Part 10

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi wallahu waliyu taufiq."

Rasanya masih seperti mimpi bagi Elsa mendengar Adrian mengucapkan ijab kabul di depan keluarga dan teman-teman mereka. Perasaan yang sudah sekuat tenaga dia pendam selama beberapa tahun ini membuncah, membuat air mata yang sudah menggenang sejak tadi luruh. Elsa tak perlu khawatir dengan riasan yang akan luntur, karena Lina mempersiapkan make up artist yang berpengalaman. Maka, sudah bisa dipastikan kalau brand yang mereka gunakan berkualitas semua.

Adrian menyikut pelan pinggang Elsa, membuat gadis itu buru-buru menghapus air matanya.

"Nangisnya nanti, sekarang cium dulu ini tangannya," kata Adrian pelan tanpa menggerakkan bibirnya.

Elsa yang paham, meraih tangan Adrian untuk mencium punggung tangan suaminya. Ah, suami. Itu terdengar asing dan membahagiakan bagi Elsa.

Satu minggu yang lalu saja dia masih mengira kalau Adrian akan menjadi tetangga yang berubah menjadi sahabat selamanya. Siapa sangka kalau dia sekarang menjadi istri dari lelaki yang ia cintai sejak lama.

Acara akad dilaksanakan di masjid dekat rumah Elsa. Paman dari pihak ayah yang menjadi wali nikahnya langsung pamit pulang karena kondisi anaknya yang sakit. Setelah itu, para tamu yang menjadi saksi dipersilahkan datang ke rumah Elsa untuk makan-makan.

"Sudah capek?" bisik Adrian.

Elsa hampir tersedak begitu menoleh menemukan wajah Adrian yang begitu dekat dengan mukanya.

"Ngapain sih lo deket-deket?" ketus Elsa. Tak berniat kasar, dia hanya gugup saja karena jarak diantara mereka yang sangat dekat.

"Hillih, segini mah biasa aja deketnya."

Pasangan pengantin itu sedang berjalan memasuki kamar Elsa yang berada di sebelah ruang santai.

Adrian dan Elsa yang gerah sengaja berpamitan ke dalam kamar untuk menghindari keramaian.

"Woah gila, capek banget gue." Elsa melepas hijabnya perlahan, sementara Adrian melepas jas yang ia kenakan sejak tadi.

"Kalau gitu istirahat aja sekarang, malam nanti bakalan lebih capek," balas Adrian.

Elsa spontan berbalik dengan wajah galak. "Emang nanti malam mau ngapain? Gue pukul lo kalau macem-macem!" ancam Elsa.

Melihat tangan Elsa yang terangkat dengan membentuk kepalan membuat wajah Adrian jengah.

"Lo mikir apa? Entar malem ada pesta nikahnya woy, jangan mikir yang mesum-mesum dulu!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top