4: Interaksi Aneh

Cinta bolak-balik di dalam apartemen studionya. Ia kembali membaca pesan dari match yang sudah dua minggu meladeninya di madam rose. Pria tampan yang mencuri hati Cinta saat pertama melihat foto profilnya itu ternyata sangat menyenangkan untuk diajak bicara.

Butuh waktu satu setengah bulan sejak Cinta menggeser kanan profil pria itu sampai akhirnya mereka menjadi match. Ia pikir hal itu tak akan pernah terjadi. Perempuan itu pikir, penampilannya yang datar tidak akan menarik perhatian. Tak disangka bahwa saat ini Cinta sudah cukup lama berhubungan dengan pria itu di madam rose.

Interaksi keduanya tidak begitu intens. Masing-masing hanya saling menanyakan kabar, kesibukan, dan hal-hal datar lainnya. Namun, interaksi yang terkesan membosankan tersebut bertahan selama dua minggu. Cinta tahu bahwa dia mempertahankan komunikasi itu karena dirinya tertarik dengan si pria tampan. Bukan main paniknya Cinta saat kemarin pria itu menyatakan bahwa dirinya merasa cocok dengan Cinta.

Cinta tak pernah tahu bahwa berinteraksi dengan lawan jenis dapat membuatnya merasa seperti diledakkan oleh kebahagiaan. Kehadiran si pria tampan memberikan warna baru di hidup Cinta.

Perempuan itu berjalan menuju kasur dan merebahkan diri. Ia memikirkan banyak hal tentang match yang satu ini. Semua kualitas yang ia suka dalam diri seorang pria dimiliki oleh si tampan tersebut.

Pria itu cerdas, apa adanya, sama-sama mencari pasangan hidup, dan yang terpenting, betah mengobrol via chat di aplikasi selama dua minggu dengan Cinta. Itu adalah durasi terlama Cinta berhubungan dengan seorang match di aplikasi kencannya. Biasanya perempuan itu diabaikan dalam kurun waktu kurang dari seminggu.

[VC yuk?]

Pesan itu dibaca Cinta berulang kali saking merasa tak percaya. Ini pertama kalinya ada match yang mengajak melakukan video call. Si pria tampan tidak hanya betah meladeni Cinta, tapi juga terlihat serius pada perempuan itu.

Cinta mengusap dadanya untuk menenangkan debaran tak keruan di dalam sana. "Tenang ... tenang ... anggap aja lagi interview online," rapal Cinta sebelum menarik napas panjang.

Buru-buru Cinta membuka fitur kamera dan bercermin lewat kamera depan. Ia memperbaiki penampilan sebisanya sebelum menyetujui ajakan match-nya.

Tak lama kemudian, Cinta pun mendapat panggilan video call yang langsung ia sambut. Wajah pria berkulit cerah langsung hadir di layar ponsel Cinta. Perempuan itu gelagapan, bingung menyambut sosok yang ternyata lebih tampan dari foto profilnya itu.

"H- hai, Yugo," sapa Cinta dengan canggung.

"Halo. Akhirnya ketemu juga sama kamu," balas Yugo.

Hening. Cinta merasa matanya berair. Seumur hidup, mungkin inilah kali pertama ia menaksir laki-laki. Ia pernah merasa kagum, hormat, atau nyaman bekerja sama dengan pria yang telah ia jumpai. Namun, tak pernah ada sejarahnya ia merasa lututnya lemas dan jantungnya berdetak kuat hanya karena ditegur dan diberi senyum oleh seorang laki-laki.

Tak mampu menjawab Yugo, Cinta pun berusaha menarik ujung bibirnya agar setidaknya mampu memberikan pria itu senyum. Cinta tak mau kalah oleh perasaan menggebu-gebu yang datang tiba-tiba di hatinya. Meskipun suka setengah mati, ia harus bisa menghadapi match-nya yang satu ini.

"Kamu persis dengan foto profil kamu." Yugo kembali bicara dan entah kenapa Cinta tertawa.

"Saya pakai make up di foto profil saya loh. Yang sekarang kamu lihat itu muka mau tidur," kata Cinta. Seketika ia merasa konyol. Untuk apa membahas make up dengan pria?

"Kamu tetap terlihat menarik meskipun tanpa make up, Ta," ucap Yugo. Cinta merasa pipinya terbakar.

"K- kamu bilang begitu karena kamu sudah memutuskan cocok sama saya."

