2.2 Sekarang baru percaya

Karena orangtua nya Dolly tidak mengizinkannya untuk keluar rumah pada malam hari, akhirnya mereka ke restoran nya sore hari setelah pulang sekolah. Tentu saja mereka pulang ke rumah dulu untuk berganti pakaian dan izin ke orangtua.

Ryan benar-benar tidak di ajak dalam acara ini. Dan Kory pun berangkat dengan Dylan tanpa sepengetahuannya. Mereka memesan makanan yang sama tapi minuman dan makanan penutupnya saja yang berbeda.

Sementara diluar sana, tibalah sebuah sedan putih dan berhenti didepan pintu masuk. Seseorang yang duduk di kursi belakang turun kemudian mobil itu pergi untuk mencari tempat parkir.

Anak itu melangkahkan kakinya masuk ke restoran itu untuk mencari orang yang telah memakai barangnya tanpa seizinnya.

Dia terus berjalan hingga dia menemukan meja yang ditempati oleh anak-anak yang tidak asing di matanya. Mereka adalah....








Teman-teman sekelasnya ??
Tega sekali mereka tidak mengajak Pimpinan Kelas mereka sendiri ke acara makan-makan ini. Tapi, bagaimana dia bisa tau kalau orang yang memakai barangnya ada di restoran ini ?

Saat menunggu makanan datang, muncul sebuah ide di kepala Dylan untuk menjahili teman-temannya.

"Hei, Pimpinan Ryan datang!!" Saat Dylan mengatakan itu, teman-temannya langsung berdiri dan celingukan mencari anak yang ingin dipanggil Pimpinan itu.








"Tapi BO'ONG!! HAYUK PAPALI PAPALI! AHAHAHAHA...."

"Gimana sih Dylan!"
"Gangguin aja."
"Padahal lagi seru tadi."
"Jangan marah. Ahahahaha...."

"Aku gak marah kok. Emang kenyataan nya aku datang." Tiba-tiba anak itu sudah dibelakang Dylan, sementara teman-temannya langsung diam dan kehilangan kata-kata berjamaah.

"Bagus lah kalau kau gak marah Ry..." ucapannya berhenti ketika lampu merah menyala karena menggantikan lampu hijau. Etdah apaan sih author! Emang ini di jalanan ?!
Maksudnya, saat mengatakan itu, Dylan menengok ke belakang dan melihat Pimpinan Ryan benar telah datang di restoran itu.

'Ampun pimpinan, cuma bercanda.'

"A...aku akan cari kursi lagi. Kau duduk saja disini." Dylan langsung pergi untuk mencari kursi untuk dirinya. Lalu Ryan duduk di kursi yang dipakai Dylan tadi.

Setelah kedatangan Ryan, suasana disana yang tadinya ceria menjadi begitu dingin dan kaku. Kemudian dia sudah menebak siapa di antara teman-temannya ini yang memakai barang milik nya.

Tori : "Pimpinan Ryan, dari mana kau tau kalau kita semua ada disini ?"
Livvie : "Apa kau mendengar obrolan kita setelah kau mengambil tugas bahasa Inggris dari bu Angela ?"

Ryan : "Nggak bukan karena itu. Saat aku sampai didepan kelas setelah mengambil tugas itu, kalian sudah seperti akan bertemu dengan idola kalian hingga kelas menjadi seberisik itu."

Kyle : "Tapi kayak nya tadi Dylan kaget banget tau, pas kau teriak. Apa kau bisa lebih, tenang sedikit ?"
Ryan : "Lalu kenapa kalian bisa heboh banget sampai seberisik itu ?"

"Ah akhirnya ketemu juga kursi yang kosong." Dylan datang lalu meletakkan kursi yang dia bawa di samping Kory. "Kok pada diam sih. Aku gak nyuruh kalian diam lagi."

Noah : "Kita udah pesan belum sih ?"
Liam : "Udah. Tapi yang buat Pimpinan Ryan belum."
Ethan : "Jadi kenapa kau kesini Pimpinan Ryan ?"
Ryan : "Karena salah satu dari kalian ada yang memakai jam tangan ku."

Siapa yang memakai jam tangan Ryan ?
Mereka semua melirik ke arah Kory yang merupakan adiknya Ryan. Sementara yang ditatap, masih sibuk dengan media sosial nya.

Dylan : "Terus gimana kau tau kalau kita semua ada disini ?"

"GPS mobilmu, Dylan. Saat aku menemukan jam tangan nya Kory, aku langsung minta ayah untuk melacak lokasi mobil nya Dylan. Aku hanya menebak kalau Kory lagi pergi sama Dylan. Tadinya aku mau membiarkan nya. Tapi kalau ternyata mereka ke sini, beda lagi ceritanya. Karena itu aku menyusulnya. Pasti ada yang spesial."

"Kory, apa ini jam tangan Ryan ?" Tanya Dylan yang ada disamping kiri Kory.

"Masa sih ? Apa kau bawa punya ku Ryan ?"

Mereka pun bertukar jam tangan saat utu juga.

"Apa kau lupa kalau dibawah jam tangan ini ada huruf nya ? Yang R ini punya ku. Coba lihat punya mu."

