PERJALANAN
Siang ini Ali, Prilly, Resi, Syarif dan Alya berada di ruang tunggu bandara Hang Nadim, Batam. Saat mereka sedang bercandaria, tiba-tiba seorang lelaki berdiri di depan tempat duduk mereka.
Lelaki yang tinggi tegap, bodi maco, kulit putih bersih, wajah keturunan arab dan indonesia, dengan memakai jeans hitam, kaus polos hitam pas bodi yang tertutup jaket kulit hitam mengkilap. Kacata hitam menutupi mata indahnya.
"Asalamualaikum," sapanya saat orang-orang yang dia hampiri belum menyadari kedatangannya.
"Waalaikumsalam," jawab mereka bersamaan dan menoleh ke sumber suara.
Farauq mencium punggung tangan Resi dan Syarif. Ia beralih kepada istrinya, yang sudah berdiri di sampingnya. Ia cium kening Alya dan memeluknya.
"I miss you Sweety," bisiknya masih memeluk Alya penuh kerinduan.
"I miss you too my life," balas Alya memeluk suaminya erat.
"Yaelah ... sudah, entar saja di rumah kangen-kangenannya. Bang, lo tega banget sih, gue nikah nggak datang. Nyesel lo nggak datang?" sela Ali menyadarkan suami istri yang sedang melepas rindu itu.
"Maaf Li, kerjaan di sana nggak ada yang hendel. Papa, Mama dan Alya pulang. Ya ... sekalian gue ngurus berkas-berkas perpindahan gue dan Alya kan?" jawab Faruq sambil beralih memeluk Ali.
Farauq menyadari wanita yang berdiri di belakang Ali.
"Ini Li, yang namanya Prilly?" tunjuk Farauq pada Prilly. Prilly hanya tersenyum menyambut kakak iparnya itu.
"Iya Bang, ini istri gue, nama Prilly," jawab Ali bangga seraya menarik pinggang Prilly posesif. Prilly mengulurkan tangannya menyalami Farauq untuk berkenalan.
"Cantik! Jadi ini yang selama 7 tahun, lo menjadi manusia es saat bersama wanita-wanita lain. Cepet-cepet selesain kuliah dan menjadi maniak kerja. Nggak salah pilih dan nggak salah menunggu, kalo akhirnya yang didapat bidadari, ya nggak, Sweety?" celetuk Farauq merangkul bahu Alya.
"Iya betul banget, my life. Bertahun-tahun galau dan sampai merengek-rengek sama Papa biar dia bisa dipekerjakan di Indonesia. Akhirnya perjuangan mereka selama ini terbayar sudah," ucapan Alya membuat Farauq, Resi dan Syarif terkekeh bersama.
"Eits, kalian berdua buka-buka kartu di depan istri gue," ujar Ali mengeratkan dekapannya di pinggang Prilly.
Prilly sedari tadi hanya tersenyum mendengar pembicaraan kakak iparnya. Hatinya terasa menghangat. Ternyata lelaki yang selama ini meninggalkannya untuk mengejar cita-citanya, benar-benar menepati janjinya dan yang terpenting ia tetap menjaga hatinya.
"Sudah, kok malah keasyikan bercanda di sini sih? Pesawat kamu berangkat jam berapa, Li?" lerai Resi saat mereka masih asyik bercanda dan mengobrol.
"Ya Allah, Ma, Ali sampe nggak sadar,l." Ali melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. "Dua puluh menit lagi, Ma," sambung Ali.
"Iya sudah, kamu siap-siap sana!" titah Resi.
Memang hari ini Ali dan Prilly akan memulai perjalanannya untuk honeymoon.
"Iya, Ma," jawab Ali. "Bang, gue berangkat dulu ya? next time kita sambung obrolannya," ujar Ali menepuk lengan Farauq.
"Okay deh, hati-hati ya? Jaga istri lo baik-baik!" sahut Farauq dan menepuk pundak Ali, mereka saling berpelukan.
