Setelah semua peserta berada di garis star, semua mobil yang ikut berpartisipasi telah berbaris dengan rapi, termasuk Aila yang berdiri di samping mobil kesayangannya.
Pada saat Aila akan masuk ke mobilnya, bos dari geng mobil sport mendatangi Aila dengan sikap angkuhnya.
"Hei, cantik! Apakah kamu berani bertaruh denganku?" Ghani yang tak lain adalah bos dari geng mobil sport tidak bisa menahan pertanyaannya saat melihat gadis tomboy berdiri di samping mobilnya.
"Taruhan apa?" tanya Aila kepada pemuda yang tampak seumuran dengannya itu.
"Jika kamu menang dalam balapan kali ini, aku akan mengabulkan satu keinginanmu apa pun itu. Tetapi jika kamu kalah, kamu harus ngasih nomer teleponmu ke aku," kata Ghani sambil mengedipkan matanya genit.
Saat melihat Aila untuk pertama kalinya, Ghani langsung tertarik kepada Aila. Apalagi gaya pakaian Aila yang berbeda dari gadis lainnya membuatnya semakin tertantang untuk mendekati dan mendapatkan perhatiannya.
Sedangkan Aila jelas sangat risih saat melihat tatapan Ghani kepadanya. Biasanya cowok di sekolah tidak berani menatapnya secara terang-terangan, tapi cowok ini malah berani menatapnya seperti itu ditambah dengan tatapan genitnya.
"Apa-apaan tatapan genitnya itu? Liat aja lo bakalan gue habisi," kata batin Aila penuh dengan tekat.
"Gimana? Kamu setuju dengan taruhannya?" tanya Ghani sekali lagi.
"Oke, gue setuju," kata Aila kemudian masuk ke mobilnya.
Ghani yang melihat Aila masuk ke dalam mobil, menatapnya dengan tatapan meremehkan.
"Gak ada yang bisa mengalahkan geng-nya yang selalu menduduki peringkat pertama di setiap balapan," katanya dengan bangga.
Geng mobil sport adalah geng yang sedang tren di kalangan pembalap mobil sekarang ini, triknya yang terkadang kejam dan tak mengenal ampun kepada lawannya, membuat peringkatnya menduduki posisi teratas.
Semua lawan yang pernah bertanding dengan geng mobil sport, sering kali berakhir di rumah sakit karena luka ringan maupun luka berat. Tetapi, tidak sampai memakan korban jiwa.
Saat penonton mendengar Aila menyetujui taruhan dengan bos geng mobil sport, mereka mendadak heboh.
"Wahh, tuh cewek berani juga terima taruhannya."
"Humm, cewek ini ingin cari mati dengan terima taruhan dari bos geng mobil sport, yang terkenal dengan kekejamannya."
"Aku mendoakan agar si cewek baik-baik saja."
"Tuhan, tolong jaga dia."
"Ya, Allah! Semoga semuanya baik-baik saja."
Aila dengan santai memakai sabuk pengaman dan helm di kepalanya kemudian matanya melihat lurus ke depan. Dengan tekad yang kuat Aila memantapkan niat untuk menang balapan malam ini, ia mengakui bahwa lawannya tidak mudah untuk dihadapi.
Meskipun begitu Aila tidak takut malah semakin tertantang untuk melakukan balapan, ia ingin melihat sejauh mana kemampuannya dalam hal ini. Jika ia menang kemampuannya tidak diragukan lagi sudah berada di atas rata-rata dan jika ia kalah maka ia harus rajin berlatih lagi.
Sebenarnya alasan Aila ikut balapan, awalnya hanya untuk bersenang-senang, mencari hiburan dari rasa bosan. Tapi lama-lama jadi ketagihan karena balapan memacu adrenalin dan nyalinya.
Saat semuanya sudah siap seorang cewek berdiri di antara mereka dengan membawa bendera bewarna merah memberi aba-aba untuk memulai balapan kemudian saat bendera dikibarkan semua peserta yang ikut balapan langsung melaju dengan kecepatan tinggi, termasuk Aila.
Awalnya geng mobil sport yang memimpin di depan tapi segera digantikan oleh Aila, ia dengan penuh semangat menyalip-nyalip mobil lawannya.
"Heh, ternyata tu cewek boleh juga, ini semakin menarik," kata Ghani saat melihat anak buahnya berada di posisi ke dua.
Saat berada ditikungan geng mobil sport berhasil menyamakan posisinya dengan Aila. Aila yang melihat itu merasakan firasat buruk, ia tiba-tiba mengingat perkataan bosnya yang memintanya untuk berhati-hati jika melawan geng mobil sport yang terkenal kejam ini.
"Gue harus hati-hati dan tetap waspada nih," kata Aila sambil terus mengemudi dengan tenang.
