RASA APA INI?

Terlihat Mila, Gritte, Arif, Kevin, Gina, Dimas dan Ali sedang bercanda gurau di dalam kelas bersama teman-teman yang lainnya. Tiba-tiba Gina mendekati Ali dan duduk di depannya.

"Li, makasih ya kemaren sudah batuin gue," ucap Gina dengan senyum termanisnya.

Gina seolah sedang menggoda Ali, namun Ali tak mempedulikannya.

"Hemmm!" gumam Ali sambil fokus pada buku bacaanya.

Gina sebal dengan sikap Ali yang cuek itu, ia hanya bisa menarik napasnya perlahan. Tiba-tiba saja Prilly masuk dengan wajah merah dan napasnya sersengal.

"Huuuuhhhffff," keluh Prilly sambil menuju ke segerombolan sahabatnya.

Napasnya memburu, dia langsung menyandarkan kepalanya di bahu Mila.

"Lo kenapa Pril?" tanya Gritte.

Ali yang tadinya fokus dengan buku bacaannya, sekarang mendongak menatap Prilly yang penuh dengan peluh di dahinya. Mila menyodorkan minuman kepada Prilly dan langsung saja Prilly menenggaknya. Setelah napasnya sudah teratur barulah dia menjelaskan.

"Gue kesiangan Ite, pas gue sudah sampe depan gerbang yang hampir di tutup, gue nyelonong aja. Sudah gitu ada Pak Abadi yang lihat gue. Dia hampiri gue dengan peluitnya itu, bikin kuping gue pengang. Saat dia lagi ceramahin gue, ada Bu Shela lewat, Pak Abadi langsung diem, terpesona lihat Bu Shela. Gue nggak sia-siain kesempatan itu, langsung aja gue lari."

Seluruh teman-teman satu kelas yang mendengar ceritanya, langsung tertawa hingga kelas itu menjadi gaduh.

"Parah lo Pril, kalau dia sadar lo kabur pasti dicari lo. Gue yakin pasti lo di hukum!" terka Dimas penuh percaya diri.

Tak berapa lama, terdengar suara dari ambang pintu, "PRILLLLLYYYYYYYYY!!!!!"

Semua anak yang di dalam kelas pun seketika terdiam dan menoleh ke arah pintu.

"Sekarang kamu keluar. Ikut saya!" seru Pak Abadi dari ambang pintu sambil berkacak pinggang.

Prilly hanya bisa diam tertunduk mengikuti Pak Abadi. Mereka berjalan menuju ke lapangan upacara, tepatnya di depan tiang bendera yang berada tepat di depan kelas Prilly. Prilly pun dihukum dengan memberi hormat kepada bendera, karena keterlambatannya itu. Dari dalam kelas terlihat Ali memperhatikan Prilly. Kebetulan tempat duduknya dapat melihat jelas ke arah Prilly yang sedang mendongak ke atas dengan tangan hormat. Ali yang sedang memperhatikan Prilly, ada rasa tak tega, rasanya ingin sekali ia menggantikan posisi Prilly. Saat ia sedang sibuk memperhatikan Prilly, tidak terasa bel pergantian pelajaran pun bunyi. Guru yang mengajar ke luar, Ali langsung ikut ke luar mengedarkan pandangannya seperti mencari sesuatu. Hingga dia berjalan dan menemukan apa yang dia cari, Ali menghampirinya.

Selesai menjalani hukuman Prilly langsung pergi ke kantin. Dia duduk di salah satu meja yang ada di sana. Prilly sibuk mengelap keringat yang membasahi wajahnya. Saat itu ada seseorang mengulurkan air mineral ke arahnya. Seketika ia mendongak dan melihat, siapa orang itu.

"Ini minum," perintah Ali dengan sikapnya yang dingin namun perhatian kepada Prilly.

"Terima kasih," ucap Prilly lalu menerima botol air minumnya dan segera meminumnya.

"Lo kenapa bisa telat?" tanya Ali sambil duduk di bangku depan Prilly.

Prilly menutup botol minumannya, dan dia letakkan di atas meja. Prilly menarik napasnya sebelum menjawab pertanyaan Ali.

"Gue bangun kesiangan, soalnya semalem habis ngerjain tugasnya Bu
Shela. Ohhhh iya Li, makasih ya?" ucap Prilly menggantung.

Ali mengerutka dahinya, bingung dengan ucapan Prilly yang kurang jelas itu.

"Mmm ... buat apa?" tanya Ali yang kini sudah memberanikan diri berbicara banyak dengan Prilly.

"Karena lo sudah antar gue pulang kemarin," jawab Prilly malu-malu.

