Chapter 1

Kalian lihat lelaki itu?

Rambut pirang, tinggi, dan ramah.
Dia -- Hiroto Maehara. Cowok tertampan di kelas E.

Dan aku..

.. Menyukainya.

.
.
Please!
Ansatsu Kyoushitsu (c) Matsui Yuusei-sensei
Chara : Hiroto Maehara x Shy!Reader
Teen, Romance, OOC, Absurd + gaje dan sekawanannya.
TWOSHOT
Made by : Wizardcookie
Selamat membaca~
.
.

Chapter 1

Sebagai seorang yang tidak pandai bergaul, terkadang aku bingung harus memulai pembicaraan dengan seseorang.

Dan ya, sekarang aku harus mengerjakan tugas bahasa ku bersama seseorang..

.. Seseorang--Hiroto Maehara.

AKU MALU SEKALI ASDFGHJKL!!

Kenapa Makhluk kuning itu memasangkan ku dengannya?! Lebih baik kalau aku mendapat pasangan cewek.

Kembali ke cerita. Jadi bagaimana mengerjakannya?! Aku saja tidak tau harus ngapain.

Saat aku melemparkan pandanganku keluar jendela, tau-tau diberikan tugas berpasangan dan yang membuatku terkejut itu saat namaku dan nama Maehara-kun disebut.

Sungguh. Ini benar-benar tidak lucu.

"Kau ada ide, [Last Name]-san?" Tanya si surai pirang sambil bertopang dagu.

Aku menggaruk pipi. Emangnya disuruh ngapain sih?

"A-Aku.."

Aku menggigit bibir bawahku. Tanganku bergetar. Ya ampun! Tenangkan dirimu , [Name]!

"A-Aku tidak tau tu-tugasnya apa.."

Diam.

Setelah mengatakan itu, aku memilih untuk diam.

Jantungku berdebar dengan cepat. Keringatku terus bercucuran dari dahiku. Canggung. Suasananya jadi canggung.

Tak lama kemudian aku mendengar kekehan kecil dari Maehara-kun.
Tunggu,

Apa?

"Pantas saja kau terlihat bingung daritadi."

Melihat dia terkekeh seperti itu, cukup membuat aliran darahku berjalan dengan cepat menuju wajahku.

Membuat wajahku jadi terlihat merah.

Aku menunduk menahan malu.

"Tugas membuat resensi. Jadi kita harus menonton film atau membaca sebuah buku terlebih dahulu." Jelas Maehara.

Aku mengangguk paham.

Resensi ya..?
Menonton film? Ah, aku lebih suka membaca buku sih. Tapi untuk seorang Maehara.. sepertinya dia lebih suka menonton film.

"Bagaimana.. Ka-Kalau kita menonton film?" Tanyaku.

Maehara membulatkan matanya, lalu senyuman lebar terlukis di wajahnya.

"Wah! Kupikir kau gak suka nonton."

Itu lebih baik daripada membaca buku sih..

"Kau tau, aku ingin menonton sebuah film baru di bioskop pekan nanti! Aku lagi pengen nonton yang romance."

Romance? Aku.. lebih suka thriller.

"Bagaimana? Kau mau kan?"

Dia menanyakan hal tersebut sambil memegang kedua tanganku.

Astaga..

Jantungku..

Aku menatap ke tangannya, lalu ke arahnya secara bergantian.
Tersadar, dia pun melepaskan genggamannya itu.

"Maaf, aku kelepasan hehe." Katanya sambil menyengir lebar.

Semburat merah muncul di wajahku. Jangan buat aku berdebar seperti itu dong..

"Boleh sih. Tapi.."

Maehara terdiam, dan menunggu kalimat selanjutnya yang akan keluar dari mulutku.

"Bisakah kita pikirkan lagi tentang filmnya?"

.
.
♡♡♡
.
.

Aku mengeluarkan sebuah brosur yang berisi tentang film yang akan tayang pekan nanti.

Ya, aku ingin membicarakan tentang film yang akan kami tonton nanti. Maehara menyukai Film bergenre Romance, sedangkan aku lebih memilih tentang Thriller.

Kami berdua juga sempat berunding. Walaupun belum ketahuan siapa yang menang.

Maehara melihat brosur yang ku letakkan di atas meja ku dengan seksama.

