14

Selama seminggu ini, Tiffany, Dave, Tata, Jack, ditambah Elena sibuk mempersiapkan rencana mereka. Mau tidak mau, mereka harus berhasil membujuk miss Sheila untuk mengizinkan mereka, ke dunia manusia.

"Jadi, semisal kita diperbolehkan, siapa yang akan ke dunia manusia?"

"Menurutku, Tiffany dan Dave yang akan berangkat. Kalau Tata yang berangkat, itu bisa menimbulkan pertanyaan besar bagi Luna. Sebaiknya kita bersikap normal, sementara itu Tiffany dan Dave ke dunia manusia," usul Elena.

Yang lain tampak setuju. Lagi pula siapa yang akan peduli jika Tiffany dan Dave yang pergi ke dunia manusia? Mereka berdua sering bertugas ke sana untuk menjadi mata-mata. Jadi tidak akan timbul kecurigaan jika mereka yang berangkat.

"Baik ... kalau begitu kita ke ruangan miss Sheila sekarang."

Tiffany dan Dave bergegas menuju ruangan miss Sheila. Mereka mengetuk pintu dan saat terdengar jawaban dari dalam, mereka langsung membuka pintu tersebut tanpa disuruh dua kali.

"Ada laporan apa?"

"Kamu hendak pergi ke dimensi manusia, Miss."

"Ke dimensi manusia?" tanya miss Sheila heran.

"Saya dan Dave bersedia untuk ke dimensi manusia, kembali menjadi seorang mata-mata."

"Itu tidak penting Tiffany. Ada apa kau tiba-tiba ingin ke sana?"

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya merasa ada yang tidak baik. Aku dan Dave akan segera kembali setelah memastikan di sana tidak ada apa-apa."

"Waktu kalian hanya sepuluh jam. Apa sudah cukup?"

"Itu sudah lebih dari cukup. Kami sangat berterima kasih jika miss benar-benar mengizinkan kami."

"Baiklah ... jangan langgar janjimu. Ingat, hanya sepuluh jam."

"Tentu saja. Terima kasih miss."

***

"Untuk Tiffany dan Dave, pastikan kalian mendapatkan folder anak hilang yang ada. Kita perlu menyocokkan data yang ada di dimensi manusia dengan data penerimaan penyihir baru di sini."

"Itu tugas yang cukup mudah ... lagi pula kita tidak perlu menyamar. Iya kan, Dave?"

Dave mengangguk sedangkan Tata memutar bola mata.

"Cepat lakukan tugasnya ... aku rasa Luna sudah mulai mencariku."

"Tentu saja ... semoga rencana kita berjalan lancar," respon Elena.

Mereka pun membubarkan diri dan berjalan ke tempat tujuan mereka masing-masing.

"Kau siap Dave?"

"Tentu saja aku siap. Aku selalu siap Tiffany."

Tanpa berkata apa-apa lagi, Tiffany membuka portal dan menggenggam tangan Dave. Mereka berdua masuk ke dalam portal yang akan membawa mereka kembali ke dimensi yang berbeda tanpa terlihat oleh indra penglihatan manusia.

***

Tiffany dan Dave memeriksa daftar anak hilang dan menyalin dokumen itu di berbagai tempat yang sudah ditetapkan sebagai penyimpan data warga-warga yang hilang. Cukup mudah bagi mereka untuk melakukan tugas itu. Kolaborasi dari kedua kekuatan yang mereka miliki, menghilang dan teleportasi sangat membantu mereka dalam hal seperti ini.

Setelah lima jam menyalin dokumen mereka kembali ke akademi. Cukup melelahkan tetapi hasil yang mereka dapatkan cukup memuaskan. Mereka tidak akan menyia-nyiakan waktu sedikit pun untuk masalah ini. Semakin cepat terungkap, semakin cepat kebenaran yang akan menggantikan segala kebohongan dan kesalah pahaman yang ada.