"Iya!" jawab Ali singkat.

Akhirnya mereka pun mengobrol hingga bel masuk.

***

Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan. Kedekatan mereka pun tak terelakan lagi

Derrrttt ... derrrrttt

Handphone Prilly yang ada di atas nakas berdering tanda sms masuk.
Prilly yang saat itu sedang berada di meja belajar menghampirinya. Langsung saja Prilly membuka pesan singkat itu.

"Ali?" gumam Prilly tersenyum simpul. Akhirnya dia pun membuka pesan dari Ali itu.

Lo, udah tidur Pril?

Prilly yang kaget mendapat sms dari Ali mengerutkan dahinya. Setengah tak percaya.

"Apa ini beneran Ali yang sms? Beneran tanya atau hanya mau iseng?" batin Prilly ragu saat ingin membalasnya.

Tak lama kemudian Prilly akhirnya menjawab sms Ali.

Belom, ada apa tumben sms gue?

Hati Prilly harap-harap cemas, menanti jawaban sms Ali.

Nggak ada apa-apa. Besok gue boleh nggak main ke rumah lo?

Prilly mengerutkan dahinya, "Ali? Mau main ke rumah? Tumben," gumamnya.

Mau ngapain lo ke rumah gue?

Balas Prilly, daripada dia menerka-nerka tak jelas, lebih baik bertanya langsung niatan Ali untuk meminta izin akan datang ke rumahnya.

Gue sudah janji sama bokap lo,
Dia ngajakin gue tanding main catur. Lo keberatan?

Prilly tersenyum membaca balasan dari Ali. Dalam harinya bahagia menanti Ali datang ke rumahnya.

Nggak kok, main saja. Emang gue gendong lo, keberatan? Hehehehe
jam berapa lo mau ke rumah gue?

Lagi-lagi Prilly tersenyum, kali ini dia menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Menanti balasan pesan dari seseorang yang spesial, walau hanya beberapa detik terasa lama.

Lihat aja besok. Besok gue hubungi lo lagi. Hahahahaha bisa aja lo bercandanya.

"Astaga, ini anak bisa bercanda juga ternyata?" Prilly berbicara sendiri sembari tangannya usil mengetik balasan untuk Ali.

Oke

Balasan dari Ali pun mendarat lagi di handphone-nya.

Ya sudah sampe ketemu besok.
Cepet tidur sudah malam.
Good nigth Prilly. Sweet dream.

Entah apa yang dirasakan Prilly saat ini, membaca sms terakhir Ali hatinya tak karuan. Perasaan entah apa ini? Seneng dan tak percaya. Ali yang dia kenal dingin dan cuek, saat ini berbeda. Hati Prilly merasa hangat saat diperlakukan Ali seperti itu.


"Ada apa dengen perasaan gue saat ini? Kenapa setiap dekat dengan Prilly jantung gue berdetak lebih cepat? Saat menatap matanya, gue ngerasa nyaman. Aneh, apa gue sedang jatuh cinta sama Prilly? Ah, apaan sih! Pikiran gue sudah eror kayaknya. Tapi kenapa ya, gue seneng banget waktu terima balasan sms dari dia?" gumam Ali sembari memikirkan perasaannya.

Ketika Ali sibuk bergulat dengan pikirannya sendiri, saat berbaring di atas King size-nya, tiba-tiba suara mengejutkannya. "Hayyyyyoooo!!" seru Alya mengagetkan Ali yang sedang melamun.

Ali terlonjak kaget, hingga memegangi dadanya.

"Apaan sih lo Kak? Kebiasaan banget deh, masuk nggak ketok pintu. Gimana coba kalo gue punya penyakit jantung? Bisa-bisa seketika gue jantungan gimana? Lo mau tanggung jawab?" omel Ali terlihat masih shock dan memajukan bibirnya.

Alya ikut naik ke atas tempat tidurnya. Dia menatap wajah Ali yang terlihat berseri, berbeda dengan biasanya.

"Yaelah lo kali Li, yang keasyikan senyum-senyum sendiri nggak jelas. Gue dah ketok-ketok noh pintu, lo nggak jawab, akhirnya gue masuk aja! Lo kenapa Li senyum-senyum sendiri? Udah gila lo ya?" tanya Alya yang terlihat penasaran dengan Adik satu-satunya itu. "Lo masih waras kan Li?" timpal Alya meletakan telapak tangannya di dahi Ali.

Ali menepis tangan Alya yang berada di dahinya.

"Sembarangan lo Kak, ngatain gue nggak waras. Gue jelas-jelas masih waras dan masih sadar 100%! Ganteng-ganteng begini dikatai nggak waras," elak Ali tak terima oleh ucapan Alya.