"Ini genre nya Romance, Musikal, Komedi." Kata ku sambil menunjuk sebuah gambar di brosur tersebut.
"Kalau ini Slice of Life, Ada Romance nya juga. Kalau ini Slice of Life,Thriller, Horror."

Mendengar kata 'Horror' itu, kulihat wajah Maehara yang sedikit berubah.

"Jadi.. Kau mau nonton yang mana?" Tanya Maehara.

Aku terdiam sembari berpikir. Aku sih maunya thriller.

Aku menunjuk film bergenre thriller yang ada di brosur tersebut, membuat Maehara terkejut.

"A-Aku tidak menyangka kau suka film yang seperti itu.." kata Maehara , keringat dingin bercucuran di dahinya.

"Ka-Kalau memang Maehara-kun tidak mau tak apa. Kita ganti ke film ini sa--"

Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, dia memegang tanganku (lagi).

"Gapapa, aku mau coba film ini."

Maehara mengambil kertas brosur tersebut dan menatap gambar film thriller tersebut lekat-lekat.

"Sepertinya seru ya.." gumamnya.

.
.
♡♡♡
.
.

Akhir pekan, aku mempunyai janji dengan Maehara-kun untuk menonton film yang aku lupa judulnya. Dengan genre Thriller.
Sepertinya Maehara-kun tidak suka ya..

Terlihat dari wajahnya dan dia yang berkali-kali menelan ludah menahan rasa takut saat menonton trailer yang ku berikan padanya.

Kalau dipikir pikir.. Ini seperti kencan ya?

"Yo, [Last Name]-san!"

Aku menoleh ke asal suara tersebut, mendapati Maehara-kun yang sedang melambaikan tangannya.

Dia..

.. KEREN SEKALI!

Dengan balutan kaos oblong bewarna hijau, dilapisi luaran rompi berhoodie bewarna coklat muda dengan celana pendek selutut bewarna senada.
Semburat merah muncul di wajahku.

"A-Ah, Konichiwa, Maehara-kun." Balasku.

"Waaah! Aku belum pernah melihatmu memakai pakaian bebas, [Last Name]-san."

Dia lalu tersenyum. "Cantik."

Kurasakan wajahku yang memanas sekarang.

Aku dengan mini dress bewarna baby blue dan luaran cardigan bewarna krem memang cukup simpel, apalagi rambutku yang kubuat ikal lalu kuikat dua ke bawah dan.. Untuk pertama kalinya aku berpenampilan seperti ini.

Padahal kita mau nonton film.. Tapi, kenapa aku malah menganggap ini sebagai kencan?

"Ayo." Ajaknya.

Aku mengangguk, lalu ikut berjalan di sampingnya dan memasuki bioskop.

.
.
♡♡♡
.
.

Saat kami keluar dari bioskop, kulihat wajah Maehara-kun yang pucat. Aku khawatir kalau terjadi apa-apa..

Kalau memang dia takut kenapa tidak teriak saja ya? Ah, mungkin dia sedang menjaga image nya sebagai lelaki tampan dan berani.

"Apa kau baik-baik saja, Maehara-kun?" Tanyamu.

Kulihat Maehara-kun yang memegangi kepalanya.

"Ah, aku tak apa. Tenang saja."

Bohong.

Padahal sudah cukup jelas adegan di film tersebut membuat seseorang ingin muntah.

Aku? Biasa saja sih.. Aku sudah sering menonton film bergenre seperti itu.

"Kita duduk dulu ya?" Ajakku.

"Ya."

Aku menarik lengan Maehara-kun lalu mencari kafe terdekat.

Aku.. benar-benar tidak sadar dengan apa yang ku lakukan sekarang.

Kulihat Maehara-kun yang melihatku, dan tanganku yang memegangi lengannya..

Refleks, aku pun melepaskan genggamanku.

"A-Aku tidak bermaksud--"

"Gapapa."

Dia tersenyum, lalu menggenggam tangan kananku.

"Seperti ini saja ya?"

Aku melihat ke arah tanganku, lalu semburat merah muncul di wajahku. Jantungku juga.. berisik banget sih.

"Ba-Baik."

Aku hanya menurut saja.

Tapi , aku benar-benar senang kalau seperti ini..

Aku .. tidak mau hari ini cepat berakhir.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top