<Male POV>

Gadis, kau harusnya tahu kelakuan pacarmu di kampus! Cowok yang kau buatkan sarapan untuknya setiap pagi itu sudah menghianatimu! Kau tidak tahu kan bahwa begitu kalian berpisah di halte bis, cewek lain sudah menunggu pacarmu yang brengsek itu di halte bis fakultas kami? Kau tidak tahu kan? Mereka selalu kemana-mana bersama. Tampaknya mereka teman sekelas. Selalu ke kantin bareng. Dan cewek itu bahkan menunggui pacarmu itu selesai tanding basket di lapangan fakultas. Aku yakin mereka pacaran! Penglihatanku tidak mungkin salah.
Bolehkah aku memberitahumu bahwa pacarmu itu orang brengsek?!

Harusnya aku mengajakmu kemari agar kau bisa lihat sendiri kelakuan brengsek pacarmu itu. Memang sih tubuhnya atletis dan kulit coklatnya (yang kata gadis-gadis terlihat eksotis) membuatnya digandrungi gadis-gadis. Tapi dia tidak seharusnya menghianati gadis sebaik dirimu.
Andai kau bisa lihat sendiri betapa dia sudah berselingkuh darimu! Aku jauh lebih baik daripada dia, Gadis. Seribu kali jauh lebih baik daripada dia.

“Kecuali fakta bahwa lo belum pernah sekalipun mengajaknya ngobrol, atau bahkan sekedar menyapanya,” kata Arif, sahabatku, ketika aku menceritakan tentang kau dan cowok brengsekmu itu. “Gimana dia tahu bahwa lo sejuta kali lebih baik daripada si Bram kalau lo nggak pernah menunjukkannya.”

Benar juga kata Arif. Aku seharusnya tidak sepengecut ini. Aku seharusnya bisa menunjukkan padamu bahwa aku semilyar kali lebih baik daripada Bram, cowok brondong yang kau pilih sebagai pacar itu.