Tiba-tiba, geng mobil sport menyudutkannya ke bagian kiri jalan dan Aila merasa hal yang buruk akan terjadi, jika ia terus menambah kecepatan mobilnya dan sesuai firasatnya geng mobil sport ingin menabrak mobilnya dari samping.
Dengan refleks Aila mengerem dan memundurkan mobilnya, sehingga mobil lawannya yang tak lain adalah geng mobil sport dengan kecepatan tinggi menabrak pembatas jalan, seketika mobil tersebut berguling-guling ke arah depan.
Aila dengan masih dengan tenang dan tampak tidak terganggu sedikit pun dengan pemandangan di depannya terus melaju.
Penonton yang melihat adegan itu pun langsung heboh.
"Ya ampun! Coba liat ke sana mobilnya berguling-guling."
"Mobil siapa itu?"
"Aahh, situasinya jadi sangat menegangkan."
"Apa pengemudinya bakalan baik-baik saja."
"Ya ampun aku baru kali ini melihat balapan yang menegangkan seperti ini."
Sedangkan Tiara yang menonton di ruangan terlihat tenang dan tidak ada sedikit pun kepanikan di wajahnya karena ia yakin dengan kemampuan sahabatnya itu. Sementara itu, di tempat lain Ghani melihat balapan tersebut dengan wajah masam.
Akhirnya, Aila sampai di garis finis tanpa cedera sedikit pun. Para penonton langsung bertepuk tangan melihat Aila keluar dari mobil kesayangannya itu.
Bahkan Tiara langsung menghampirinya kemudian memeluk Aila dengan senang.
"Hahaha, lo memang berbakat menjadi pembalap, La," kata Tiara sambil memukul bahu Aila dengan lembut.
"Gue gitu loh," kata Aila sambil tersenyum ala iklan pepsodent.
Saat Aila sedang sibuk ngomong dengan Tiara, Ghani tiba-tiba datang mendekat dan mengakui kekalahannya.
"Sesuai dengan yang aku janjiin ke kamu tadi, aku akan mengabulkan satu keinginanmu apa pun itu," kata Ghani ke Aila.
"Keinginan gue cuma satu yaitu ingin geng mobil sport dibubar!" kata Aila langsung ke intinya.
Semua yang mendengar itu pun mempunyai berbagai macam reaksi, ada yang senang mendengar permintaan Aila bahkan sampai menganggapnya penyelamat, ada juga yang tidak senang dengan apa yang diminta oleh Aila.
"Apa-apaan itu cewek meminta geng kita bubar emangnya dia siapa?" kata salah satu anggota geng mobil sport kesal.
"Bukankah ini terlalu berlebihan? Meminta geng kita untuk dibubarkan?" Anggota lainnya menimpali.
"Bos, kami tidak setuju. Jika grup kita dibubarkan!" kata anggota lainnya yang tidak setuju grup mereka dibubarkan.
Aila yang melihat itu pun menggelengkan kepalanya sambil berkata dengan provokatif, "Apakah geng mobil sport akan menarik kembali kata-katanya."
Ghani yang mendengar itu pun hanya bisa menghembuskan nafas beratnya kemudian bertanya, "Kalau aku boleh tau alasan kenapa kamu menginginkan geng kami bubar?"
"Tentu! Dengan senang hati, gue bakalan jelasin alasannya," kata Aila menatap Ghani jengah, "Geng lo udah lama membuat pembalap yang lain merasa resah dan takut untuk ikut balapan karena kekejaman dan kelicikan yang geng kalian punya. Geng kalian tidak segan-segan menghancurkan lawan tanpa ampun dan menghalalkan segala cara untuk menang terus kalian juga banyak melanggar aturan sekaligus banyak melakukan kecurangan. Walaupun yang yang kita ikuti ini adalah balapan liar setidaknya peraturan tetap perlu dipatuhi."
Ghani yang mendengar kata Aila terkejut mendengar fakta-fakta yang tidak ia ketahui selama ini.
"Okeh, seperti yang kamu inginkan geng mobil sport hari ini resmi dibubarkan," katanya sambil menunduk malu kemudian mengumumkan ke semua orang bahwa geng mobil sport sudah bubar.
"Terima kasih atas kerjasamanya. Terus satu nasehat buat lo yang suka ngeremehin orang, ingat di atas langit masih ada langit," kata Aila sambil menepuk bahu Ghani pelan kemudian ia pergi ke arah dimana bos dan Tiara berdiri.
Ghani yang gengnya hanya bisa menerima kenyataan bahwa geng yang mereka banggakan telah kalah oleh seorang cewek.
Setelah menerima sertifikat villa dan kuncinya, Aila dan Tiara langsung menuju ke sana dengan senyum kemenangan yang terkembang di bibirnya.
_____________✨✨✨_____________
Update: Minggu, 15 Mei 2022
Pengawas: Ahzanysta
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top