Saat Kory melihat bagian bawah jam tangan itu, disitu tertera huruf K yang artinya punya Kory. "Hahahaha mana aku ingat kalau ada huruf nya. Aku tadi langsung pakai aja. Lagian kenapa bisa ada di meja yang sama ?"

Setelah Ryan dan Kory bertukar jam tangan, makanan yang mereka pesan telah datang.

"Pesan satu porsi lagi ya. Ada yang baru datang."

Karena besok bukan hari libur, mereka gak bisa berlama-lama disana, setelah selesai makan mereka langsung pulang. Tapi Ryan ingin mengantar Dolly, dan Kory lagi-lagi bareng Dylan.

Saat sampai rumah Dolly, Ryan langsung memberitau pada Dolly kalau dia mau jadi teman sekelas dulu.

"Sekretaris Dolly, kau sudah ingat nama teman-teman kan ?"
"Iya, aku sudah mengenal banyak. Tinggal beberapa anak lagi yang masih agak lupa namanya."

"Tapi saat mengabsen, kau gak keliru kan ?"
"Ku harap tidak."

"Baiklah, kita jadi teman sekelas saja dulu ya."
"Apa maksudmu ? Bukannya memang itu kenyataan nya ?"

"Apa kau lupa kalau aku ingin jadi pacarmu ?"
"..."

"Dan kau menolak ku karena gak mau secepat itu. Padahal aku sudah mengumpulkan keberanian untuk mengatakan itu."
"Itu karena aku anak baru di kelas mu. Aku juga belum terlalu mengenal mu. Ya jelaslah aku gak mau secepat itu. Jadi aku ingin kita jadi teman dulu untuk beberapa bulan. Begitu maksudku."

"Baiklah aku saja yang terlalu... tapi benar kan kau anak yang aku bantu menemukan rumah mu ?"
"Aku baru ingat lagi. Anak itu memegang hp di tangan nya dan sepertinya dia memotret rumah ku."

"Bukan, bukan mengambil foto. Tapi merekam video. Kau mau lihat ? Duduk di sini aja."

Ryan dan Dolly duduk diatas bagasi mobil lalu menonton video delapan tahun silam itu.

"Waah jadi begitu kejadian nya."
"Sekarang kau percaya ?"

"Senang rasanya kita bisa bertemu lagi."
"Karena video ini aku ingin mengantarmu pulang waktu itu. Lihat, keadaan lingkungan nya masih terlihat sama kan ?"

"Rumah-rumah tetangga ku juga gak ada yang berubah."
"Jadi bagaimana Dolly, maksudku Sekretaris Dolly. Aku mau..."

"Iya gak apa-apa. Mulai hari ini ya."
"Apa ? Hari ini ? Apa gak terlalu cepat ?"

"Oh terlalu cepat. Ya sudah kita jadi teman dulu untuk beberapa bulan ke depan ya."
"Eh janganlah! kelamaan!"

"Begitu kah ? Coba tangkap aku Pimpinan Ryan Char."
"Hei, Aku langsung peluk kau nanti kalau sampai tertangkap! HEI!!"

"Ahahahaha cepatlah sebelum matahari terbenam."
"Jangan lari Sekretaris Dolly! Hahahaha..."

Ryan terus mengejar Dolly yang terus berlari seperti tak punya rasa lelah. Tapi hanya di sekitar jalanan depan rumahnya. Supir pribadi Ryan hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum melihat tingkah mereka saat ini. Kemudian dia memindah kan mobil agar tidak mengganggu mereka yang lagi main kejar-kejaran.

Sementara di dalam, ibunya Dolly mendengar suara anaknya seperti ada di depan rumah. Dia pun membuka pintu dan ingin memanggil nya, tapi saat melihat mereka seperti itu, Ny. Park gak jadi memanggil nya dan malah membiarkan mereka. Nanti kalau sudah selesai Dolly juga akan masuk ke rumah.

"HAAA Dapat juga akhirnya!" Ucap Ryan yang masih memeluk Dolly dari belakang.
"Yaah aku kalah. Padahal tadinya aku juga mau menangkap kau tau!"

"Ya sudah, masuk sana. Kau gak boleh keluar malam kan. Aku pulang ya."
"Sampai jumpa besok di sekolah, Pimpinan."

Saat matahari sudah terbenam, Ryan pulang dan Dolly masuk ke rumahnya.

"Kalian mengingatkanku saat aku mengajak istri ku pacaran dulu. "
"Benarkah ? Apa kalian masih sekolah saat itu ?"

"Iya, sama seperti itu. Saat senja lalu kejar-kejaran sebentar."
"Wah, benar-benar kebetulan. Ini kali kedua aku menembak nya. Karena waktu itu, alasan nya dia masih anak baru dan ingin jadi teman sekelas dulu untuk beberapa bulan."

"Lalu sekarang, apa yang kau lakukan sampai dia mau menerima nya ?"
"Aku membuktikan kalau aku pernah membantu nya menemukan rumahnya waktu dia tersesat dulu saat berumur delapan tahun."

Di malam harinya, Ryan tertidur lebih awal tak seperti biasanya. Mungkin dia sudah tak terlalu memikirkan Dolly karena kejadian di depan rumahnya tadi sore.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top