Foto ketiga belas dan keempat belas. Benar-benar potret yang mengundang suara tawa. Terlihat diriku yang berdiri di bawah terik mentari, sampai detik ini aku masih mengingat rasa panas menusuk mentari.

Kau pasti memotretku dari jendela UKS, kan?

Seharusnya pada saat itu kau istirahat, bukannya meminta temanmu mengambil polaroidmu. Kubalik, mendapati dua kata yang terpisah.

Maafkan. Aku.

Yeji, aku selalu memaafkanmu walau kau pergi secepat ini.

▪▪▪