Padahal Ali masih belum puas bertemu dengannya, diingat bahwa hubungan mereka sangat baik dan selalu saling membantu mengembangkan usaha keluarga.
"Sip, Bang!" ucap Ali sambil mengacungkan dua jempol ke depan Farauq. "Ma, Pa, Kak, Ali sama Prilly berangkat dulu ya?" pamit Ali dan menciun tangan Resi dan Syarif bergantian.
Prilly mengikuti Ali mencium tangan Resi dan Syarif. Beralih pada Alya mencium pipi chubby-nya dan memeluknya. Hubungan mereka pun juga sudah sangat dekat, Alya cocok dengan Prilly.
"Ma, Pa, Kak, Bang, kami berangkat dulu ya?" pamit Prilly sedikit merasa berat meninggalkan mereka.
Tangan kanan Ali merangkul pinggang Prilly posesif dan tangan kirinya menyeret koper besarnya.
Resi, Syarif, Alya dan Farauq melambaikan tangan mereka ke arah Ali dan Prilly.
"Huuuffss." Resi membuang napasnya lega. "Akhirnya ya Pa, Ali bisa menunjukan keberhasilannya kepada kita, dia juga mampu bersabar menunggu cintanya. Dia telah membuktikan kalau syarat yang Papa ajukan 8 tahun yang lalu, bisa dia penuhi. Walau Mama yakin, pasti hatinya saat itu tersiksa dan sakit," ujar Resi kepada Syarif dengan senyuman tak lepas dari bibirnya dan mata pun masih menatap punggung Ali dan Prilly yang memasuki pengecekan tiket.
"Papa lakukan itu juga untuk mereka kan, Ma? Tapi Papa bangga sama mereka berdua. Kesabaran, ketulusan dan cinta mereka menguatkan segalanya. Nekat dan tujuan mereka sangat kuat. Dan pada akhirnya membuahkan hasil juga kan, Ma?" tukas Syarif memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana.
"Tujuan dan niat mereka memang tulus Pa, Ma. Jadi Allah itu sudah merancang jalan hidup mereka sedemikian rupa, sehingga indah pada waktu yang tepat. Seperti saat ini. Prilly yang sudah membuktikan kehebatannya kepada orangtuanya, dapat dibanggakan keluarga Wijaya. Ali juga demikian, Pa. Dia juga dibanggakan keluarga Syarif kan?" sahut Alya panjang lebar saat mendengar percakapan orangtuanya.
"Itu yang namanya kesabaran berbuah manis, Beb. Ya sudah yuk Pa, Ma, kita pulang. Yang ditunggu sudah datang dan yang diantar juga sudah pergi. Mau ngapain kita masih berdiri di sini?" ajak Farauq kepada tiga orang yang masih berdiri setia menatap ke depan.
Mereka tersadar dan terkekeh bersama, yang diantar sudah tak terlihat lagi, tapi mereka masih memerhatikan tempat pengecekan tiket.
"Iya maaf, ayo Ma, Pa, kita pulang!" ajak Alya mengambil tas selempangannya yang dia letakkan di kursi tunggu.
Akhirnya mereka pun berlalu pergi dari bandara Hang Nadim diiringi canda tawa melepas rindu.
***
Pesawat yang saat ini dinaiki Ali dan Prilly sudah berada di atas awan. Tujuan mereka adalah Surabaya, bandara internasional Juanda. Mereka akan transit terlebih dahulu di Surabaya, sebelum berangkat ke Banyuwangi.
"Honey, sampe di Surabaya sore kan? Terus pesawat yang ke Banyuwangi adanya pemberangkatan siang?" tanya Prilly yang saat ini bergelayut di dada bidang Ali.
"Iya Sayang, kita menginap di Surabaya dulu semalam. Aku sudah persiapkan semuanya. Aku sudah perhitungkan semua yang kita butuhkan. Kamu nikmati saja perjalanan panjang kita," jawab Ali dan mencium kening Prilly.
"Terima kasih ya Honey?"
"Buat apa?"
