✨ Bab 31: Masalah ✨

Aila yang meninggalkan Tiara di toilet, pergi berlari menuju rootof sekolah. Di sana, ia mengeluarkan sebatang rokok di dalam saku seragamnya.

Inilah yang sering Aila lakukan ketika emosinya sudah tidak dapat ditahan lagi, ia membutuhkan sesuatu untuk pelampiasan dari hal tersebut.

Sambil menghisap rokok, ia memikirkan bagaimana persahabatan yang susah payah ia jaga, hancur hanya gara-gara merebutkan seorang cowok.

Aila pikir ia sudah mengenal Tiara, ternyata ia tidak mengenal orang yang disebut sahabatnya itu dengan baik.

Rasanya ia ingin menertawakan dirinya sendiri, atas segala sesuatu yang menimpanya. Ayah dan ibunya sibuk bekerja, sehingga tidak punya waktu untuk dirinya. Sekali saja Aila berharap orang tuanya meluangkan waktu untuk menemaninya.

Mungkin Aila tidak akan terlalu kecewa dengan apa yang terjadi sekarang, sahabatnya lebih memilih orang yang dia sukai dari pada dirinya yang telah banyak membantu dalam segala hal.

Aila selalu membantu Tiara setiap kali, ia melihat sahabatnya itu dalam kesusahan. Di saat anak-anak yang lain menjauhinya, hanya Tiara lah yang tidak menjauhinya seperti anak-anak yang lain. Aila tahu, bahwa Tiara mengambil resiko dijauhi anak-anak yang lain, karena berteman dengan seorang yang suka mencari masalah seperti dirinya.

Maka dari itu Aila berbaik hati menolong Tiara dengan segala yang ia punya, bahkan ia rela melakukan apapun untuk Tiara, kecuali menjauhi Alfan.

"Hahahaha, sungguh memuakkan, semua yang gue punya palsu," kata Aila tersenyum miris sambil sesekali menjentikkan abu rokok, yang ada ditangannya. Asap rokok menerbar kemana-mana karena tertiup oleh angin.

Tanpa Aila ketahui seseorang secara diam-diam memotret dirinya, yang sedang merokok di rootof sekolah. Setelah puas mengambil foto, seseorang melihat foto-foto yang ada di layar hpnya dengan tatapan puas, lalu, ia mengirimkannya ke Alfan dengan anonim alias tanpa nama.

"Ini baru permulaan," kata orang tersebut sambil tersenyum licik.

Hari ini banyak hal yang menganggu pikiran Aila, sehingga ia tertidur di rootof sekolah.

...
Alfan yang sedang mendiskusikan rangkaian acara dengan ketua panitia, mendengar notifikasi pesan masuk ke handphonenya.

Awalnya, Alfan mengabaikannya notifikasi tersebut, tetapi bunyinya yang menganggu diskusi yang sedang berlangsung mau tidak mau Alfan membuka handphonenya.

Saat melihat isi pesan yang dikirim wajah Alfan seketika menjadi gelap, ia bangkit dari kursinya dengan kesal.

"Ada apa, Fan?" tanya Alvin melihat wajah Alfan yang terlihat kesal, Alfan belum pernah terlihat sekesal itu sebelumnya.

"Gak ada lo lanjutin rapatnya! Gue mau keluar sebentar," kata Alfan buru-buru keluar dari ruangan, menuju rootof sekolah.

Orang-orang yang ada disekitar terkejut melihat Alfan yang berlari keluar dari ruangan, terburu-buru seperti dikejar setan.

Sesampainya di rootof sekolah, Alfan melihat Aila yang tertidur di rootof sekolah dengan bau asap rokok yang pekat di sekitarnya.

Ia menatap lama adik kelasnya yang tertidur pulas itu, saat melihat foto Aila yang merokok membuat Alfan merasa panik yang tak bisa dijelaskan. Makanya, ia buru-buru ke rootof untuk mencegah Aila, menghisap rokok lebih banyak lagi.

Dilihat dari wajah Aila yang tertidur dengan wajah yang kuyu, membuat hati Alfan merasakan sakit untuknya.

Aila yang sedang tidur merasakan seseorang menatapnya, segera bangun dari tidur dan matanya yang sayu langsung bertemu dengan tatapan Alfan yang hangat, sehingga ia dengan wajah yang memerah menundukkan kepalanya.

