05. Terkendala

Berbeda dengan kencan-kencan sebelumnya, kini semangat Hendery mulai menipis, setipis kumis tetangga.

Hendery tidak semangat. Hendery gelisah. Hendery gundah gulana. Bahkan saat Sinder memasangkannya dengan seorang gadis bernama KIM YERIM, jujur saja dia tidak berharap banyak.

Yerim, atau Yeri saja pendeknya, sejak awal bersikap berani yang membuatnya berbeda dari gadis-gadis lain. Posisinya terbalik, bukan Hendery, justru gadis itulah yang mengiriminya pesan lebih dulu. Begitu Sinder menyatakan mereka 'match', Yeri mengetuk ruang obrolan dengan kalimat, "Nama di profil kamu typo atau emang Hendery?"

"Kenapa," Hendery membalas, "Ngira itu Henry, ya?"

"Yap, nama Hendery kesannya unik."

"Ah, nggak juga. Tapi kalau kamu susah nyebutnya, panggil Badrol juga boleh."

Setelah peletakan bata pertama di pondasi rumah perkenalan mereka beberapa hari yang lalu, sekarang dia dan Yeri akhirnya memutuskan bertatap muka. Rencananya, hari ini, usai Yeri si mahasiswi keperawatan menyelesaikan jam kerja magangnya, mereka akan makan bersama di cafe Nectar demi saling mengenal lebih dalam.

Namun, seolah sudah punya prasangka bahwa kencan kali ini tidak akan berjalan lancar, Hendery bersiap-siap dengan tampang muram. Lucas yang memergokinya jadi tidak tega. "Udah, udah. Itu muka jangan dibikin mirip Donkey-nya Shrek dong."

Hendery mendelik. "Emang begini!"

"Makanya ceria, jangan keburu mikir negatif."

"Tapi," ratap Hendery dramatis, "Kalau gagal lagi gimana?"

Tatapan simpatik Lucas berangsur-angsur berubah jadi kasihan. "Potong rambut aja buat buang sial. Pake celurit atau samurai." Dia mendengus. "Serius, Dery, misalnya yang ini juga nggak sukses, coba kamu lirik-lirik tetangga sebelah. Ada cewek baru yang tinggal bareng Nako. Cantik."

Sama seperti rumah keduanya, rumah-rumah di sebelah kebanyakan ditempati oleh mahasiswa/i yang membayar sewa secara patungan. Mereka yang berusaha mandiri meski belum sepenuhnya berhasil. Mereka yang bisa berbagi dan tak keberatan seatap dengan beberapa teman. Hendery tidak terkejut Nako telah menemukan rekan penyewa, dan sayangnya, juga tidak terlalu peduli. "Terserah, aku mau berangkat."

Dengan itu, dia buru-buru menjemput teman kencannya yang ke-5.

Tidak sendiri, Lucas turut menemaninya meniti langkah. Kunci yang tergenggam di tangan kanannya menandakan dia juga hendak mengajak motornya jalan-jalan. "Mau jemput Yuqi," katanya malu-malu biawak, menjawab tatapan Hendery yang bertanya-tanya. "Ada janji sama dia."

Respons Hendery hanya "oh" singkat, bukan karena marah tapi karena sudah bisa menebaknya.

Hendery Huang mungkin memang sering sial dalam urusan berkencan, namun dia telah mencapai tangga kedewasaan dimana dia paham bahwa apa yang tak ditakdirkan menjadi milikmu ya tidak akan pernah bisa dipaksakan. Lagipula, payah sekali membiarkan persahabatan mereka hancur disebabkan oleh wanita.

"Aku berangkat dulu." Dia pamit, memakai helmnya, lalu klik, memasang pengaman sebagai pengguna jalan yang baik. Keduanya pun berbelok ke arah yang berbeda, demi menemui cinta yang berbeda pula.

Sekilas, di rumah sebelah yang ditempati Nako si gadis Jepang, Hendery melihat seraut wajah asing yang menoleh kala mendeteksi suara motornya.

Benar kata Lucas, penghuni baru itu cantik.

Semeter. Dua meter. Tiga meter. Sejauh ini masih lancar. Perutnya tidak berulah dan dia tidak menabrak siapa-siapa. Hendery juga sudah tidur cukup semalam, untuk menghindari insiden naas seperti nyungsep ke selokan.