"Iya juga ya. Saya kan tertarik sama kamu. Jadi, mau penampilan kamu seperti apa pun, kamu menarik di mata saya."

"Yugo ... kamu mungkin nggak sadar, tapi ucapan kamu tadi bikin saya malu."

Yugo tertawa, "Maaf. Saya nggak bermaksud."

"Maaf saya bingung. Nggak biasa ngobrol sama cowok di vc kayak gini." Lagi-lagi Cinta mengutuk dirinya dalam hati. Untuk apa terang-terangan memperlihatkan kekikukannya pada pria yang amat ia sukai itu?

"Let's try this through, Cinta." Ucapan Yugo yang tegas dan tatapan matanya membuat rasa gugup Cinta semakin menjadi.

Setelah saling diam untuk beberapa saat, Yugo menahan tawanya. Seumur hidup, ini pertama kalinya dia bertemu perempuan yang lebih canggung dan kaku dari dirinya.

"Tenang aja, saya nggak lagi sidang kamu kok," kata Yugo sambil tersenyum.

Cinta tertawa kikuk, "Saya pikir, setelah beberapa kali ketemu sama cowok di madam rose ini, saya udah makin lancar buat ngobrol sama cowok yang baru dikenal ...."

"Saya merasa begitu, makin smooth ngomong sama stranger."

"I wish I'm smooth now. Saya nggak mau kasih kesan aneh ke kamu."

"Kenapa?"

"Well, saya ngerasa nyambung pas ngobrol sama kamu, kamu charming ... itu bukan modus. Maksudnya, saya nggak lagi flirting. Bukan karena saya nggak bisa flirting, tapi saya cuma mau kasih tahu kamu kalau menurut saya, kamu ... okay, that's creepy."

Yugo tertawa terbahak-bahak. Melihat perempuan yang menjadi match-nya itu sibuk bicara sendiri, ia merasa sangat terhibur.

Di sisi lain, Cinta yang wajahnya sudah sangat merah meggigit bibir. Habis sudah. Tidak ada kesempatan untuk memberi pesona pada lawan bicaranya. Ia pun memutuskan untuk memutuskan sesi video call mereka.

"Cinta begooo," keluhnya sebelum membenamkan wajah di kasur. Ia benar-benar menyukai pria itu. Kapan lagi mendapatkan pria dengan tujuan sama yang benar-benar sesuai seleranya seperti Yugo?

Ponsel Cinta bergetar. Terdapat satu pesan dari aplikasi kencannya.

[Yugo: mau ngobrol via chat aja?]

Cinta bahkan tidak berpikir dua kali untuk menjawab pria itu,

[Boleh. Maaf, jantung saya nggak kuat ngobrol langsung sama kamu.]

[Yugo: That's gonna be a problem. Saya tertarik untuk kenal sama kamu lebih jauh.]

[Oh ya? Setelah vc tadi?]

Cinta merasa bingung dengan Yugo. Apa yang pria itu lihat dari dirinya? Jika saat ini Cinta sedang berinteraksi dengan pria lain, pastilah Cinta sudah diabaikan dan dianggap tak ada.

[Yugo: Saya lebih bisa paham sama yang kayak kamu daripada yang ngomongnya smooth]

[Paham bahwa?]

[Yugo: It is a big deal for you.]

Cinta tersenyum melihat jawaban Yugo. Ia lega, dan untuk pertama kalinya merasa dipahami oleh seorang laki-laki. Kesempatan,  hanya itu yang Cinta butuhkan. Ia tak menyangka bisa mendapatkan kesempatan itu dari Yugo, seorang yang mendekati sosok pria impiannya. Tanpa menunggu lama, ia pun segera menjawab chat pria itu,

[Well, It is.]

[Yugo: It's a big deal for me, too.]

Cinta tidak menjawab pesan terakhir Yugo. Bukan karena tidak mau, tapi dia mati gaya. Cinta tak tahu harus membalas dengan ucapan apa. Untuk pertama kalinya, ia takut mengucapkan sesuatu yang salah kepada seorang laki-laki.

Cinta benar-benar mati kutu. Malam itu, kegugupannya sudah sampai di ubun-ubun. Meskipun begitu, ia ingin terus berhubungan dengan Yugo.

Aneh, dalam kecanggungan mereka berdua, ada rasa nyaman yang membuat Cinta ketagihan untuk terus berinteraksi dengan match-nya saat ini.

(((Bersambung)))

***

Wah, kaget. Sangkain nggak bakal bisa update hari ini. Hahaha ....

See you on next chapter~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top