#PeP4 - Kesambet Petir, Ya?

"Sungguh, perubahan itu bisa datang kapan saja, bahkan pada orang yang tak disangka."
- Author -

🎼

"Kamu ngapain sih, Mon? Tumben dari tadi diem aja, biasanya nyerocos terus." Karla berbisik-bisik di sela penjelasan Bu Noni, guru mata pelajaran Fisika. Hari itu adalah hari pertama Karla benar-benar masuk sekolah dan diakhiri oleh pelajaran yang paling ia tidak sukai.

Monic kembali tersenyum sambil melirik Karla. "Bayangannya Kak Rio ngga bisa hilang dari pikiranku, Kar."

Refleks, Karla mendorong tangan kanan sahabatnya itu yang memang sengaja ia letakkan di bawah dagu. Bunyi gledak di atas meja pun membuat Bu Noni menyadari bahwa mereka sedang tidak fokus memerhatikan pelajaran. "Kalian berdua mau menggantikan saya berbicara di depan? Iya?"

"Duh, hari pertama belajar malah apes gini. Kamu sih, Kar," bisik Monic dengan nada sedih.

"Kok aku? Semua kan gara-gara si Rio kesayanganmu itu." Karla membela dirinya dengan segera.

"Anak-anak zaman sekarang memang ya kalau diajak bicara pasti tidak ada yang menanggapi. Keterlaluan." Bu Noni membalikkan tubuhnya untuk kembali menuliskan materi di papan tulis. Suaranya yang lantang kembali memenuhi kelas.

Murid lelaki yang sengaja memilih duduk di barisan kursi belakang sudah mulai meletakkan kepalanya di atas meja. Biasa, jam-jam pelajaran terakhir memang sangat nikmat jika diikuti sambil memejamkan mata.

"Jadi, yang dimaksud dengan besaran fisika adalah—" Suara Bu Noni kini dikalahkan dengan suara murid yang refleks berteriak karena mendengar bel sekolah berbunyi. "Baik, untuk belajar, tolong kerjakan soal di halaman 13 ya. Selamat siang."

"Yah ...." Terdengar nada-nada kecewa yang muncul dari beberapa murid yang duduk di belakang Karla.

Karla memutuskan untuk segera pulang karena langit sudah memunculkan awan-awan gelapnya. Khawatir kalau hujan akan turun dan justru menghambatnya untuk berjalan pulang ke rumah. Karla yang sudah lebih dulu merapikan semua barangnya yang ada di atas meja langsung berpamitan dengan Monic. Ia melangkahkan kakinya ke luar kelas dan segera berjalan menuju gerbang sekolah. Sehari-hari, Karla memang harus bergegas saat pulang karena takut stok ojek yang biasa mangkal di depan sekolahnya habis.

Baru saja ia sampai di dekat lapangan sekolah, rintik hujan mulai turun. Karla tidak memedulikannya karena sekadar hujan rintik-rintik namun lama-kelamaan mulai banyak air yang diturunkan oleh langit. "Ck!"

"Loh, Kar? Katanya mau pulang?" ucap Monic kaget melihat Karla yang kembali masuk ke dalam kelas. "Itu kenapa kamu tutup kuping, Kar?"

"Tuh, hujan," jawab Karla singkat.

Monic tertawa seketika setelah mendengar jawaban yang keluar dari mulut Karla. "Jadi sampai sekarang kebencianmu sama hujan belum hilang? Sampai-sampai ngga mau mendengar suara hujan."

"Hujan selalu bisa buatku ingat dengan masa lalu yang ... ya you know lah, Mon."

Monic bangkit dari kursinya sambil menyelempangkan tasnya ke bahu. Ia berjalan mendekati Karla yang masih berdiri di dekat pintu. Tangan kirinya memeluk beberapa buku paket yang tak muat untuk masuk ke dalam tasnya, sedangkan tangan kanannya meraih pundak Karla. "Mending kamu pulang bareng aku aja. Aku dijemput sama Pak Sasno. Di dalam mobil kan ngga akan kena hujan dan suara hujan pun ngga terlalu kedengaran. Ini deras banget, mau sampai kapan kamu nunggu di sini?"

Monic yang tahu betul kebencian sahabatnya dengan hujan, berusaha untuk menawarkan bantuan untuknya namun Karla menolak. Bagaimana pun, jalan menuju rumah Karla dan Monic itu tidak searah dan karena itulah Karla merasa tidak enak dan justru akan merepotkan sahabatnya. "Ngga usah, Mon. Aku tunggu di sini aja dulu. Kamu pulang duluan ngga apa-apa kok. Makasih udah nawarin."

Monic menjauhkan tangannya dari pundak Karla dan memonyongkan bibirnya. "Ya udah deh, hati-hati ya. Aku balik dulu. Pak Sasno udah sampai di depan soalnya."

Karla melambaikan tangannya dan menuju ke kursi paling depan. Di dalam kelas, ia tidak sendirian. Tiga orang murid cewek juga masih berdiam diri di dalam kelas sambil menunggu hujan reda. Jemari Karla mulai bergerak di layar ponselnya. Mencari lagu yang enak untuk didengarkan demi mengisi kebosanannya dan menghalangi telinganya mendengar bunyi hujan turun. Headset sudah terpasang di kedua telinganya.

"Bu Danti ini pasti dadakan kalau minta rekapan. Untung aja ini udah sempat gue catat dari kemarin," keluh Rio sambil memegang beberapa lembar kertas dengan kedua tangannya.

"Lah, itu si anak baru ngapain masih di kelas sampai jam segini?" Langkah kaki Rio terhenti di depan kelas X-3, kelas Karla. Ia segera menuju kantor Bu Danti dan kembali lagi untuk menghampiri Karla.

"It goes electric wavy when I turn it on. Althrough my city, althrough my bone, we're flying up, no ceiling when we're in our zone."

"Wih, ada yang lagi konser nih." Suara itu berhasil membuat Karla menengok ke arah kanannya dan mematikan lagu yang sedang ia putar. Tidak lain, tidak bukan. Sosok yang paling tidak diharapkan kedatangannya oleh Karla.

"Ternyata lo ngga cuma jutek ya tapi juga ngga perhatian sama sekeliling. Lo di kelas ini bareng sama murid lain tapi malah memilih untuk diam," lanjut Rio. Tangannya meraih ponsel Karla yang memang sengaja diletakkan di atas meja. "Gue juga suka lagu ini."

"Lo kenapa datang terus di hadapan gue? Kalau hanya untuk mengejek, mendingan pergi aja deh sana," protes Karla. Ia sudah gerah dengan banyaknya ejekan yang dilontarkan oleh Rio. Tangannya menyambar ponsel yang ada di genggaman tangan Rio. "Ini privasi, jangan main ambil."

Rio mengangkat kedua tangannya ke atas sambil berbicara, "Sorry. Lo kenapa belum pulang? Ngga ada yang jemput?"

"Hujan. Gue ngga bisa pulang. Dan ... ya gue memang anak yang lebih suka menyendiri daripada berbicara dengan yang lain." Karla kembali menunduk dan melihat layar ponselnya.

"Gue bawa jas hujan, mau gue antar pulang? Cewek ngga baik pulang sore-sore sendiri."

Mendengar ucapannya, Karla hampir saja menjatuhkan ponsel miliknya. Anak ini kenapa? Biasanya hanya bisa meledek orang lain, sekarang malah baik. Kayaknya habis kesambet petir. Ck.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top