12

"Dave .... ada hal penting yang perlu kita bicarakan."

Dave menoleh ke sumber suara sambil menaikkan satu alisnya.

"Ada apa?"

"Perpustakaan. Jam sembilan malam," jawabnya singkat.

Dave mengangguk dan mulai menyetel alarm. Ia tahu bahwa dia merupakan penyihir yang sering lupa dan tidak mungkin ia mau melewatkan janjinya untuk bisa bertemu dengan Tiffany.
Maksudnya, untuk membicarakan hal yang penting karena Tiffany orang yang serius dan teratur ... Tentu saja! Ia tidak bisa berharap lebih seperti apa yang biasanya ia impikan.

Tiffany segera meninggalkan seniornya itu dan terbang menuju perpustakaan, karena di sana ia lebih leluasa untuk bekerja dan di sela-sela pekerjaannya itu, ia bisa menyelidiki dan memecahkan beberapa misteri tentang asal mula adanya half blood dan kenapa anak penyihir hitam itu bisa membenci sahabatnya yang tidak bersalah.

***

"Jadi apa yang harus kita bicarakan?"

"Tadi siang. Aku melihat anak buah Luna yang berdebat dengan Luna."

Dave memicingkan matanya.
"Kau yakin Mereka berdebat? Aku sendiri mendengar kalau Tata masuk ruang kesehatan."

Tiffany meringis lalu segera melanjutkan, "Sepertinya mereka memang berselisih paham bukan hanya sekedar berdebat lagi. Aku tidak sempat mendengar semuanya."

"Apa yang mereka bicarakan?"

"Aku hanya mendengar bahwa Tata termasuk half blood."

Dave terbelalak kaget. "Menarik ... kau tidak salah dengar 'kan?"

Tiffany mendengus, "Tidak ... Luna sempat mengancam. Ia mengancam Tata dan menjadikan ibu Tata sebagai taruhannya."

"Ibunya manusia?"

"Ya... ibunya seorang manusia. Dan kebanyakan orang menilai bahwa keberadaan half blood bisa merusak keseimbangan dunia ini. Ini sedikit lebih rumit dari pada yang kukira."

"Sedikit katamu? Bahkan aku dan Jack berpikir bahwa hanya ada satu half blood di sini. Ini lebih dari rumit Fany. Kapan-kapan kita bisa mendiskusikannya dengan ibumu."

"Kau gila? Misi kita saja belum selesai. Kita belum tahu penyebab kecelakaan itu dan satu lagi ... gadis ungu itu mengancam Tata untuk menyakiti Ryn."

"Cepat atau lambat ibumu juga akan tahu. Yang penting Luna tidak tahu tentang kita."

Tiffany hanya mengangguk lalu berpikir keras.

"Kapan kita bisa melapor?"

"Entahlah ... kalau kita melapor sekarang, Ryn ada dalam bahaya. Kita harus membuat semua white witch percaya dulu baru kita bisa menyerang Luna secara bersamaan. Kalau tidak mereka yang akan menyerang ... Catherine."

"Kita perlu bukti yang cukup tentang pengaruh half blood. Setiap half blood pasti memiliki keistimewaan tersendiri. Setelah kita memiliki cukup bukti, kita bisa melawan pengkhianat kelas atas itu."

Lagi-lagi Tiffany hanya mengangguk. Ia cukup pusing dengan masalah ini. Apalagi Luna, si gadis penyusup yang bahkan tidak tercium baunya sama sekali oleh para guru bahkan ibunya sekalipun.

"Beritahu Jack tentang ini. Kita akan membuat strategi baru," putus Tiffany sambil bergegas menutup perpustakaan.

***

"Kau mencariku?" tanya Tata sambil menunjuk dirinya ragu.

Tiffany mengangguk lalu berjalan mendekat.

"Sudah merasa lebih baik? Kita perlu membahas sesuatu ... tapi tidak di sini."

Tata menelan ludah gugup karena setahunya Tiffany merupakan White Witch yang paling berpengaruh di sini, apalagi ... Tiffany dekat dengan Catherine.

"Baiklah. Di mana?"

"Perpustakaan. Ayo! Kita tidak punya banyak waktu," ajak Tiffany sehingga mau tidak mau Tata mengikutinya.

Tiffany membuka pintu perpustakaan dan mengambil tempat duduk di pojok ruang perpustakaan yang kebetulan sedang sepi. Sebenarnya setiap hari memang tidak ramai. Karena sudah ada magic ball yang bisa menjawab segala pertanyaan walaupun tidak terlalu spesifik.

"Jadi apa yang perlu kita bicarakan?" tanya Tata ketika dia sudah duduk di kursi pojok ruangan.

"Kau bisa diajak bekerja sama tidak?"

"Maaf? Pertanyaan macam apa itu?"

"Sekali lagi half blood ... kau bisa diajak kerja sama tidak?"

Tiffany terus menatap datar wajah lawan bicaranya yang memucat dan menatapnya tidak percaya.

"Half blood? Siapa yang half blood?"

"Kenapa balik bertanya? Jawab dulu pertanyaanku."

"Kau bisa menjaga rahasia 'kan?"

Tiffany mengangguk cepat sebagai balasannya.

"Baiklah ... aku setuju ... mari kita bekerja sama. Sepertinya aku tahu apa maksud pertanyaanmu," jawabnya pasrah.

