1.3 Sekretaris kelasku

Hari ketiga, Ryan datang lebih pagi karena dia butuh kelas kosong. Untuk apa ?. Dan dia lagi-lagi meminta Dylan untuk membawa Kory. Kemarin pulang nya, sekarang berangkat nya.

Benar saja, Ryan sampai di kelas pukul setengah enam pagi. Dia terlihat senang dan makin bersemangat melihat kelas sudah rapih dan bersih. Kemudian dia duduk di kursi nya dan menunggu anak baru itu.

Setelah menunggu lama sambil memainkan handphone nya, Dolly datang tepat sebelum anak-anak yang lain datang.

"Hai Ryan! Selamat pagi!" :D
"Pagi juga Dolly."
Ryan menjawabnya dengan senyuman juga. Lalu berdiri dan Dolly meletakkan tasnya.

"Apa kau selalu datang sepagi ini ?"
"Gak, baru kali ini."

Kemudian Dolly melihat tangan kanan Ryan ada dibelakang punggungnya. Seperti menyembunyikan sesuatu.

"Ryan, apa kau memegang sesuatu di tangan kanan mu ?"
"Kau bisa menebak apa yang ku pegang ?"

"Hp mu."
"Bukan." Kemudian dia mengeluarkan tangan kanan nya dan terlihat lah yang dia pegang.

Dolly terkejut melihat perbuatan Ryan sekarang. Tau gitu gak usah dia tanya.
Tiba-tiba Ryan menyodorkan setangkai bunga warna kuning terang. Ini kah alasan Ryan butuh kelas yang masih kosong ?

"Apa maksudnya ini ?"
"Kau orang pertama yang ku beri bunga. Terima lah, sebenarnya ada yang ingin ku bicarakan dengan mu."

"Makasih pimpinan." Ucap Dolly dengan malu-malu kemudian dia langsung menyimpan bunga itu di dalam tas nya.

Hari ini, wali kelas mereka akan mengadakan pemilihan sekretaris kelas.

"Ryan, apa kau bisa menjelaskan siapa saja yang menjadi anggota organisasi kelas ini ?"

Ryan dengan senang hati berdiri lalu menjelaskannya.

"Pak Towers wali kelas ini. Aku Ryan Char adalah ketua kelas. Dylan wakil ketua kelas.Tori dan Livvie adalah bendahara. Nathan ketua OSIS. Ethan Seksi Kebersihan. Kyle Seksi Keamanan..."

"Skip saja divisi-divisinya. Apa yang belum ada ?"
"Sekretaris kelas pak."

"Iya, sekarang saya ingin mengadakan pemilihan untuk menjadi sekretaris kelas ini. Yang bersedia silahkan berdiri, jika tidak ada saya tunjuk. Silahkan duduk Ryan."

Setelah pak Towers mengatakan itu, Ryan duduk dan murid yang ingin mencalonkan sebagai sekretaris di persilakan untuk berdiri. Tapi hanya Dolly yang berdiri sekarang.

"Apa ada lagi ?"

Pak Towers menunggu tapi gak ada lagi yang mau berdiri.

"Pak Towers, boleh aku mewawancarai nya dulu setelah pulang sekolah hari ini ?"
"Baik saya izinkan."

Setelah sudah ada yang berani mencalonkan diri sebagai sekretaris kelas, pak Towers memulai pelajarannya. Dia mengajar pelajaran Sastra.

Setelah pulang sekolah, Ryan dan Dylan mewawancarai satu-satunya murid yang mencalonkan sebagai sekretaris kelas.

"Dolly, kalau kau resmi jadi sekretaris kelas ini, apa kau bersedia untuk selalu membantu ku ?"
"Iya, aku akan melakukan nya dengan senang hati."

"Dylan, kasih dia pertanyaan juga."

"Apa tugas sekretaris kelas ?"
"Mengabsen murid, mengecek siapa yang hadir dan tidak hadir, menulis di papan tulis."

"Menurut mu bagaimana rasanya bekerja untuk sang pimpinan kelas ?"
"Apakah menyenangkan, merepotkan, atau bahkan menyebalkan ? Aku belum tau itu, tapi aku sangat bersemangat sekarang."

