya! satu lagi."

"Apa?"

"Kita perlu mendiskusikan ini dengan ibumu."

***

"Catherine ... kau sudah bisa naik ke tingkat 6. Tapi tetap saja saya yang akan menjadi gurumu. Rara juga memiliki banyak kemajuan, jadi mulai besok kita akan berlatih lebih dalam tentang teknik serang."

Ryn mengangguk senang. Setidaknya dia sudah bisa menguasai beberapa teknik menggunakan kekuatannya.

"Sampai saat ini kamu masih memiliki satu kekuatan saja ya?"

"Iya miss."

"Bukannya cahayamu putih?"

"Iya, tapi sampai saat ini hanya ada satu."

"Kejadian aneh lagi, tapi tidak apa. Kekuatanmu yang satu itu sangat kuat, walau pun kau cukup sulit untuk mengendalikannya. Kau bahkan takut dengan kekuatanmu sendiri. Itu merupakan hal yang wajar, tapi sebaiknya cepat hilangkan rasa takutmu itu. Kekuatanmu akan bertambah kuat jika kau bisa mengendalikannya dengan baik. Semangat!"

"Terima kasih atas sarannya miss. Ngomong-ngomong, apa anda bisa menjelaskan tentang pembagian dimensi di dunia ini?"

"Ada apa?"

"Maksud saya kenapa hal seperti ini bisa terjadi."

"Masalah pokoknya Ryn, Kita perlu menyeimbangkan dunia ini. Portal antar dunia akan terbuka jika dunia ini sudah tidak seimbang lagi."

"Bagaimana caranya menyeimbangkannya?"

"Dengan menjaga populasi kita. Jangan sampai terjadi peperangan dan saling menjaga diri. ketika perang terjadi, sampai kegelapan yang menguasai kita, otomatis portal ikut rusak, dan entah apa jadinya dunia ini."

"Bukannya dengan adanya half blood dapat menghancurkan keseimbangan dunia?"

"Tentu saja tidak. Dari mana kau tahu tentang itu?" tanya miss Phina heran.

"Saya pernah membacanya miss."

"Tentang half blood, itu tidak benar. Yang terpenting, jangan sampai kegelapan yang menguasai dunia ini. Kegelapan selalu berhubungan dengan kejahatan, kehancuran. Mereka yang akan menghancurkan kita semua termasuk manusia-manusia yang tidak bersalah itu."

"Maksud miss ... jangan sampai Dark knigt yang menguasai dunia ini?"

"Tentu saja. Mereka juga mendapatkan bantuan dari si pemilik kekuatan hitam. Bantuan iblis."

"Para white witch dimohon berkumpul di aula. Pasukan datang menyerang, cepat persiapkan diri kalian," suara Leonore terdengar di seluruh penjuru akademi.

Ryn menoleh ke sumber suara lalu kembali melihat miss Phina.
Miss Phina mengangguk, bendera perang telah dikibarkan. Dark Knight telah mempersiapkan pasukannya. Kini, saatnya white witch mempertahankan diri.

***

"Para white witch dimohon berkumpul di aula. Pasukan datang menyerang, cepat persiapkan diri kalian."

Tiffany dan Dave saling berpandangan.

"Sial! Kenapa harus sekarang?!"

"Kita harus bergegas. Kita sudah telat."

Dave mengangguk seruju dengan pernyataan Tiffany.

"Berita ini sudah tidak diperlukan lagi. Kita sudah telat, mereka datang duluan sebelum kita menyebarkan berita ini," desis Dave sambil merobek kertas itu menjadi bagian bagian kecil.

************************************

Published: 29 December 2017
Revisioned : 23 Agustus 2018

Hola my lovely readers^^

Huaaa maafkan aku karena cerita ini cuma 1021 kata.. maafkan ini chapter terpendek yang pernah aku buat selama ini -_

Oke.. disini aku kembali berterimakasih pada kalian yang sudah mau vote dan komen ^^

see you next year ^^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top