"Kak Alfan? Kakak, ngapain di sini?" tanya Aila heran melihat Alfan, saat pertma kali bangun dari tidur.

Setahu dirinya jarang ada murid-murid yang lain pergi ke rootof, selain dirinya. Makanya, rootof tempat Aila untuk melarikan diri dan tiduran ketika ia bolos pelajaran.

"Gue ke sini cuma mau cari angin segar," kata Alfan berbohong, "Lo, ngapain tiduran di sini? Entar masuk angin baru tau rasa Lo."

"Gue mah udah biasa tiduran di sini, Kak," kata Aila sambil nyengir ala kuda minta disliding.

Entah kenapa setiap berada di dekat Alfan semua beban yang Aila rasakan menghilang. Itulah alasan, kenapa Aila tidak ingin menjauh dari Alfan.

"Lo, bener-bener gak dengerin apa yang dibilang, Bu Beti!" kata Alfan sambil menggelengkan kepalanya.

"Bu Beti, siapa? Gue gak kenal, Kak!" kata Aila sambil menatap ke arah Alfan dengan wajah polosnya.

Mendengar hal itu Alfan menepuk jidatnya frustrasi dengan apa yang dikatakan oleh adik kelasnya itu.

"La, lupa ingatan atau pikun sih? Sama guru sendiri gak ingat," kata Alfan sambil menoyor kepala Aila. Kalau Bu Beti mendengar apa yang dikatakan oleh Aila barusan, pasti penyakit beliau kumat lagi.

"Aihh, kakak jangan sentuh kepala berharga gue!" kata Aila menatap Alfan cemberut.

"Salah lo sama guru sendiri masak lupa," gerutu Alfan.

"Gue cuma bercanda, Kak. Mau aja dikibulin."

Pffft! Aila dengan sekuat tenaga mencoba menahan tawanya. 

"Kalau ketawa ya ketawa aja, jangan ditahan," kata Alfan cemberut kemudian ia mengeluarkan sebuah permen dari satu baju dan memberikannya ke Aila.

Aila melihat sebuah permen di depan matanya,  ia langsung mengambil permen tersebut.

"Makasih ya, kakak," katanya sambil tersenyum manis. 

Melihat wajah Aila yang tersenyum, entah kenapa membuat Alfan merasa lega.

"Lo cantik kalau tersenyum kayak gitu," puji Alfan refleks saat melihat senyum di wajah Aila.

Aila yang dipuji wajahnya memerah seperti kepiting rebus.

"Kak Alfan, bisa aja. Jangan muji gue, Kak! Entar gue terbang ke langit dan gak balik lagi ke bumi," kata Aila salah tingkah.

"Lo, harus balik karena ada gue yang nunggu lo di bumi," balas Alfan sambil tersenyum menggoda.

Mendengar hal itu Aila semakin salah tingkah, ia memutuskan untuk pergi dari rootof, sebelum dirinya khilaf melakukan sesuatu ke pada Alfan.

Alfan yang melihat itu hanya tertawa kecil melihat Aila yang salah tingkah, tetapi itu tidak berlangsung lama saat ia melihat kembali foto-foto yang ada di handphonenya wajah Alfan langsung cemberut.

Siapa orang yang sedang memata-matai Aila? Ada masalah apa orang yang mengirim foto sama Aila? Dan kenapa orang itu mengirimkan foto Aila yang sedang merokok kepada dirinya? Masih banyak lagi berbagai pertanyaan dan spekulasi di benak Alfan, tentang orang yang mengirim foto yang tidak diketahui siapa pengirimnya itu.

Seseorang yang memperhatikan mereka berdua dari jauh, semakin kesal saat melihat Alfan dan Aila semakin dekat.

"Cih, bukannya menjauh mereka malah semakin dekat," kata seseorang tersebut sambil menghentakkan kakinya.

Seseorang itu lalu pergi sambil berucap, "Aila, lihat aja gue bakalan bikin lo menjauh sendiri dari Kak Alfan."

Seseorang itu tak lain adalah Tiara yang selalu mengawasi dan memata-matai Aila.

________________✨✨✨______________

Update: Rabu, 8 Juni 2022
Pengawas: Ahzanysta

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top