Kemudian Ryan memberikan pertanyaan lagi.
"Apakah pimpinan kelas kita akan puas dengan bantuan mu sebagai sekretaris kelas ?"
"Aku akan pastikan dia akan sangat senang setelah aku membantunya."

"Apa kau pernah memberikan alasan gak jelas kepada temanmu atau gurumu sebelumnya ? Seperti terlambat ke sekolah dan beralasan kesiangan lah, kemacetan lah, ban bocor atau kehabisan bensin lah. Apa kau akan bersedia bertanggung jawab atas hal itu ?"
"Aku bukan orang yang seperti itu."

Lalu Dylan memberikan pertanyaan.
"Bagus. Seperti yang kau katakan sebelumnya. Tugas sekretaris kelas yang utama pasti mengabsen murid, mengecek siapa yang hadir dan tidak hadir, tulis menulis. Tapi terkadang itu bisa rumit. Kau yakin bisa melakukan nya ?"
"Itu mudah. Sulit dimana nya ? Tapi, Apa ada tugas lain untuk sekretaris kelas yang belum ku ketahui ?"

"Itu akan jadi PR untuk mu. Kau juga harus bisa berpikir logis, berbagi informasi dengan ringkas dan ramah."
"Baiklah. Aku akan mempelajarinya dan mencoba melakukan sebisaku jika terpilih. Atau bahkan aku akan melakukannya sebaik mungkin!"

Setelah Dolly terlihat bersemangat, Ryan bicara lagi.
"Kau diterima!"
"jeongmallo ?"

"Wakil pimpinan kelas, tolong ajak anak baru ini berkeliling sekolah. Jelaskan semuanya hingga dia mengenal sekolah ini dengan baik."
"Baik pimpinan Ryan. Ayo Dolly, ku ajak kau berkenalan dengan lingkungan sekolah ini."

Kemudian mereka mengelilingi sekolah ini dan Dylan menunjukan letak setiap ruangan agar Dolly tidak susah mencari nya. Dia juga akan memastikan kalau Dolly sudah benar-benar ingat lokasi ruangan terpenting di sekolah ini. Seperti kantor, ruang kepala sekolah, perpustakaan, toilet, dan lab. Komputer.

Di hari libur, Dolly Layla Tori dan Livvie tampak bahagia dan menikmati waktu bebas mereka akhir pekan ini. Di mana lagi kalau bukan di restoran ibunya Layla.

Sekarang restoran itu sudah renovasi total. Tempat nya sekarang lebih luas dan lebih bagus. Menu nya juga bertambah.

Setelah pulang dari restoran Layla, malam harinya Dolly sedang melihat-lihat lagi bunga pemberian Ryan di kamar nya. Kemudian ibunya datang ke kamar nya dan memberitahukan Dolly kalau ada teman sekolah nya yang datang.

"Dolly, Ada teman sekolah mu diluar."
"Benarkah ?, apa Tori dan Livvie ?"

"Dia laki-laki dan katanya dia pimpinan kelas."
"Apa ?!, Ryan kesini ? Oh aku temui dia sekarang." Dia langsung keluar di kamarnya lalu menemui Ryan yang sudah menunggu nya di depan rumahnya.

"Hai Pimpinan Ryan. Ada apa kau kesini lagi ?"
"Kau masih memanggil ku Pimpinan Ryan padahal gak ada teman sekelas kita sekarang." Kemudian Ryan menarik Dolly yang berdiri di depan pintu lalu mereka bicara di depan mobil Ryan.

"Jadi, panggilan itu hanya jika di sekolah dan jika sedang bersama teman-teman kita ?"
"Iya tepat! Kau sudah mengerti sekarang. Langsung saja ya. Ingat saat aku memberimu bunga ? Waktu itu aku bilang kalau ada yang ingin aku bicarakan dengan mu."