"Terus lo ngapain senyum-senyum sendiri tadi? Cerita dong Li?" rajuk Alya dengan perasaan penasarannya yang besar.

"Mmm ... Kak, kenapa ya, gue ngerasa aneh!" ujar Ali menggantung, membuat Alya semakin bingung dan seketika panik.

"What!!!! Aneh? Memang apa yang sekarang lo rasain? Lo sakit? Di bagian mana? Apa perlu gue bawa lo ke dokter?" tanya Alya membanjiri Ali dengan pertanyaan yang tidak ada sangkut pautnya itu.

Dengan wajah khawatir Alya memeriksa setiap inci badan Ali. Tapi tak ditemukan luka atau pun yang berbeda di diri Ali. Yaiyalah, orang yang beda hatinya.

"Sssstttttt! Makanya kalau ada orang bicara dengerin sampe selesai. Jangan asal potong!" sela Ali menghentikan tangan Alya yang terus merabanya khawatir.

"Iya maaf, ohh ya, tadi lo mau bicara apa? Ada yang aneh di diri lo? Memang kenapa lo?" tanya Alya yang langsung membrondongi pertanyaan pada Ali.

"Kak, nggak tahu kenapa hati gue itu nyaman kalo lihat mata Prilly. Kalo dekat dia jantung gue terasa mau lepas. Tiap gue mau bicara sama dia, kenapa susah terucap. Gue nggak tahu Kak, perasaan apa yang ada di hati gue saat ini," curahan hati Ali kepada Alya.

"Yaeeelaaa Li, itu namanya lo lagi jatuh cinta sama ... mmmm ... siapa namanya tadi Li?" Alya mengetuk-ngetukkan tangannya di kening mengingat nama yang tadi Ali sebutkan.

"Prilly!"

"Nahhh iyya Prilly! Ternyata adek gue udah gede ya? Sudah bisa jatuh cinta," goda Alya dengan tawa keras di dalam kamar Ali, "terus sejauh mana hubungan lo sama dia?"

"Maksudnya?" tanya Ali dengan nada bingung.

"Haduuuhh ... Ali lo itu begok apa tolol sih?" tanya Alya sambil menonyor kepala Ali pelan, "yaaaa hubungan lo sama Prilly lah!"

"Gue bingung Kak, gue aja nhgak tahu harus melakukan apa dan bagaimana saat deket sama dia. Baru kali ini Kak gue rasain begini sama cewek."

"Haaaaarrrrggghhh," geram Alya, "Ali ... Ali ... lo tu cowok harus gentle dong! Tunjukin kedia kalau lo itu hadir dalam kehidupannya. Lo ubah sikap dingin lo itu ke dia. Lo perhatian ke dia, dari hal kecil dulu aja!"

Ali hanya bisa memanggut-manggutkan kepalanya mencerna setiap kata dari Alya.

***

Prilly dan Uly sedang asyik memasak di dapur. Sedangkan Rizal dan Raja sedang asyik berbincang, sesekali mereka bercanda dan tertawa bersama di ruang tengah. Tiba-tiba bel rumah berbunyi.

Ting tong ... ting tong

Bi Sari asisten rumah tangga Uly dengan segera membukakan pintu. Terlihat lelaki mengenakan kaus hitam polos dan jeans hitam, tatanan rabut berjambul di depannya.

"Siapa Bi?" tanya Uly yang menghampiri.

Bi Sari menggeser tubuhnya, memperlihatkan pria tampan yang berdiri di depan pintu rumahnya dengan senyuman sangat manis.

"Mmm ... itu Bu ... mmmm anu." Bi Sari terlihat bingung ingin menjawab apa, karena baru kali pertama Ali datang ke rumah Prilly.

Uly melihat sosok lelaki yang berdiri di depan pintu, sambil mengingat-ingat siapa orang ini? Dan tak lama baru Uly mengingatnya.

"Ooohhhh kamu! Ayo masuk, mau cari Prilly ya? Tunggu sebentar. Kamu duduk dulu. Tante panggil Prilly, dia sedang memasak di dapur bantu-bantu Tante," jelas Uly sambil menggiring Ali untuk duduk di sofa ruang tamunya.

"Iya Tante, terima kasih," ucap Ali setelah dia duduk di sofa.

Uly masuk ke dalam untuk memanggil Prilly. Namun baru sampai di ruang keluarga, Rizal bertanya, "Siapa Ma?"

