Mencintaimu sama sekali bukanlah sesuatu yang rumit

Setelah aku memikirkan betapa rumitnya mengatasi hampanya hidup tanpa hadirmu

Bukankah senyummu adalah sebuah ruangan penuh pukau

Terjebak aku dalam ruang itu,

Menyangka aku telah berada di serambi surga

Apakah dirimu ini diciptakan ketika Tuhan sedang bahagia?

Kudengar kebahagiaan adalah sebuah istana

Baiklah, kalau begitu cuma dirimu gerbang istana itu

Dirimu jualah perabot serta segala kemegahannya

Sempat terlintas di benak

Kebaikan apa yang pernah kulakukan

Sampai Tuhan rela berbaik hati menganugerahkan dirimu hadir di kehidupanku

Setelah bertahun lamanya, baru aku menyadari

Bahwa tidak ada penutup yang lebih sempurna dibandingkan senyumanmu

Bisakah sekali saja kau berhenti membuatku terpana?

Berdua kita menertawakan tingkah polah dunia

Di tepian malam,

Di dinginnya sudut kota