"Iya ingat. Aku tadi sedang melihat-lihat bunga itu dikamarku."
"Jadi, sejak kau pindah sekolah dan sekelas dengan ku, aku selalu kepikiran denganmu hingga membuat ku tidur larut malam. Dan itu terjadi hanya ketika aku ingin tidur. Lalu aku mencari cara untuk membuat ku lelah dengan bermain komputer atau membaca buku."

"Benarkah ?, bagaimana bisa ?, maaf Ryan."
"Pernah terbayang tapi samar-samar ketika kita sedang bermain saat masih kecil. Disini, tepat didepan rumah mu. Pertanyaan ku adalah, apa kau ingat kalau kita pernah bertemu sebelumnya ?"

"Aku juga menanyakan itu saat kau mengantar ku pulang sekolah kemarin. Apa kau dulu punya teman perempuan ?"
"Setauku Dylan satu-satunya temanku semenjak masih kanak-kanak."

"Mungkin itu hanya ingatan masa lalu mu."
"Tapi dengan siapa ?, kan hanya Dylan teman ku."

"Awalnya ku pikir kau ingin tau rumah ku karena ingin memastikan apa benar aku adalah anak yang tersesat itu."
"..."

"Dan pertanyaan ku, apa kau anak yang membantu ku menemukan rumah ku ?"
"Apa kau ingat ciri-ciri nya ?"

"Yang ku ingat bajunya biru, rambut nya agak kemerahan dan poninya..." ucapan Dolly terpotong saat Ryan menunjukkan foto kecil nya yang mirip Tyler. "Apa seperti ini ?"

"Iya seperti ini. Bagaimana bisa kau ada foto itu ?"
"Pikirkan lagi."

Mereka saling memandangi satu sama lain hingga beberapa detik kemudian, mata Dolly melebar. "Kau... apa benar kau anak itu ?"
"Kalau iya kenapa ?, aku memang dia. Ini foto ku saat umurku 8 tahun." Ucap Ryan sambil menunjuk ke arah foto nya.

"Jadi jawab lah. Apa dugaan ku benar ?"
"..."

"Apa kau ingin mengantar ku pulang waktu itu hanya karena ingin melihat lingkungan ini apa masih sama seperti dulu ?"
"Iya itu alasannya."

"Lalu kemarin kenapa kau bilang kalau kau hanya ingin tau rumah ku ?"
"Iya itu karena, kemarin aku masih belum yakin kalau itu benar kau."

"..."
"Aku selalu mencoba mencegah pikiran ku untuk tidak memikirkan mu saat aku mau tidur, tapi ternyata gak bisa. Malam ini aku ingin menemuimu karena tadi baru saja aku telah menemukan solusi nya."

"Apa solusi nya ?"
"Jika kau benar adalah anak yang ku maksud, apa kita bisa mengenal lebih dekat lagi agar setiap aku mau tidur aku gak memikirkan mu lagi."

"Hmm... jadi teman sekelas saja, apa cukup ?"
"Dolly, aku Ryan Char Pimpinan Kelas 3-1 Retrobot High School kota Daedo ingin bertanya lagi, Apa aku bisa jadi pacarmu ?"

Dolly terbelalak lagi mendengar nya. Dia terdiam dan masih belum memberikan jawaban.

"Ngomong-ngomong, ini kan hari sabtu. Apa kita bisa jalan-jalan dulu sekarang ?"
"Malam ini ?"

Reff...
Di antara kau dan aku
Di antara kita
Perasaan ini
Menyebar seperti bau
Membuatku melompat
Membuat aku bingung
Ini adalah cinta

Waaah apa itu ?
Ryan ingin mengenal Dolly lebih dekat hingga dia menembak nya gitu aja tanpa pikir dua kali. Sungguh pemberani kamu!

"Begitulah. Langsung mengambil tindakan lebih baik, dari pada nanti malah terlambat." -Ryan

Ya readers ku, terima kasih telah membaca dan memberikan bintang untuk hari pertama cerita ini rilis di Wattpad.
Dan ada satu informasi, yaitu cerita Para Pilot Tobot Bersatu akan segera selesai. Sebab itu aku merilis cerita ini secepatnya tepat setelah episode 1 selesai.
Lagu diatas, adalah terjemahan reff ost part 1 Drakornya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top