[01. Secret Gift] Tomato Juice - Sakuma Rei
Secret Gift Project
Tomato Juice
Secret gift for Kuro20Rin
Sakuma Rei x Reader
Story written by aikawarei_
***
"Aku mau sandwich saja satu," ucapnya. Dibalas dengan anggukan. Gadis itu mengambil pesanannya dan membayar, lalu pergi. Ia terus berjalan, berharap menemukan tempat yang cukup sunyi untuknya makan, namun nihil. Selalu setidaknya ada 2 orang di satu tempat, membuatnya tidak mau makin membuang waktu dan kembali ke dalam gedung sekolah. Biasanya ia tidak masalah makan di mana saja, tapi untuk hari ini dia ingin makan sendiri saja.
Sama saja, di dalam gedung justru lebih ramai, tapi untungnya gedung sekolahnya tidak kecil. Bahkan kau bisa tersesat jika belum pernah berkeliling dalam gedung namun sudah nekat berkeliaran sendiri. [Fullname], nama gadis ini, ia adalah satu-satunya murid perempuan di sekolah ini, karena sebenarnya sekolah ini hanya ditujukan untuk laki-laki (untuk jurusan idol). [Fullname] di sini bukan untuk menjadi idol, namun untuk menjadi produser. Meskipun ia satu-satunya perempuan, bukan berarti dia tidak bisa bergaul, justru sebaliknya. Karena sifatnya yang ramah dan lembut.
Kembali ke awal, [Name] mencoba mencari tempat yang sepi di dalam gedung, membuka beberapa pintu ruangan namun selalu ada saja siswa di sana. Hingga ia membuka pintu ruangan terakhir. Ia cukup terkejut dengan keadaan di dalam, tulisannya klub musik tapi di dalam sangat gelap, tidak terlihat apapun. Untungnya [Name] tidak takut kegelapan, sehingga ia malah berpikir ini tempat yang paling pas, ia berusaha mencari saklar lampu namun nihil, meskipun sudah meraba-raba tetap tidak terasa. Akhirnya ia memutuskan untuk berjalan masuk dan mencoba mencari gorden, lebih hemat membuka tirai daripada menyalakan lampu di siang bolong.
Ia terus berjalan sambil meraba dinding, makin mendekati ujung ruangan, saat ia tiba-tiba jatuh tersandung. "Aw!" ia mengerang, kemudian bangkit dan kembali berjalan, dia berpikir mungkin yang ia sandung adalah salah satu alat musik, entah apa.
Saat ujung jarinya menyentuh kain vertikal, ia meraba-raba, mencoba mengenali kain apa, saat ia tarik, cahaya matahari menembus memasuki ruangan gelap gulita itu. Sang gadis merasa lega, setelah sepenuhnya menarik kedua ujung tirai.
[Name] berbalik untuk mencari tempat duduk, namun ada yang menjadi perhatiannya. Ada seseorang yang tergeletak di ruangan itu, posisinya tidak begitu normal, gadis itu pun menyadari bahwa yang ia sandung tadi bukan alat musik.
.
.
.
seorang siswa bertubuh tinggi dengan warna kulit kecoklatan dan rambut berwarna ungu masuk ke ruang UKS, ia menghampiri salah satu ranjang di sana.
"Sakuma-senpai, apa sudah merasa baikan?" tanyanya dengan nada khawatir, berharap leadernya baik-baik saja.
Belum sempat dijawab, seorang siswi memasuki UKS dan langsung menghampiri mereka.
"Adonis-kun, apa Sakuma-senpai sudah bangun?" tanyanya, dibalas dengan anggukan, sambil sedikit bergeser agar gadis itu bisa melihat sendiri bagaimana kondisinya. [Name] menghela napas lega, "syukurlah."
"Senpai, ini [Name]-san, murid baru dan sekelas denganku, dia yang menemukanmu pingsan di ruang klub musik."
"Sepertinya aku berhutang budi padamu ya, Tenkousei no Jou-chan." Gadis itu menggeleng-geleng, dia hanya melakukan apa yang seharusnya ia lakukan.
"Tak perlu Senpai, kalau begitu sekarang istirahatlah dulu. Aku akan kembali lagi nanti, sampai jumpa." Laki-laki berambut hitam panjang itu tersenyum dan melambaikan tangannya.
.
.
.
Sang gadis duduk di kursi taman, memandang langit putih tertutup awan dan merasakan angin semilir menyentuh wajah dan membelai rambut [h/c] nya. Ia menikmati ketenangan sesaat ini. Untuk sesaat, beban sekolah yang ia bawa sedikit mereda. Hingga ia menyadari ada yang menepuk bahunya.
"Astaga! Eh, Sakuma-senpai?"
"Apa kita jadi pergi keluar setelah pulang sekolah? Aku tidak masalah selama mataharinya tidak terik."
"Ah, soal itu ...," Gadis ini teringat pertanyaannya tadi, dia yang secara spontan mengajak kakak kelasnya itu untuk keluar bersamanya setelah pulang sekolah, dan menjadi ciut sesaat setelah mengatakannya.
Rei melirik wajah [Name] yang kebingungan, kemudian mengambil sebuah minuman kemasan karton dari saku celananya. Nampaknya minuman jus tomat, setelah menancapkan sedotan, ia mulai meminumnya.
"Kalau tidak bisa, lebih baik lakukan seperti biasanya saja. Kamu duduk manis memperhatikan kami berlatih sambil mengerjakan tugasmu itu sudah cukup kok. Kita bisa keluar bersama lain kali. Jangan memaksakan diri, Jou-chan."
Gadis itu membalasnya dengan anggukan, namun perhatiannya langsung tertuju pada suatu benda. "Tunggu, jus tomat itu masih layak dikonsumsi kan?" Sepertinya, sejak awal pertemuan mereka kejadian itu membuat [Name] menjadi awas tiap kali melihat Rei minum jus tomat.
Karena tak tahu, pemuda itu mencari tanggal kadaluwarsanya dan ternyata sudah lewat dua minggu yang lalu. "Sepertinya tidak, pantas saja rasanya sedikit berbeda."
Sang gadis hanya bisa geleng-geleng kepala, meskipun pemuda di depannya ini masih kelas 3 SMA, tapi gaya bahasa yang sering ia gunakan adalah gaya bahasa orang tua, dia juga tidak aktif bergerak, ditambah pelupa (untuk masalah tanggal kadaluwarsa).
Serasa benar-benar memiliki kekasih kakek-kakek.
"Sudahlah, buang itu dan ayo cari Kaoru-senpai, sebentar lagi jadwal latihan kalian."
.
.
.
Fin.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top