"Buat semuanya. Kesetiaan kamu, kesabaran kamu, perhatian kamu dan pengertian kamu, selama ini." Prilly mengetatkan pelukannya di perut Ali.
"Sayang, itu semua sudah komitmen yang mendarah daging di diri aku, saat aku memutuskan menerima syarat Papa dan harus ninggalin kamu sementara. Dan akhirnya Allah pertemukan kita lagi. Itu aku lakukan buat kamu. Aku sangat mencintaimu, Sayang?" Ali mempererat dekapannya dan mencium pucuk kepala Prilly sayang.
"Aku lebih mencintai kamu, Honey," balas Prilly mempererat pelukannya di pinggang Ali.
Dua jam perjalanan dengan burung besi, kini Ali dan Prilly telah sampai di bandara Juanda.
"Sayang, kita ke hotel lansung aja ya!" ajak Ali. Mereka baru saja keluar dari gedung bandara.
Ali menggandeng Prilly keluar dari bandara menuju mobil sedan hitam yang terparkir di depan teras bandara. Mobil yang disediakan Rizal untuk mengantar Prilly dan Ali berkeliling Surabaya saat mereka transit.
"Loh, ini kan mobil rumah Papa yang di Surabaya, Honey?" tanya Prilly terkejut, saat melihat sedan hitam itu.
"Iya, Sayang. Papa kamu yang siapin," jawab Ali sambil membukakan pintu mobil untuk Prilly.
Ali memilih hotel yang tidak jauh dari bandara, agar mereka tidak tergesa-gesa untuk melanjutkan perjalanannya besok. Hotel Ibis Budget Juanda Internasional Airport adalah hotel yang terletak tepat di dalam lingkungan bandara. View yang disajikan oleh hotel itu langsung airport side. Jadi tamu yang menginap dapat melihat pesawat landing dan take off.
Prilly menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur saat mereka sudah berada di kamar hotel.
"Sayang, bersihin badan dulu," tanya Ali sambil melepaskan sepatu Prilly.
Prilly membuka matanya saat merasakan sepatu yang ia kenakan dilepaskan Ali. Prilly terkaget dengan perlakuan manis Ali. Ia mengangkat kepalanya melihat Ali masih berjongkok melepaskan sepatunya.
"Honey, kamu tidak seharusnya melakukan itu. Seharusnya aku yang melayani dan memanjakanmu. Aku bisa lakukan sendiri." Sesaat Prilly duduk di tepi ranjang menghadap Ali yang berjongkok di hadapannya saat ini.
"Kamu capek Sayang, sudah, kamu sekarang mandi dulu, aku mau pesenin makan buat kita," titah Ali, berdiri dan mencium sekilas bibir Prilly.
Ali ke luar kamar dan Prilly masuk ke dalam kamar mandi. Perlakuan sederhana Ali inilah yang selalu berkesan di hati Prilly. Meskipun sederhana, namun itu menunjukan besarnya cinta dan perhatian Ali kepadanya. Sangat jarang ditemukan lelaki semanis Ali.
***
Asap makanan panggang maupun bunyi gemercik minyak penggorengan bersahutan. Hampir tiap hari, Food Festival di Pakuwon City Surabaya, ramai dikunjungi. Sejak 2008, Pakuwon Food Festival di ujung timur kota ini, bukanlah jujugan makan sembarangan.
Seratus tenant menawarkan berbagai menunya.
Ada kupang lontong, nasi bakar, aneka sate, tahu campur,
sampai ikan bakar. Yang lain ada steak, roti prata, martabak India, dan aneka Chinese Food. Soal minuman, tak perlu khawatir. Wedang jahe, ronde, aneka teh, kopi, tersaji, siap dipilih. Mulai menu makanan dan minuman nusantara, hingga manca
negara. Dari yang resep tradisional, sampai modern. Semuanya tersedia.
Suasana romantis terbangun berkat ribuan lampu dekor taman yang tergantung sepanjang pintu masuk. Lampu- lampu itu tampak seperti cahaya yang melayang. Areanya pun luas, memberikan pilihan untuk penyelenggaraan event, panggung hiburan outdoor maupun indoor. Di sinilah malam ini Ali membawa Prilly.