Kali ini, dia bertekad, pasti berhasil!

Namun keyakinan itu perlahan luntur ketika laju motornya melambat dan menjadi kian lambat sebelum berhenti total. Hendery mengerutkan kening. Apa yang salah? Indikator bahan bakar menunjukkan bensin masih tersisa banyak. Motor ini seharusnya baik-baik saja.

Mulai panik, Hendery menstarter ulang. Satu, dua, tiga kali. Tidak ada perubahan. Dia beralih mencoba kick starter, tapi motor itu justru mengeluarkan suara persis orang yang tersedak dan akan segera meregang nyawa.

Bagus. Hidung Hendery kembang kempis. Motornya mogok, dan karena Lucas sudah berangkat, dia jadi tidak bisa meminjam milik temannya. Bagus sekali.

"Monyet!" Hendery mengumpat geram, lalu menyumpah-nyumpah lagi dalam bahasa ibunya dengan kecepatan 150 km/jam. "Jerawat anoa!"

Jadilah dia mencak-mencak di pinggir jalan sambil menendang ban motornya meski satu-satunya yang merasa sakit adalah dirinya sendiri. Dengan amarah yang rasanya sudah berada di ubun-ubun, Hendery mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor Yeri. "Halo?"

Suara manis Yeri yang seumpama lelehan es krim menyapa, "Dery? Kamu udah nyampek?"

"Uh, sebenernya, Esmeralda..."

"Ada apa, Fernando?"

Hendery tergelak. "Aku nggak bisa dateng, Yeri. Maaf."

Jeda sejenak, kemudian, "Kenapa?"

"Ada urusan mendadak, aku mau bantu temen sekamar berburu ikan cupang." Dia mendesah, seraya menggaruk rambutnya yang lebat. "Bercanda, sebenernya motorku mogok. Kencannya kita batalin, ya?"

Secara harfiah, mustahil mendengar seseorang memberengut, tapi itulah yang tepatnya Hendery tebak sedang diperbuat Yeri saat mendengar nada suaranya. "Oh gitu."

Hendery langsung kalang kabut. "Begini, Yeri, kalau kamu mau一"

"Dah, Hendery."

"Sebentar ... Halo? Halo?"

Sambungan terputus.

Bahu Hendery merosot lesu. Gadis kesekian yang ia kecewakan. Gentleman sekali, eh? Ini benar-benar rantai kemalangan yang tiada habisnya. Mungkin Lucas benar; ia perlu potong rambut dan beralih ke shampoo lain. Atau sekalian saja, dia ke pantai Selatan memakai baju hijau supaya terseret ombak.

Kencan dengan Kim Yeri? GAGAL!

Hendery pulang ke rumah seperti seorang pejuang yang gagal, menyeret kuda besinya yang sekarat dan menolak diajak bekerja sama. Sepanjang perjalanan, ia berdendang, "Makan, makan sendiri. Tidur, tidur sendiri. Cuci, cuci sendiri." Ditambah lirik yang dia karang asal-asalan, "Oh, lalalala, inilah nasib bujangan..."

Sesampainya di rumah, dalam kondisi nelangsa dan sengsara, Hendery berniat mencari tips memperoleh pacar di Google, namun belum-belum, ia malah mendapati kegaduhan yang bersumber dari seorang gadis yang asyik bicara dengan pohon.

Awalnya Hendery mengira gadis itu mabuk berat, mengingat Lucas saja pernah tertawa-tawa menghadap TV padahal TV itu dalam keadaan mati, saat terlalu banyak meminum alkohol. Tapi usai diperhatikan lebih teliti, gadis yang tadi ia lihat ternyata sedang bercengkerama dengan seekor mahluk mungil berkaki 4 yang bulunya sewarna kayu.

"Leon!" Seru gadis itu gusar. "Turun, ayo turun!"

Kucing itu hanya menggoyangkan ekornya. Leon bertengger di salah satu dahan pohon tertinggi. Berani naik, namun bingung kala diminta turun.

Menghela napas, Hendery yang tak tega mengabaikan orang lain maju bak pahlawan kesorean. "Biar aku bantu."

"Kamu siapa?"

"Hendery." Dia memperkenalkan diri. "Aku tinggal di sebelah."

Setelahnya, dengan cekatan, dia memanjat pohon tersebut. Tungkai kakinya menempel dan memijak di titik yang tepat agar tidak jatuh. Tangannya menggapai-gapai, hingga ia berada cukup dekat dengan Leon yang tak tahu arah jalan pulang.

