Aliran Keenam'

Mempunyai seorang kembaran mungkin saja menyenangkan.

Itu adalah pemikiranku saat aku duduk di bangku sekolah menengah pertama. Dulu aku begitu iri dengan salah satu teman sekelasku yang memiliki kembaran.

Mereka menghabiskan waktu bersama, bermain bersama bahkan selalu melakukan aktivitas yang sama.

Sungguh, aku begitu iri dengan mereka. Berandai-andai kapan aku memiliki seorang yang setidaknya mirip dengan kepribadianku.

Sore itu aku baru saja pulang dari sekolah. Berjalan sendirian melewati lorong yang biasa kulewati setiap harinya.

Setengah berjalan di lorong tersebut aku melihat seorang gadis yang duduk sendirian di bawah tiang. Dengan polosnya aku menghampiri dia dan bertanya alasan dia ada disana dan siapa namanya.

Dia mengaku kalau dia baru saja kabur dari rumahnya karena orang tuanya yang bertengkar, dia juga mengatakan kalau dia bernama Gabriel.

Aku pun mengajaknya pulang ke rumah, serta menceritakan sedikit tentang diriku. Tak kusangka dia juga mengatakan beberapa hal yang mirip denganku..

Seolah kesukaanku juga kesukaan dia.

Sungguh tak dapat di percaya, kami mempunyai beberapa kesamaan dalam sifat.

Dalam hati aku berujar, sepertinya dia adalah kembaranku.

Singkatnya kami semakin dekat layaknya anak kembar. Dia selalu mengawasi diriku dan juga di sampingku. Kami saling membagi tawa dan canda bersama.

Ah, tak kusangka memiliki kembaran akan semenyenangkan ini.

Mungkin itu lah yang kupikirkan sebelum aku tahu bahwa aku mengidap Skizofrenia.

Yang artinya, dia hanya halusinasiku.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top