"Tentu saja ... aku bisa menjamin kau aman dari Luna. Dan pastinya rahasia terbesarmu itu."

"Baik ... jadi apa?"

"Beri tahu segala identitas Luna dan kenapa ia mengincar Catherine."

"Berjanjilah kau bisa membuatku lebih baik."

"Tentu saja ... kau tidak perlu merasa serba salah lagi ... kau berada di pihak yang benar."

***
Ryn mempersiapkan barang bawaannya. Hari ini, dengan segenap keberaniannya, ia memutuskan untuk mencari hewan, atau yang sering disebut sebagai partner penyihir.

Karena kekuatan utamanya adalah es, ia akan menempuh perjalanan ke arah selatan, sampai memasuki area bersalju. Kemungkinan besar, ada hewan yang bisa ia jadikan seorang partner dan menjalinkan kontrak dengannya.

Ia mengunakan mantel, baju seragam, dan jubahnya. Tidak lupa dengan sepatu bot, sapu terbang, dan tongkat sihirnya.

Tepat pada pukul tujuh pagi, ia meninggalkan akademi dan segera bergerak cepat menuju selatan.

"Kira-kira, hewan apa yang bisa kujadikan partner?"

Ryn kembali bertanya-tanya. Ia takut kalau perjalanannya ini berakhir sia-sia. Apalagi ia melakukan hal ini seorang diri. Biasanya, akan ada monster atau makhluk yang tak jelas bentuknya datang mengganggu. Mungkin karena dunia ini adalah dunia sihir, sangat wajar jika banyak makhluk berbentuk aneh berkeliaran di dunia ini.

Ia memutuskan untuk mengebut demi menghemat waktu. Semakin cepat ia sampai, semakin cepat ia dapat kembali ke akademi. Udara di sekitarnya semakin mendingin, menbuatnya yakin, ia sudah dekat dengan tempat tujuan.

Namun, apa yang ingin ia hindari justru muncul di hadapannya. Sebuah monster Beruang putih raksasa yang kini mengaum sambil berusaha meraih dirinya. Ryn melompat turun dan memasukkan sapu terbangnya pada Magic Bag.

Ia mengumpat kesal. Ia tidak pernah  membayangkan harus bertemu dengan hewan raksasa dengan kekuatan yang sama dengannya. Apalagi hal ini terjadi di saat ia belum sepenuhnya dapat menguasai kekuatan esnya. Sangat merugikan.

Ryn memasang kuda-kuda dan membuat pedang es. Beruang kutub itu mengaum lagi dan mulai memberi serangan padanya. Dengan cepat Ryn menghindari serangan tersebut dan menorehkan beberapa goresan di kaki beruang tersebut.

Beruang tersebut berteriak marah dan mulai menendangkan kakinya, hingga membuat Ryn terpaksa melompat menjauh demi keselamatannya. Peluh sudah membanjiri tubuhnya. Wajahnya juga kian memucat. Ryn masih belum terbiasa untuk beradaptasi dengan es.
Tapi tak lama setelah itu, sebuah ide melintas di benaknya. Selagi ia menghindari serangan beruang kutub raksasa tersebut, ia mulai yakin, dengan ide yang baru saja ia dapatkan. Ryn meloncat tinggi, dan dengan lantang ia mengucap mantra penjalin kontrak dengan beruang kutub tersebut.

Cahaya putih menyelimuti mereka. Tak lama setelahnya, beruang kutub raksasa itu menghilang-- lebih tepatnya menjadi sebuah hewan yang kecil dan manis. Ryn tersenyum, ia telah mendapatkan partner dan menjalin kontrak dengannya. 

***

"Ini hewanmu? Kapan kau menemukannya? Siapa namanya?" tanya miss Rose antusias.

"Baru saja. Aku telah menjalin kontrak dengannya. Namanya Rara."

"Baiklah. Aku akan membawanya ke ruang latihan. Ayo Rara ... kita ke ruang latihan."

Rara yang awalnya bersembunyi dibalik Ryn pun mendekati miss Rose dengan ragu-ragu dan menoleh ke arah Ryn berkali-kali seolah-olah ingin meminta persetujuan.

"Tidak apa-apa Rara ... di sana Rara bisa mendapatkan kekuatan."

"Benarkah?"

Melihat Ryn yang mengangguk Rara langsung berlari menuju miss Rose yang berjalan jauh di depannya.

Sekitar satu jam kemudian, miss Rose kembali ke ruangannya dengan muka masam sesangkan Rara terlihat ketakutan. Ryn mengernyit bingung melihat kedua ekspresi tersebut.

"Bagaimana hasilnya?"

"Apa dia berbuat salah?"

"Tidak," jawab miss Rose tegas.

"Apa dia gagal?"

************************************

Published : 24 November 2017
Revisioned : 22 Agustus 2018

Selamat hari raya Idhul Adha bagi yang merayakan^^

Hola readers ^^

Aku minta maaf ya kalau ceritanya berantakan dan ada beberapa Typo.

Aku akan mengingatkan kalian bahwa aku akan revisi ceritanya setelah cerita ini selesai.

Sementara ini, ikuti dulu ya alurnya dan pasti akan kuperbaiki.

Btw happy 500+ readers ^^

terimakasih buat yang sudah baca dan vote.

See you next week.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top