"Berita buruk," kata Jack dengan suara khasnya yang datar itu.

Tiffany menengadah dan melihat Jack dengan tatapan heran.

"Apa yang buruk?"

"Dark Knight dikabarkan akan menyerang."

"Dari mana kau mendapat informasi itu?"

"Dari ibumu."

"Apa-apaan? Apa maksudmu?" Tiffany makin bingung karena Jack yang menyangkut pautkan hal seperti ini dengan ibunya.

"Kurang jelas?"

"Ya. Jelaskan dengan terperinci."

"Aku mendengar. Ibumu menerima pesan dari Dark Knight. Mereka kembali."

"Apa hanya segitu saja informasi terperincimu? Apa dengan sepuluh kata aku bisa mengerti apa maksudmu?"

"Cerewet."

"Terserah. Masalah yang tadi biar aku sendiri yang akan menanyakannya nanti. Kemungkinan para guru sedang rapat saat ini. Menurutku, pesan itu menjelaskan tentang penyerangan mendadak mereka beberapa hari yang lalu."

Sebagai balasannya, Jack hanya mengangguk dan berjalan meninggalkan Tiffany.

Tiffany mendengus kesal sambil merutuki Jack berulang kali. Di saat suasana hatinya sedang buruk karena situasi genting seperti ini, keberadaan Jack selalu membuatnya semakin kesal.

***

"Ryn! Lihat ini. Aku mendapatkan surat ini di dalam kotak pos," teriak Irene sambil berlari penuh semangat ke arah Ryn. Ryn hanya menoleh malas melihat teman sekamarnya yang sudah heboh sendiri.

"Ada apa?"

"Ini Ryn ... lihat ini!" teriaknya lagi.

"Aku mendengarmu jadi tidak perlu berteriak. Lama-lama kau jadi mirip Kayla," respon Ryn sambil meraih kertas yang diributkan Irene.

"Ayo baca dulu beritanya. Aku heboh karena membaca beritanya."

Ryn mengalah dan mulai membaca isi kertas yang sedari tadi diributkan oleh Irene.

Untuk semua murid Aracelia Academy,

Saya ingin menyampaikan berita bahwa kalian semua akan mengikuti acara berupa permainan lama yang sudah menjadi tradisi kita, pada hari minggu sampai tiga hari ke depannya. saya berharap semua anak mengikutinya.
Kita memberi waktu permainan ini selama tiga hari dan siapa yang paling cepat mendapatkan bunga mawar emas akan memenangkan permainan ini. Untuk informasi selanjutnya bisa kalian dapatkan setelah mendaftarkan diri mengikuti permainan ini.
Ingat! Tujuan dari permainan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kita dalam bertahan hidup dan mengontrol kekuatan kita.

Leonore

"Aku tidak tahu harus berbuat apa setelah membaca berita ini."

"Apa? kenapa kau tidak terkejut?" tanya Irene heran.

"Apa maksudmu? Haruskah aku terkejut sekarang?"

"Tidak. bukan itu maksudku. Apa kau tidak tahu tentang permainan ini?"

Ryn menggeleng cepat sebagai jawabannya.

"Permainan ini dibuat agar kita bisa saling berkompetisi sekaligus mengukur kekuatan kita, seberapa kuat kita dan seberapa cermatnya kita memecahkan teka-teki yang ada."

"Lalu, di mana kita akan melakukan permainan itu?" tanya Ryn mulai tertarik.

"Teknologi di sini sudah canggih Ryn. Kita tidak perlu tempat, kita hanya perlu memiliki kekuatan, dan tekad untuk menemukan bunga mawar emas itu. Kita akan masuk dalam sebuah ilusi yang sudah diciptakan oleh para panitia perlombaan dan mulai berlomba mencari bunga mawar emas yang entah akan tumbuh di mana.
kita diharuskan untuk bertahan ketika kita diserang oleh penyihir lain. Menurutku, akan lebih baik jika kita kabur saja. Karena, jika kita sampai pingsan atau detak jantungmu lemah, kita akan terlempar keluar dari zona permainan secara otomatis.
Itu artinya kita sudah tidak bisa mengikuti permainan lagi dan hanya bisa melihat teman sekelompokmu yang berjuang mendapatkan bunga tersebut. Sangat menarik bukan?" jelas Irene dengan mata berbinar.

