16

Ryn segera membuat panah tajam dari es dan menghujamkannya di sekujur tubuh monster air itu. Tak lama kemudian, monster itu hilang menjadi butiran salju dan mengeluarkan sepucuk kertas yang ternyata berisi petunjuk selanjutnya.

Ryn kembali membantu Jack untuk mengusir makhluk baru yang hampir saja membuat nyawanya melayang.

Namun, lumayan susah untuk melumpuhkan yang satu itu, karena monster itu sempat mengeluarkan kekuatannya. Reflek Ryn membuat tameng transparan dari es dan mulai menyerang monster berkekuatan api itu dengan kekuatannya.

Sangat susah bagi mereka berempat untuk menaklukan monster yang satu ini. Apa lagi monster lainnya juga mulai berdatangan dan mengepung mereka.
Mereka semakin kewalahan, hingga akhirnya kertas petunjuk itu jatuh dari tangan Ryn.

Kertas itu terbang dan jatuh di dekat Tata.

"Tata ... kertas petunjuknya ada di sebelahmu!" teriak Ryn kencang sambil membuat tameng transparan yang lebih besar.

Tata mengangguk cepat namun sesuatu membuat mereka berempat makin panik. Perlahan tapi pasti, tanah yang mereka pijak terbelah menjadi dua, memisahkan mereka berempat. Sedangkan kertas petunjuk itu masih berdekatan dengan Tata.

"Tata ... ambil kertasnya!" seru Ryn lagi, kali ini lebih keras.

Setelah itu semua terjadi, tanah yang menjadi dasar pijakan mereka benar-benar terbelah menjadi dua. Jack bersama Ryn sedangkan Bob bersama Tata.

"Kita tidak bisa bertahan lama. Kita harus keluar dari sini. Kau sudah membaca petunjuknya 'kan?"

"Ya ... kau benar," jawab Ryn dan membekukan kedua monster yang menyerang mereka. Tak mau menyia-nyiakan waktu, mereka berdua langsung berlari ke dalam hutan yang semakin gelap agar tidak terlihat lagi oleh para monster.

"Bagaimana dengan Tata dan Bob?" tanya Ryn khawatir.

"Kita bisa bertemu dengan mereka nanti. Mereka membawa petunjuknya 'kan?" jawab Jack tenang.

Jawabannya itu memang sedikit membuat Ryn merasa lebih baik, tapi ia memiliki firasat buruk yang tak mungkin bisa ia ungkapkan pada sembarang orang.

***

"Tata ... kita harus mencari tempat aman," ujar Bob sambil mempertahankan tameng yang ia buat.

Tata mengangguk cepat lalu berusaha mengambil kertas yang tidak jauh dari jangkauannya. Tata berhasil mengambil kertas itu dan bertepatan dengan itu tameng yang dibuat Bob pecah. Seakan mimpi buruk telah datang menghampiri mereka, mereka harus menyaksikan kertas itu terbakar karena terkena kekuatan monster itu.

"Kita pergi dari sini sekarang!" seru Tata lalu memegang tangan Bob dan mulai berlari menjauh.

Beberapa saat kemudian, mereka berhenti berlari di tempat yang penuh dengan pepohonan tua.

"Kau membawa kertas petunjuknya kan?" tanya Bob.

Tata mengangguk cemas. "Tapi bagian bawah kertasnya terbakar. Hanya sebagian saja yang bisa kita lihat. Di sini hanya tertulis, petunjuk selanjutnya terdapat di sebuah rumah pohon yang ada di bagian timur dari tempat-- hanya segitu saja!" pekiknya.

"Haruskah kita berjalan ke arah sana?" tanya Bob sambil menunjuk arah dengan tidak yakin.

"Yang benar saja ... ini gila!" jawab Tata sambil terus memandangi kertas itu.

Tata menoleh pada Bob lalu memicingkan mata. "Sekarang, bagaimana menurutmu?"

"Berjalan ke arah timur?"

"Setidaknya masih ada harapan bagi Ryn dan Jack. Kalau kita tidak berhasil dan mereka berhasil kita tetap akan tertarik keluar bukan?" balas Tata pasrah yang hanya dibalas Bob dengan satu anggukan kepala tanda ia menyetujui apa yang dikatakannya.

***

"Di kertas itu tertulis, petunjuk selanjutnya terdapat di sebuah rumah pohon yang ada di bagian timur dari tempat akhir aliran sungai tempat kau menemukan kertas ini. Tanda adanya rumah pohon adalah dengan adanya taman bunga disekitar rumah tersebut. Siapa yang bekerja keras, berani mendapatkan resiko dan memiliki semangat hidup, kalian akan menemukannya," kata Ryn sambil terus mengingat kata kata yang tertulis dalam petunjuk itu.

"Itu artinya kita harus menemukan sungai itu," kata Jack pada akhirnya.
Ryn mengangguk tanda setuju.

"Kita istirahat dulu di sini," putus Jack tiba-tiba.

"Sekarang?" tanya Ryn heran.

"Kau bahkan belum tidur. Masih ingin jalan?" tanyanya datar.

"Agar cepat sampai ... kita jalan saja sekarang," jawab Ryn kurang setuju dengan gagasan Jack.

"Tidak! Kita tidak akan jalan sebelum istirahat. Mengerti?" Suaranya meninggi yang sukses membuat Ryn bergidik ngeri. Rupa Jack saat marah cukup menyeramkan juga.

