Bab 7 File Nomor 779

Kantor koran adalah sebuah kantor dari sebuah perusahaan. Seperti halnya kantor PT. Bentang Buana, kantor pusat koran Harian Rakyat Tegal memiliki kesibukan yang serupa. Tapi tak sama.

Sesampainya di lobi, Bintang segera mengajukan pertemuan dengan kepala bagian iklan. Namun janji pertemuan tidak bisa diselesaikan hanya dalam waktu beberapa jam. Bintang dan Yogi harus kembali besok untuk memenuhi janji bertemu dengan kepala bagian iklan.

Saat kembali keesokan harinya, Bintang dan Yogi dibimbing menuju sebuah ruang konferensi mini, atau bisa juga disebut ruang wawancara. Ruangan tersebut cukup besar dengan deretan meja panjang dan sofa hitam yang banyak, seperti model penataan set meja kantin sekolah. Di sana ada beberapa staf koran dan orang-orang berpakaian kasual-sopan. Ada juga beberapa yang mengenakan pakaian formal, seperti jas. Semua orang sibuk dengan urusan masing-masing. Berdiskusi mengenai entah apa itu.

Bintang dan Yogi duduk di salah satu sisi sofa hitam yang lengang. Mereka mengamati semua kegiatan di dalam ruang konferensi mini itu. Tak lama kemudian seorang pria gemuk ber-name tag menghampiri keduanya. Pria itu memiliki jambang yang jarang. Celana panjang hitam terlohat seperti bagian dari setelan seragam tapi kaus putih yang ia gunakan seperti pakaian rumahan. Wajah pria itu menghitam, terlihat sekali tidak suka jam kerjanya diganggu.

"Selamat siang. Anda berdua mencari saya?" Pria itu langsung duduk di seberang meja di depan Bintang dan Yogi. Kata-kata yang keluar dari mulutnya tanpa basa-basi dan keramahan.

Semangat menginterogasi Yogi kendur seketika.

"Siang, Pak. Bapak ini Pak Gunawan dari bagian iklan, ya? Lebih tepatnya--"

"Kepala bagian iklan. Panggil saja Gun," sela Gun mengakhiri omong kosong Bintang.

"Ah, senang bertemu dengan Anda, Pak Gun."

"Langsung saja ke intinya. Apa kalian ingin memasang iklan besar atau apa? Kenapa tidak bisa mengirimkannya lewat email saja? Jangan buang-buang waktuku yang sangat berharga." Bintang menyadari posisinya. Pria di hadapannya ini sudah bekerja menjadi kepala bagian iklan cukup lama. Sangat terlihat bagaimana pria ini tidak memikirkan bagaimana orang lain memandangnya, otoritasnya mutlak.

Bintang mengubah wajah ramahnya menjadi serius. "Kami bukannya ingin memasang iklan, tapi ingin mengajukan keluhan terhadap iklan yang diterbitkan di koran Harian Rakyat Tegal."

Gun mengangkat satu alis chubbynya. "Mengajukan keluhan? Iklan? Yang benar saja."

"Ya. Tidakkah Pak Gun ini menyadari kalau salah satu iklan yang diterbitkan koran Harian Rakyat Tegal telah melanggar hukum?" Yogi mengangguk-angguk setuju. Sedari tadi, Yogi tidak mengeluarkan suaranya. Dia takut mengalami nyeri di perut lagi setelah kejadian kemarin.

"Melanggar hukum? Iklan yang mana? Kami memiliki lebih dari sepuluh editor di bagian periklanan kami dan semuanya profesional. Iklan yang mereka tangani tidak perlu mengalami pemeriksaan lebih lanjut karena melanggar hukum apapun."

Bintang merogoh saku mantel cokelatnya, mengeluarkan tiga lembar potongan koran. Ya, hari ini Bintang mengenakan mantel. Dulu, saat dia mendapat kesempatan libur pernikahan, Bintang dan istrinya... mantan istrinya mengunjungi negara dengan empat musim. Dan sekarang dia masih menyimpan dan sering menggunakan mantel yang ia gunakan hari itu.

"Ini." Tiga potongan koran ia serahkan ke depan kepala bagian iklan Gun. "Dalam tiga iklan pengumuman ini, semuanya melanggar hukum. Pencemaran nama baik."

Mata sipit Gun semakin mengecil. Dia menderita minus yang cukup besar, namun tetap bisa melihat tulisan jika benar-benar dekat tanpa kacamata. Setelah membaca semuanya, Gun menggumamkan "oh" dan ekspresinya kembali normal, bahkan lebih baik dari sebelumnya.

"Riri ambil berkas perjanjian nomor file 779!" Gun berteriak keras tanpa menoleh ke mana pun.

Entah sebenarnya dia memiliki pengelihatan yang tajam atau apa, gadis bernama Riri kebetulan sedang lewat depan ruang konferensi mini. Riri yang sedang lewat tiba-tiba direpoti mendengkus kesal, memutar matanya. Tapi dia tetap datang ke ruang konferensi mini untuk mengantarkan apa yang Gun minta.

Gun membuka sebuah map plastik dan mengeluarkan sebuah kertas tebal yang telah dilaminating dengan plastik keras. Kertas itu putih bersih dan terlihat seperti piagam penghargaan.

"Lihat ini. Ini adalah lembar perjanjian yang dikirim oleh penulis iklan. Lengkap dengan materai dan tanda tangan. Pelanggan iklan ini memegang tanggung jawab sepenuhnya atas semua iklan yang ia kirimkan. Dia membayar kolom kecil itu. Kami tidak punya hak untuk membantah pelanggan. Ini bukan tentang bagaimana kontennya, ini tentang pelayanan konsumen."

Bintang mengambil lembar perjanjian itu. Semua yang tertulis di sana tepat seperti yang Gun katakan. Perjanjian tanggung jawab, tanda tangan, materai.

[Baca kelanjutannya di Dreame dengan judul North Commands]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top