"Jadi kita harus bertahan hidup selama tiga hari? Jika detak jantung kita lemah atau kondisi kita tidak baik, kita tidak bisa melanjutkan permainan?"

"Benar sekali. Aku tak sabar menunggu!"

"Kau tahu informasi sebanyak ini dari mana?"

"Kau meragukanku ya? Seharusnya aku yang meragukanmu Ryn, karena beberapa hari yang lalu berita di televisi menyiarkan tentang permainan ini dan kau tidak pernah menonton televisi 'kan?"

"Aku tidak meragukanmu sama sekali. Maksudku bagaimana caranya kau mendapatkan berita itu. Sepertinya aku harus banyak banyak nonton televisi ya?"

"Tentu saja Ryn, kau harus! Tanya saja pada Rara, dia yang menemaniku menonton kemarin."

"Menurutku, lebih baik tidur dari pada menonton televisi sepanjang malam."

"Hidupmu selalu dipenuhi dengan acara tidur ya? Hati-hati, lama-lama kau bisa menjelma seperti Rara, sampai aku tidak bisa membedakan yang mana beruang kutubnya."

***

"Tata! Hei kau yang berbaju kuning! Kau lihat Tata tidak?" teriaknya.

"Tadi dia mengarah ke taman belakang," jawabnya.

"Terima kasih," balas Tiffany lalu buru-buru berlari ke taman belakang untuk menemuinya.

Sesampainya di taman, ia melihat Tata yang terlihat frustasi, terlihat dari seberapa kusut wajahnya saat ini.

"Hei ... apa yang kau lakukan di sini?" teriak Tiffany pada akhirnya.

"Fany ... berita buruk."

"Aku juga membawa berita buruk. Jadi siapa dulu yang akan mengatakannya?"

"Kau saja."

"Luna ... aku tahu siapa dia sebenarnya. Luna ada kaitannya dengannya. Aku bahkan baru tahu tentang ini. Ini mengerikan."

"Kurasa beritaku lebih buruk."

"Apa?"

"Luna curiga aku bekerja sama denganmu. Jadi setelah ini aku tidak akan mengikuti pertemuan. Dan tentang dokumen yang kau sampaikan itu benar-benar gawat. Kita harus cepat-cepat melapor."

"Tapi tidak bisa sekarang. Kau ingat besok hari apa? Besok adalah hari pertama permainan dimulai. Kita tidak bisa menghancurkan jadwal Leonore begitu saja. Luna bahkan bisa langsung bertindak jika kita langsung melapor tentang hal ini."

"Aku setuju. Tapi ini lebih buruk dari yang kukira."

"Tentu saja. Siapa yang mengira kalau Luna menyamar dengan wujud gadis berambut ungu? Tidak pernah ada yang tahu nama aslinya bukan? Jadi, bersiaplah white witch, kalian akan mendapatkan guncangan hebat," gumam Tiffany penuh penekanan.

************************************

Published : 8 desember 2017
Revisioned : 22 Agustus 2018

Tripple update for today\(^^)/

Want more?

Lihat sikon yah, ntar malem kalu sempat ku publish 2 chapter lagi. See you^^

Hi!!

Rina minta maaf karena sampai saat ini belum bisa update diluar hari jumat.

Yah itu karena minggu ini rina uas dan minggu depan rina ada try out jadi kemungkinan minggu depan masih belum bisa update diluar hari jumat.

mungkin nanti pas liburan yah rina bakal update diluar hari jumat ^^

See you next week

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top