Unexpected Meeting
<Female POV>
“Hai, Rere!” aku mengangkat ponselku dengan terburu-buru. Sejak pagi aku sudah deg-degan menunggu telepon Rere. Menunggu pengumuman hasil tes PTNnya kok rasanya sama menegangkannya seperti dua tahun lalu saat aku menunggu pengumuman tes PTNku sendiri?
“KAK ILMA!” suara Rere memekik nyaring di telingaku. Aku harus menjauhkan ponselku beberapa centimeter dari telingaku. Rere ini sama persis sepertiku, memiliki suara yang melengking tinggi.
“GIMANA, RE?!” aku membalas Rere dengan tidak mau kalah. Memangnya dia saja yang teriakannya bisa membuat orang tuli? Aku juga bisa!
“Lha, kak ILma ngapain teriak-teriak juga?”
“Ngebales teriakan kamu. Hehehe,” jawabku asal. “Jadi gimana, Re? Luluskah?”
Rere tidak segera menjawab. Ini anak benar-benar membuatku senewen sekarang. Apa susahnya tinggal menjawab saja sekarang?! Kenapa sok berahasia begitu sih?
“LULUS, KAK! TEKNIK KIMIA UI!”
“Alhamdulillah yaaaaahhhhh,” responku spontan.
“Syahrini-Wanna-Be banget deh kak. So something deeehhhh.”
Kami lalu tertawa bersama. Lega rasanya murid pertamaku ini berhasil lulus UAN dengan nilai tinggi dan lulus seleksi masuk UI di jurusan yang ditujunya. Semoga murid-muridku yang lain bisa mengikuti jejak Rere. Aku mengucapkan selamat datang kepadanya, karena akan segera menjadi juniorku di kampus nanti.
“Oiya kak ILma, nanti malam datang ke rumah ya. Mama dan Papa bikin acara syukuran karena aku diterima di UI,” kata Rere kemudian.
“Aku diundang?”
“Iya dong, kakak. Guru les matematika dan fisikaku juga dateng lho. Eh, aku udah pernah cerita bahwa guru fisikaku itu masih jomblo kan? Nanti aku kenalin ya kak. Kalian pasti cocok deh kak.”
“Halaaaah, mulai deh proyek biro jodohnya. Udah ah, sampai jumpa nanti malam ya Re. Eh, kamu mau kado apa nih karena berhasil lulus?”
“Udah ah, nggak usah ngasih kado segala. Emangnya aku lagi ulangtahun? Kak ILma dateng aja, aku udah senang.”
“Oke deh, teman. Nanti malam aku datang.”
“Makasih ya kak. Udah dulu ya. Aku mau telepon kak Fikri dulu.”
“Kak Fikri?”
“Guru fisikaku, kak. Mau ngasih tahu bahwa aku lulus.”
“Ooohhh, oke deh.”
“Bye, kak Ilma.”
“Bye, Re. See yaaa.”
Aku menutup ponselku. Dan aku merasa girang seharian. Murid pertamaku memang pintar! Hehehe.
* * *
<Male POV>
Jantungku rasanya mau copot! Setelah dua bulan liburan semester ini aku tidak melihat wajahmu lagi, malam ini aku bertemu denganmu. Aku pernah melihatmu berjalan di jalanan sekitar rumah Gina, tapi aku tidak pernah benar-benar berharap bisa bertemu kamu lagi disini. Apa kau datang kesini untuk ikut acara syukuran kelulusan Gina juga? Apa kau tetangga dekat dan sahabat Gina?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top