Bab 8

"Gue dari masa depan, tepatnya dua tahun dari sekarang."

"Whaat?" pekik Felyn.

"Tunggu tunggu, lo gak bohong kan? Masa depan? Lo punya kantong ajaibnya Doraemon?" tanya Felyn yang tidak percaya pada cerita Melvin.

“Gue gak bohong, gue ke sini pake mesin waktu yang diciptain oleh profesor Serawa salah satu dosen di kampus gue dan gue gak kenal yang namanya Doraemon," kata Melvin menjawab semua pertanyaan Felyn.

"Me-mesin waktu?" ucap Felyn terkejut.

"Ya, mesin waktu itu bisa digunakan untuk kembali kemasa lalu ataupun masa depan. Gue minta sama profesor untuk diizinin make mesin itu. Awalanya profesor gak ngizinin karena bahaya. Dia bilang gue bisa aja gak selamat pas di perjalanan, tapi gue terus mohon mohon dan akhirnya gue bisa kembali ke masa lalu. Tapi sayangnya mesin waktu itu mengalami kerusakan pas di perjalanan ke sini, alhasil pas gue nyampe gue terluka dan ingatan gue sedikit terganggu."

Felyn terdiam sejenak, ia teringat pada kemunculan seseorang di balkon kamar hotelnya setelah fenomena jam yang bergerak tak beraturan. "Apa mungkin ... orang yang muncul di balkon kamar hotel gue itu ... lo ya?"

"Bisa jadi, karena waktu itu gue sempet mendarat di suatu tempat. Tapi sebelum gue bisa liat tempat apa itu, semuanya kembali menjadi gelap dan gue mendarat di depan apartemen lo," ucap Melvin panjang lebar.

Felyn memijat pelipisnya yang mulai sedikit berdenyut. Dia tidak bisa percaya pada apa yang diucapkan Melvin. Namun dia juga sedikit percaya mengingat berita yang ia dengar beberapa hari lalu dan beberapa kejadian aneh yang ia alami belakangan ini.

"Ok jadi tujuan lo kembali ke masa lalu apa? Segitu penting kah sampe lo berani ngambil resiko sebesar itu?" tanya Felyn yang tak mengerti dengan jalan pikiran cowok di depannya itu.

Melvin menundukkan kepalanya. "Gue ingin ngerubah masa depan."

"Maksudnya?" tanya Felyn bingung

"Gue ingin nyelametin cinta pertama gue," kata Melvin.

"What? Cinta pertama lo?"

Melvin menganggukan kepalanya."Dia bunuh diri karena sesuatu hal yang gak gue inget apa. Intinya gue nyesel karena gak nyelametin dia."

"Rumit juga ya masalah lo," ucap Felyn.

Melvin hanya menganggukan kepala sebagai jawaban.

Felyn menghela nafasnya. "Gue bakal bantu lo," ucap Felyn

Felyn mengalihkan pandangannya ke arah Melvin. "Lo boleh tinggal di sini sampe lo kembali ke tempat lo."

"Kenapa tiba tiba jadi baik? Tadi aja lo gak ngizinin gue tinggal di sini dan nuduh gue yang nggak nggak."

"Ck tadi kan gue masih belum tau siapa lo dan apa tujuan lo di sini," ucap Felyn.

"Lo percaya sama omongan gue? Bisa aja gue nipu lo," ucap Melvin.

Gue percaya sama "lo, so ... jangan hancurin kepercayaan itu. Gue udah terlalu lelah buat ngerasain kecewa," lirih Felyn.

Melvin menatap mata Felyn dalam, dia dapat melihat begitu banyak kesedihan di sana. Dia tidak tau apa penyebab kesedihan itu ada di mata indahnya. Tapi dalam hati Melvin bertekad untuk menghapuskan kesedihan itu. Entah mengapa dia tidak suka melihat kesedihan yang menutupi sinar di mata gadis cantik di hadapannya itu.

"Jadi apa yang akan lo lakuin sekarang?" tanya Felyn memecahkan lamunan Melvin.