"Baik. Kita istirahat sekarang," jawab Ryn sambil berusaha tidur setelah bersandar di sebuah batang pohon.

***

"Ryn, bangun ... sudah pagi," kata Jack berusaha membangunkanku.

"Ya?" jawabnya bingung.

"Kita lanjutkan perjalanan sekarang."

Ryn membuka mata dan melihat bahwa matahari telah memancarkan cahayanya.

"Apa aku telat bangun?" tanyanya panik.

"Tidak ... sebaiknya kita lanjutkan perjalanan sekarang," jawabnya.

Ryn berdiri dan menghirup udara segar sambil sesekali melirik ke arah Jack yang sedang meracik ramuan.

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanyanya penasaran.

"Kau 'kan bisa tahu nanti," jawabnya datar.

Ryn menghela napas lalu kembali melihat-lihat daerah sekitar sambil mecuri-curi pandang melihat Jack yang sedang sibuk meracik ramuan.

"Selesai," gumam Jack sambil memasang sesuatu di punggung Ryn yang membuatnya tersentak kaget.

"Apa ini?" Pekiknya kaget.

"Sayap," jawab Jack sambil memperlihatkan sayap yang ada dipunggungnya.

"Bagaimana cara membuatnya? Kau pintar sekali meracik ramuan ya?"

"Kenapa? Ini hal yang biasa saja. Kau saja yang tidak bisa membuatnya," jawab Jack sambil tersenyum mengejek.

Jawabannya itu membuat Ryn teringat akan sesuatu. Ingatannya melayang dimana ia lulus dari tingkat 2 bukan dengan usahanya sendiri melainkan bantuan orang lain.

"Jadi sayap ini kita pakai untuk apa?" tanya Ryn mengalihkan topik.

"Tentu saja untuk terbang."

"Bukan itu maksudku. Buat apa kita harus terbang?" tanyanya makin bingung.

"Agar cepat sampai, Ryn. Kau ini tidak pernah berubah ya?" jawab Jack yang makin membuat Ryn bingung.

"Berubah apa?" tanyanya heran.

"Sudahlah ... kau tahu cara terbang 'kan?" tanyanya yang langsung dibalas dengan gelengan kepala Ryn.

"Cara memakai sayap sama seperti memakai sapu terbang. Perlu fokus dan mengucapkan mantra. Lalu mengendalikannya."

Ryn mengikuti prosedur yang diberikan Jack dan berhasil terbang.
Tapi, ia terbang tak tentu arah sehingga Jack datang menyusul dan memeganginya.

"Fokus Ryn. Jangan begitu terbangnya. Kau bisa menubruk sesuatu."

Ia berusaha fokus tapi inilah yang terjadi. Kecepatan terbangnya tidak seimbang sehingga mereka berdua terlihat seperti bekejar-kejaran.

"Kita mendarat sebentar lagi. Itu sudah terlihat ujung sungainya," perintah Jack yang langsung membuatnya oleng karena konsentrasinya hilang.

Bruk!

Ryn terjatuh dan kali ini ia benar-benar menyentuh tanah tanpa bantuan apa-apa yang membuat kepalanya berputar dengan jutaan bintang yang mengganggu penglihatannya.

"Ryn kau tidak apa?" tanya Jack memastikan.

"Kurasa memang tidak apa-apa?" jawabnya berusaha tenang dan berjuang untuk tidak pingsan.

"Siapa tadi yang melempar barang!?" tanya Jack murka.

"Kau ini bertanya dengan siapa? Tidak ada orang tahu."

"Tentu saja ada. Mereka bersembunyi. Mereka yang melempar sesuatu padamu," jawabnya dingin.

Ryn kembali mengendikkan bahu cuek sampai ada gadis berambut ungu tua datang, menampakkan dirinya dari tempat persembunyiannya.

Ia menyeringai, "Membelanya huh?" tanyanya sinis.

"Jadi kau yang melemparnya? Kau bisa membuatnya keluar dari arena pertandingan!" Jack membalas perkataan Luna tak kalah sinis.

"Apa masalahnya denganmu? Aku sedang ada masalah dengan gadis jelek itu. Dia junior yang tidak tahu diri. Dia bahkan merebut posisiku sebagai gadis populer! Setidaknya aku ingin membuktikan apa ia pantas berada di posisiku!" teriaknya marah.

Luna segera membuat arena duel dan menantang Ryn untuk berduel dengannya.

"Kita lihat, siapa yang terlempar keluar," desisnya sambil tersenyum meremehkan.

************************************

Published : 18 december 2017
Revisioned : 22 Agustus 2018

Hai^^

Wah akhirnya aku bisa update juga diluar jadwal. Fyuhh~~

terimakasih juga buat vote dan komennya..

jadi sekarang, Rina mau ngumumin sesuatu..

Jadi begini *ekhem*













































































Rina mau mengumumkan kalau jadwal update ditambah jadi setiap senin dan jumat..

Tapi hanya berlaku pas liburan aja ya...
soalnya kalau sudah masuk sekolah jadwal kegiatan pasti kembali seperti semula dan otomatis jadwal update juga kembali ke awal.

Jadi bagaimana?

Setidaknya aku belum pernah ingkar janji dengan jadwal update ku jadi jangan takut karena aku pasti akan update setiap hari senin dan jumat *khusus waktu liburan saja*

Ok?

sudah segitu aja...

See you~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top