"Aku tahu Sayang, mungkin tempat ini tidak asing lagi buat kamu. Karena kamu juga lama tinggal di kota pahlawan ini. Maaf cuma bisa membawa kamu ke tempat ini," ucap Ali saat mereka duduk di salah satu meja tempat outdor yang disediakan oleh Pukuwon Food itu.
"Terima kasih ya, Honey? Tapi malam ini bener-bener suasananya berbeda dari malam-malam aku sebelumnya. Karena malam ini aku datang ke sini bersama orang yang aku cinta, dan sudah menjadi suamiku. I love you my husband, you are my life?" ucap Prilly tulus tersenyum lebar hingga menghangatkan perasaan Ali.
"I love you too my wife." Ali mencium kening Prilly lembut dan cukup lama. Menyalurkan cintanya kepada wanita yang selama ini ia cinta dan rindukan setiap saat.
"Honey," panggil Prilly lirih.
"Hemmm, apa Sayang?" Ali menatap Prilly lembut sangat meneduhkan.
"Habis dari sini, bolehkah kamu antar aku kesuatu tempat? Aku kangen tempat itu, Honey," pinta Prilly dengan nada manjanya, yang membuat Ali tidak dapat menolak permintaan istrinya itu.
"Pasti, ke mana pun kamu akan pergi, aku akan selalu ada di samping kamu."
Prilly tersenyum bahagia dan langsung memeluk Ali.
"Makasih, Honey."
***
Meski malam semakin larut, namun kali ini Prilly masih mengajak Ali ke salah satu tempat vaforitnya saat di Surabaya. Karena Prilly yang menyukai ice cream, ia memilih Zangrandi Ice Cream yang ada di jl. Yos Sudarsio menjadi salah satu tempat tongkrongannya saat ia berada di kota itu dulu bersama teman-temannya.
Bangunan Zangrandi memang bernilai historis, karena bangunan ini telah ada sejak penjajahan Belanda di Indonesia. Pintu dan jendela serta perabotan yang digunakan, seperti
kursi rotan berwarna merah kuning beserta mejanya, membuat suasana tempo dulu semakin terasa. Prilly dan Ali merasakan suasana tempo dulu yang masih kental di ruang itu.
"Kamu pinter banget sih Sayang, milih tempat tongkrongnya?" puji Ali kepada Prilly sambil menyapu pandangannya di ruangan itu.
Prilly tersenyum bahagia, memerhatikan Ali selalu berdecak kagum dengan tempat itu.
"Tempatnya tenang. Ice cream-nya juga enak. Kamu mau pesen ice cream apa, Honey?" tawar Prilly sambil membuka buku menu.
"Kamu saja yang memilih, Sayang. Apa pun yang menjadi pilihan kamu, pasti enak."
"Aku mau pesan Tutti Frutti itu ice cream yang menjadi favorit di Zangrandi Macedonia ini, Honey," ucap Prilly.
Prilly memesan pada weatres, lalu weatres itu pun pergi berlalu meninggalkan Ali dan Prilly.
Mereka terlihat bahagia malam itu. Senyum selalu terukir manis di bibir. Tak sedikitpun senyum itu luntur dari bibir mereka. Semakin malam suasana di kota pahlawan itu semakin hidup. Keramaian kota dan lampu-lampu jalan selalu menghiasi dan mengiringi kebahagiaan pengantin baru itu.
######
Hai, aku datang. Hehehe
Masih betah menunggu kan?
Semoga saja. Hihihihi
Terima kasih untuk yang sudah vote dan komentar ya? Aku sedang liburan, jadi susah cari waktu buat pegang HP. Suami dan anak juga butuh perhatian, masak mau pegang HP mulu? Entar kalau suami dan anak diurus orang lain, aku yang merong-merong. Hahahahaha #curcol
Ya sudah deh,
Love you all and happy new year....
💞😘😚😚😚
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top