04 - 02 - 2021 : Quest

Song/music: Nier Gestalt/Replicant - The Prestigious Mask

...

Hari ke-4: Buat karya dengan membayangkan tokoh/diri menjadi NPC (Non-Playable Character) di dunia baru.

...

Quest

"Aaaaaaa!!!!"

Memulai cerita dengan sebuah teriakan, bagaimana menurutmu? Klise? Menegangkan? Atau mungkin malah membosankan. Yah, apa pun jawabanmu itu bukan masalah. Lagi pula itu bukan teriakanku. Itu suara para newbie yang turun—jatuh, lebih tepatnya—dari langit, bersiap memulai petualangan mereka sambil menggangguku yang sedang memancing di  pinggir danau.

Yap, benar sekali. Para noob itu jatuh persis di tengah danau, basah kuyup, dan menakuti ikan-ikan yang ada. Jadilah aku seorang pemancing yang malang. Tak satu pun ikan datang karena keburu takut dan kabur ke perairan yang lebih dalam. Sialnya, aku harus mengalami ini hampir setiap hari.

Setelah calon pahlawan itu tenggelam dan berusaha naik ke permukaan, akan ada petugas khusus yang telah diprogram untuk membantu mereka. Memberi tahu kalau mereka adalah orang-orang terpilih dari dunia lain yang dikirim para dewa untuk membebaskan dunia ini dari kejahatan. Harus kuberi tahu satu hal, dunia ini aman sentausa! Mereka saja yang cari masalah. Buktinya aku masih ada dan terus memberikan misi-misi untuk mereka.  Membangunkan beruang yang sedang tidur. Orang bodoh macam apa yang melakukan itu semua? Dan di sinilah aku, seseorang yang membantu para pahlawan untuk menyelesaikan bagian dunia yang kacau.

Begini amat jadi NPC.

Beberapa hari setelah kejadian datangnya salah satu calon pahlawan, muncul sebuah tanda seru di atas kepalaku. Berwarna kuning berpendar. Ah, saatnya memberikan misi.

Aku keluar dari gubukku di pinggir danau, menantikan seseorang datang mengganggu. Selama aku menunggu, kuputuskan untuk memancing.

Lama aku menunggu si Pahlawan datang. Namun, dia belum tiba juga. Aku bahkan sudah berhasil mendapatkan sepuluh ekor ikan. Untunglah belum ada calon pahlawan baru yang jatuh dan menakuti ikan-ikan yang ada.

"Anooo ...." Suara seseorang! Ah, akhirnya datang juga. Aku langsung berdiri dan menghadap si Tokoh Utama yang ternyata datang bersama dua temannya. Dia bertubuh lumayan atletis dengan rambut pirang dan bentuk wajah tegas. Memang tidak sebesar teman lelaki satunya yang satu kepala lebih tinggi berambut cepak. Dan, oh, jangan lupakan gadis elf berambut biru di sisi lainnya.

"Ya? Ada yang bisa kubantu?"

"Apa kau si Pemancing Malang?" tanya si Tokoh Utama.

"Ha? Apa?" Julukan dari mana itu? Aku tidak pernah ingat menyandang julukan itu.

"Orang-orang di kota bilang kalau kau bisa membantu kami," lanjutnya tanpa memedulikan keherananku.

"Memang apa yang kalian butuhkan?"

"Kami butuh ikan Red Snapdragon untuk bahan obat teman kami yang sedang sakit," jawab teman lelaki si Pahlawan dengan suara berat.

Wow, wow, wow. Apa-apaan permintaan itu. Aku bahkan tidak punya umpan untuk ikan langka semacam itu. Belum lagi harus dipancing di tengah danau.

"Sayangnya tidak ada. Tapi kalau kalian bisa mengambilkan bahan-bahan yang telah kutulis ini, aku bisa membuat umpan dan kita bisa memancing bersama." Kuberikan kertas daftar bahan-bahan langka khusus untuk ikan sejenis itu.

Si Tokoh Utama menerimanya dengan senang hati. Mereka secara resmi telah mendapat quest pertama dariku. Sekarang, aku bisa kembali tenang untuk beberapa saat.

Beberapa hari setelah aku memberikan misi pertama, seorang pahlawan datang. Dia orang yang sama dengan yang kuberikan misi.

"Ini bahan-bahannya," katanya sambil memberikan sekeranjang sayuran, buah, tanaman langka dan ramuan ajaib lainnya. Kuterima barang itu dan langsung kubuat umpan.

"Ayo, kita memancing!"

Kami berempat naik ke kapal yang sering kugunakan untuk memancing ikan-ikan langka atau hanya sekadar jalan-jalan. Kuajarkan mereka teknik dasar memancing. Bukannya tidak ingin tanganku kotor, hanya saja aku tidak pernah bisa mendapatkan ikan sebesar itu dalam satu tarikan. Kalau aku yang memancing, yang ada hanya akan terlepas kembali. Aku yakin anak-anak muda ini punya kekuatan yang lebih untuk mendapatkan hewan itu.

Kami akhirnya tiba di tengah danau. Setelah beberapa instruksi dariku, aku memutuskan untuk rehat di dek.

Selepas beberapa saat umpan di lempar, air mulai beriak, kapal mulai oleng, teriakan anak-anak muda bersahutan.

"H ... hei, Pak Tua! Apa yang harus kami lakukan sekarang?!" Aku tidak menghiraukan kepanikan mereka. Kalau mereka mendengar instruksiku, mereka akan tahu apa yang harus diperbuat. Aku bisa bayangkan bagaimana wajah-wajah ketakutan di sana.

"Aaa! ada sesuatu yang datang!" teriak si gadis elf.

Sesuatu muncul dari dalam air sampai cipratannya membasahi seluruh tubuhku. Hewan itu menggeliat seperti ingin lepas. Moncongnya terkait pada bagian kail si Pahlawan.

Red Snapdargon, berwarna merah dengan sisik bagai naga dan berkumis panjang seperti lele, berukuran sebesar kudanil . Ia terus meronta, tetapi si Tokoh Utama tidak ingin tangkapannya lepas.

Air danau mulai masuk ke dek seiring gerakan si ikan yang mulai agresif. Joran si Pahlawan bahkan harus dipegangi oleh dua teman lainnya.

Setelah pergumulan panjang antara ikan dan manusia, akhirnya kami bisa pulang. Red Snapdragon seberat tiga puluh kilogram berhasil ditangkap.

Di darat, aku memberikan selamat pada mereka.

"Terima kasih banyak!" ucap mereka bertiga sambil membungkuk. Aku tersenyum.

Quest Completed

"Aaaaaaa!!!!"

Lagi-lagi calon pahlawan baru muncul. Kapan semua ini akan berakhir?

-oOo-

A/N

Ha ha, nggak nyambung sama cerita yang kemarin.

Maaf kalau agak absurd.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top