"Leon," bujuknya halus. "Sini."

Beruntung, Leon menurut saja ia rayu. Si kucing beringsut padanya dan membiarkan Hendery membawanya pada sang pemilik.

"Nih." Dia mengoper hewan yang lega itu pada tetangga barunya. "Masih sehat dia."

Dilihat dari dekat, gadis itu semakin cantik. Warna rambutnya nyaris serupa dengan kucingnya, panjang dan menjuntai bebas di punggungnya. Matanya bulat, dilengkapi hidung yang diapit kedua belah pipi gendut serta bibir mungil yang tebal di bagian bawahnya. Gadis itu tersenyum. "Makasih banyak."

Hendery sekedar mengangguk dan membentuk gestur hormat sebelum bergeser ke rumah di sampingnya.

Capek, sedih, kesal, dia mendekam di ruang tamu dan mulai menggeser beranda akun Sinder-nya.

Masalahnya, lama-lama kegiatan ini jadi membosankan. 5 kali kencan dan semuanya gagal. Wow, tidakkah itu bisa disebut rekor dunia dalam kategori jomblo mengenaskan? Jika ini berlanjut, bisa-bisa dia frustrasi dan ujung-ujungnya mencari pacar di playstore.

Huft. Hendery melempar ponselnya ke sofa. Tidak asyik. Mungkin jodohnya bukan ada di aplikasi itu.

Tok tok.

Entah berapa lama Hendery duduk, pastilah dia sempat tertidur, sebab saat bangun, ada yang menggedor pintu dan berkata dalam suara yang luar biasa lembut, "Halo? Ada orang?"

Iseng, dia menyeringai. "Adanya kucing."

"Hah? Kok kedengarannya lebih mirip buaya?"

Hendery terkekeh pelan dan beranjak menemui tamunya. "Temennya Nako kan?"

"Aku punya nama." Sergah gadis itu. "Dan namaku Sieun. Park Sieun."

"Oke, Park Sieun, ada apa?"

Sieun menyodorkan sebuah kotak bening yang tertutup rapat padanya. Di dalamnya, terdapat salad buah berhias keju dan susu. "Ini hadiah perkenalan. Sekalian ucapan makasih karena udah nolong aku dan Leon."

Senyum Hendery mengembang. "Aku suka gratisan."

"Kita semua gitu." Sieun membalas senyumnya. "Habisin, ya."

"Pasti. Salam kenal, tetangga."

"Salam kenal juga. Oh, omong-omong?" Pada saat berbalik, Sieun agaknya tiba-tiba teringat sesuatu dan mengurungkan niatnya semula. "Apa kamu tahu toko yang ngejual makanan hewan di sekitar sini?"

"Kamu kehabisan?" Hendery memberi Sieun isyarat menunggu, lantas berbelok ke dapur dan membungkus sekitar setengah kilo makanan Louis ke sebuah kantong plastik. "Mudah-mudahan Leon nggak rewel."

"Kamu nggak perlu ngelakuin ini一"

"Ambil." Hendery tidak ambil pusing. Apa yang bisa disederhanakan, tidak pernah ia buat menjadi rumit. "Tokonya jauh soalnya."

Sieun menerimanya dengan bimbang. "Kamu yakin? Aku jadi nggak enak lho."

"Santai." Hendery menenangkan. "Kalau toko yang ngejual makanan manusia aku juga tahu." Dia mengarahkan telunjuknya ke kanan. "Di situ. Bulgogi mereka enak."

"Di ... Situ?" Sieun memandang ke lokasi yang keliru.

Pemuda lawan bicaranya menggeleng. "Bukan, pas di seberang perempatan. Aku bisa nganter kamu kalau kamu mau, dan nggak males jalan kaki."

"Malam ini?"

Hendery mengangkat bahu. "Malam ini boleh."

Dan kencan ke-6-nya pun terpampang nyata layaknya kotak hadiah yang belum di buka.

Sieun ini aslinya OC, gua ambil dari drama pendek superM punya Ten, keknya Ten kagak asal milih deh, soalnya Sieun kedengeran mirip sama Czennie 🤔 Nah kebetulan, member Stayc ada yang namanya Sieun juga lhoh, imut banget dia dulunya aktris  😳

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top