Memandangmu
<FEMALE POV>
Entah sejak kapan tepatnya aku mulai memperhatikanmu. Yang aku tahu, kini mataku tidak bisa berhenti mengikuti sosokmu. Setiap pagi kau sudah berada disana ketika aku tiba di stasiun. Melihatmu di pagi hari kemudian menjadi kebiasaanku.
Kau tahu, Tampan? Aku adalah tipe manusia yang kecerdasannya sangat tergantung pada asupan nutrisi. Aku tak bisa berpikir jernih saat kuliah jika belum sarapan. Dan efek kehadiranmu tepat sama seperti efek sarapan bagiku. Tidak melihatmu sehari membuatku tidak bersemangat kuliah atau melakukan apapun seharian. Kau benar-benar addicting.
Kau selalu duduk di bangku besi panjang itu, membaca Kompas dengan khidmat. Kadang kau juga menunduk mengerjakan tugasmu dengan mata yang berkerut serius. Aku suka mata itu, Tampan, kau tahu? Orang lain boleh saja menduga tipeku adalah pria-pria Kaukasian bermata biru jika mengingat aku menggilai Keanu Reeves dan si kembar Phelps yang berperan sebagai si kembar Weasley di film Harry Potter. Tapi tidak. Tidak, tidak. Mata hitam kelammu itu jauh lebih menawan. Kau punya tatapan khas pria Melayu, dalam dan teduh. Itu yang aku suka. Dan kacamata framelessmu itu, Tampan, membuat mata kecilmu berkilauan. Aku bingung mengapa mata teduh itu memiliki efek yang begitu menyengat seperti matahari. Begitu menjejakkan kaki ke stasiun dan melihat matamu, kantukku hilang seketika.
Apalagi setiap kali kau memakai kemeja lengan panjang berwarna biru lautmu. Sangat serasi dengan mata hitammu. Kau tampaknya suka memakai kemeja lengan panjang dengan melipat lengan kemejamu hingga sebatas siku. Itu benar-benar terlihat seperti para eksekutif muda di perkantoran di pusat Jakarta. Membuatku meleleh sampai tak bersisa.
Aku juga suka melihat wajah kurusmu yang panjang itu. Rambut tipis yang selalu menghias rahang dan dagumu, membuatmu tampak berbeda dari pria-pria lain. Juga rambut hitam lurusmu yang agak gondrong itu. Aku biasanya suka pria-pria botak atau berambut cepak, tapi entah kenapa kehadiranmu mengacaukan standarku.
Tahukah, Tampan, kau benar-benar bukan tipe pria yang selama ini aku idamkan. Aku selalu suka pria-pria bertubuh atletis dengan mata tajam seperti Nicholas Saputra. Tapi kau sama sekali tidak seperti itu. Matamu teduh dan tubuhmu kurus agak membungkuk. Aku suka pria-pria berkulit gelap, tapi kau justru berkulit putih. Kamu sungguh-sungguh bukan tipeku, tapi mengapa selalu mengusik pikiranku setiap hari?
Kamu pasti tidak tahu, Tampan, ada aku yang setiap pagi selalu berdebar-debar setiap kali mencoba duduk lebih dekat kepadamu sementara kau selalu asik sendiri membaca koranmu. Tidak bisakah sedikit saja menoleh kepadaku? Aku ada di sebelahmu lho.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top