Uly pun menghentikan langkahnya, menoleh kepada Rizal sembari menunjuk ke ruang tamu. "Itu Pa, teman Prilly yang waktu itu pernah antar pulang, haduh siapa ya namanya, Mama lupa Pa," jawab Uly sambil mengetuk kepalanya pelan.

"Ali maksud Mama?" jawab Rizal mengingatkan istrinya.

"Iya Ali Pa!" seru Uly setelah berhasil mengingatnya.

Rizal dan Raja langsung menghampiri Ali yang berada di ruang tamu.

"Nak Ali, sudah lama baru kelihatan lagi?" sapa Rizal setelah sampai di ruang tamu.

"Iya Om, maaf baru sempat main ke sini, Om bagaimana kabarnya?" jawab Ali ramah.

Ali berdiri lalu menjabat tangan Rizal dan menciumnya, tanda hormat kepada orang yang lebih tua.

"Alhamdulilah sehat, ini kenalkan adiknya Prilly. Namanya Raja," ujar Rizal memperkenalkan Raja kepada Ali, sambil mengelus punggung Raja.

"Hay Bang," sapa Raja sambil menjabat tangan Ali, ramah.

"Duduk!" titah Rizal. Akhirnya mereka pun berbincang kecil di ruang tamu.

Ali yang tengah asyik mengobrol bersama Raja dan Rizal, tiba-tiba Uly datang menghentikan sejenak canda gurau tiga lelaki berbeda generasi itu.

"Nak Ali, ini diminum dulu tehnya dan kuenya. Baru saja jadi, masih hangat. Ini Prilly loh yang bikin," puji Uly sambil meletakan nampan berisi tiga cangkir teh dan satu piring kue tersusun rapi ke atas meja.

Ali yang merasa bahagia dengan sambutan hangat dari keluarga Prilly, tidak lagi dapat menyembunyikan senyumnya.

Prilly Pov

Saat gue lagi asyik memperhatikan kue yang ada di oven, tiba-tiba Mama datang.

"Siapa Ma yang datang?" tanya gue menoleh sekilas melihat Mama senyum-senyum sendiri tak jelas.

"Itu temen kamu!" jawab Mama setengah menggoda.

"Teman Ily? Siapa sih Ma? Pagi-pagi begini sudah datang. Baru jam 8, Mila? Gina? Atau Gritte?" tanya gue bertubi-tubi menyebutkan temen-teman yang sering datang pada Mama sambil masih sibuk mengeluarkan kue dari oven.

"Bukan sayang, tapi Ali!" Jawaban Mama polos sembari menuang teh dalam cangkir.

"What? A ... Ali? Seru gue membuat Mama juga ikut terkejut.

Gue merasa bahagia seakan kepala gue sekarang menjadi taman berbunga. Entah apa ini yang dinamakan jatuh cinta? Gue pun tidak tahu. Baru kali ini gue merasa seperti ini, gue yang terlihat senyum-senyum sendiri membuat Mama ikut tersenyum kecil.

"Sudah senyum-senyumnya? Sekarang kamu naik ke kamar sana! Mandi dan dandan yang cantik, masa mau nemuin calon mantu Mama pakaian dan pipi kamu penuh tepung begitu. Nggak malu apa?" goda Mama membuat gue semakin malu dan gue merasa pipi ini memerah, sepertinya seperti itu.

"Apaan sih, Mama ini?" kata gue malu-malu sambil memegangi kedua pipi.

Melihat pipi gue yang memerah, pasti Mama semakin gencar menggoda, sebelum Mama semakin menggoda lebih baik gue bergegas naik ke kamar.

Ya Allah perasaan apa yang sedang hamba alami saat ini?
Gue benar-benar baru merasakannya saat ini. Ini membuat gue bingung. Ya Allah tolonglah hamba-Mu ini sebelum aku gila karna rasa ini. Sumpah gue seneng banget Ali datang ke rumah. Entah kenapa bisa seperti ini perasaan gue.

Selesai mandi, gue langsung memakai busana santai tapi rapi dan sopan. Gue mengeringkan rambut gue yang masih basah dengan menepuk-nepukkan handuk, setelah setengah kering gue sisir. Gue poles sedit wajah gue dengan bedak beby dan mengoles bibir tipis gue dengan lips gloss agar terlihat lembab.

Selesai bersiap, gue langsung turun menuju ke ruang tamu. Gue melihat, di ruang tamu sudah tidak ada orang lagi. Sedikit rasa kecewa dalam hati gue, karena Ali tidak sabar untuk menunggu.

########

Aduuuuuh Prilly, kenapa kamu jadi ribet begitu? Hahahahaha
Beginikah kalian dulu saat diapeli pertama sama cowok? Hahahahaha

Terima kasih vote dan komentarnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top