"Gue harus nemuin cinta pertama gue," ucap Melvin.

"Ok, jadi siapa namanya dan dimana alamatnya?" tanya Felyn.

Melvin menggeleng. “Ingatan gue tentang dia benar benar hilang, hanya beberapa hal yang gue inget tentang dia. Seinget gue dia itu periang, baik, dan selalu tersenyum."

Felyn menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa dan menatap langit langit ruang tamu. "Dia gak seperti orang yang akan bunuh diri."

“Andai ingatan gue gak ilang, gue gak akan sebingung ini sekarang." Melvin mengusap wajahnya kasar.

"Kalo rumah lo? Lo inget gak dimana?"

Melvin menggeleng.

"Jadi sekarang yang lo inget apa?"

“Gue cuma inget beberapa hal yang bersangkutan dengan dia."

"Jadi apa aja yang lo inget tentang dia?"

Melvin terdiam dan memikirkan kira kira apa yang ada di ingatanya tentang cinta pertamanya itu.

“Dia itu temen gue di SMA, dia suka makan coklat, dia tinggal sendiri di sebuah apartemen, dia suka telat, rambutnya panjang. Udah itu aja yang gue inget tentang dia," ucap Melvin.

"Kalo nama orang tuanya lo tau gak?" tanya Felyn.

"Nggak, gue belum pernah kenalan sama orang tuanya," sahut Melvin.

"Lo pacaran berapa lama sama dia? masa belum kenalan sama orang tuanya?"

"Gue gak pacaran sama dia," ucap Melvin.

"Ha? Tadi lo bilang dia cinta pertama lo."

"Iya, dia memang cewek pertama yang gue suka. Tapi seinget gue, kita belum pacaran," kata Melvin.

"Dimana lo pertama kali ketemu dia?" tanya Felyn.

"Gue rasa pertama kali gue ketemu dia di salah taman deket sini. Waktu itu dia lagi nyari kunci kelasnya yang jatuh dan gue bantuin dia. Sejak itu gue mulai deket sama dia dan suka sama dia, jelas Melvin."

"Kapan?" tanya Felyn.

"10 Mei 2020," ucap Melvin.

"10 Mei?" Felyn meraih poselnya dan melihat tanggal di sana.

"Minggu depan," pekiknya senang.

"Minggu depan lo bakal ketemu dia di taman, kita bisa ke sana buat nemuain dia," ucap Felyn seraya menatap Melvin dengan mata berbinar.

"Ok kita ke sana minggu depan, gue harap dia ada di sana," lirih Melvin.

"Jangan putus asa gitu dong, dia pasti ada di sana, percaya sama gue," ucap Felyn meyakinkan Melvin.

“Gue percaya kok, gue cuma gak siap ketemu dia lagi setelah sekian lama," ucap Melvin.

"Harusnya lo seneng dong, minggu depan lo bisa ngelepas rindu sama cinta pertama lo itu," ucap Felyn.

"Gue juga penasaran gimana wajah cinta pertama seorang Melvin yang pemaksa dan super menyebalkan." Felyn beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kamar untuk menyisir rambutnya. Namun baru saja dia tiba di anak tangga pertama dia kembali berbalik.

"Oh ya, lo ketemu sama dia di taman mana? tanya Felyn.

"Gue gak tau letaknya dimana, tapi gue inget taman itu deket sama cafe Harmonie," ucap Melvin seteleh ia berfikir sejenak.

"Cafe Harmonie?" Felyn mencoba untuk mengingat dimana letak cafe itu.

"Oh gue tau," pekik Felyn. "Gue sering ke situ waktu suntuk, di deket sana memang ada taman bagus banget."

"Baguslah kalo lo tau," ucap Melvin.

"Ya udah gue ke kamar dulu, habis itu kita makan malem," ucap Felyn.

Melvin mengangguk. "Biar gue masakin."

Felyn mengacungkan dua jempolnya, ia pun kembali melangkahkan kakinya menaiki tangga. Sementara Melvin, dia beranjak menuju dapur untuk menyiapkan makan malam.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top