02 - 02 - 2021 : Jurnal
Song/music: Nier: Gestalt/Replicant - Kaine / Salvation
...
Hari ke-2: Buat karya yang diawali dengan kata-kata, "Dia mengubah nasib dengan jarinya ..."
...
Jurnal
"Dia mengubah nasib dengan jarinya. Satu jentikan dapat berarti banyak hal dalam hidup seseorang ...."
Elvan menatap kembali terjemahan yang dia tulis. Lagi-lagi hanya beberapa kalimat yang bisa dipahami. Setelah sebelumnya dikerjakan di perpustakaan, Elvan memutuskan untuk membawa pekerjaan itu ke rumah. Dia tidak mau lembur. Dia tidak mau menginap semalaman di perpustakaan hanya karena sebuah buku kuno.
"Aaakh!" erang pemuda itu sambil memegang kepala. Dia terlihat sangat stres. Belum lagi dengan tenggat waktu yang semakin dekat.
"El? Belum tidur, Nak?" Suara ibunya dari balik pintu.
"Belum, Bu," jawab Elvan setengah berteriak.
"Jangan memaksakan diri. Tidur kalau sudah mengantuk."
"Iyaaa."
Elvan beranjak dari meja kerjanya, lantas mencari sesuatu di dalam lemari di sebelah tempat tidur. Sebuah buku lusuh dia keluarkan dari dalam kardus. Sampul kulitnya berwarna cokelat dengan hiasan berliuk-liuk berwarna emas di bagian pinggir.
Lelaki itu mengusap bagian depan buku secara perlahan.
Ayah ada di mana? Kapan pulang?
Seketika kelebatan bayang-bayang saat mereka terakhir bertemu terlintas. Saat itu, Elvan masih kelas dua SMA. Waktu di mana seorang remaja sedang aktif-aktifnya menjelajah dunia. Lalu kemudian, ayahnya dikabarkan hilang saat ekspedisi.
Elvan menggeleng, berusaha mengenyahkan kenangan pahit itu dari kepalanya.
Buku itu dibuka perlahan. Tulisan-tulisan dalam Bahasa Alaf—bahasa kuno ras Alafathe—menyambut. Jurnal ayahnya memang banyak diisi oleh penelitian tentang kerajaan bangsa Alafathe yang telah lama hancur. Terkadang, Elvan menggunakan catatan dalam jurnal itu sebagai pedoman untuk mempermudah pekerjaannya, sekaligus menemukan petunjuk keberadaan sang ayah. Salah satu alasan Elvan ingin bekerja di Badan Arkeologi Nasional.
"Aku penasaran siapa yang dimaksud dalam himne tersebut," gumam Elvan. "Himne sang Ratu, tidak mungkin Dewi Ala yang disebutkan. Itu himne yang berbeda."
Elvan terus berspekulasi sampai tidak terasa waktu telah menunjukkan tengah malam.
"Mungkin lebih baik kulanjutkan besok saja," katanya sambil menutup buku dan menyimpannya di tempat semula.
-oOo-
A/N
Pendek, ya?
Keep fighting!!! (/'-')/
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top