08. Saingan
HAPPY READING
Jimin langsung melangkah ke kantin sesampainya di sekolah, berniat membeli camilan untuk di makan nanti di kelas waktu pelajaran sejarah. Biar gak bosan dan gak ngantuk pikirnya. Kantin pagi ini cukup sepi, hanya ada beberapa siswa dan siswi yang sarapan.
Jimin melangkah ke penjual snack dan minuman, tapi sudut pandangnya melihat sosok yang tak asing. "Elah, ngapain sih tuh cewek ke sini?"
"JIMIN SAYANG"
Jimin langsung mengambil cepat-cepat semua snack yang ia inginkan, tak ingin menyahuti suara centil dan cempreng milik Rosie.
Rosie tentu paham dengan sikap Jimin yang ingin cepat-cepat pergi tapi gadis itu malah ikut memilih snack dan segera menyusul Jimin yang ingin membayar, mata bulat Jimin terbuka lebih lebar melihat snack gadis itu yang di satukan dengan snacknya.
"Apaan nih, jangan di satuin" Jimin langsung menyingkirkan snack milik Rosie membuat gadis itu mendesis sebal. "Bayarin kali Jim, sekali kali baayarin pacar napa"
"Gue gak punya pacar kalo lo lupa" jawab Jimin cuek, ia langsung membayar semua snack nya sendiri dan pergi meninggalkan Rosie.
Tapi langkah kaki pemuda itu terhenti, ia membalikkan badan. Menatap dua orang yang duduk tak jauh dari tempatnya, ia nengernyitkan dahi dan menajamkan pandangannya. Terlihat seperti meyakinkan sesuatu.
Rosie yang melihat tingkah Jimin jadi mengikuti arah pandang cowok itu, matanya jadi membulat sempurna menatap sosok yang di kenalnya.
"AYDAAN"
Aydan menoleh, sedikit terkejut mendapati keberadaan Rosie yang kini berjalan cepat ke arahnya.
"Aydan, elo beneran Aydan kan?"
Rosie bereaksi heboh, seperti biasanya. Bahkan melupakan kehadiran Lalisa yang duduk di samping Aydan.
Aydan memutar bola matanya malas, "Kenapa elo lagi sih ah?"
Rosie menepuk keras bahu pemuda dengan kulit tan itu. "Yee gue juga ogah kali ketemu elo, cukup dulu aja 3 tahun di SMP"
Jimin mengerucutkan bibirnya, menggelengkan kepalanya seolah tak menyangka. "Gak sadar apa ya kalo ada Lisa di samping tuh cowok, napa Rosie agresif banget dah"
Kakinya akan kembali melangkah sebelum teringat sesuatu.
"Wait, Lisa?" kepalanya menoleh sekali lagi ingin memastikan. "Berarti tadi mereka berduaan di kantin"
Jimin menutup mulutnya, memperhatikan sosok Aydan lebih detil lagi. "Saingan terberat V kayaknya udah muncul di permukaan deh"
Jimin mengedikkan bahunya dan melangkah keluar kantin, ia juga berfikir apakah dia akan memberi tahu V atau membiarkan temannya itu tahu sendiri sosok saingan terberatnya.
"Elo pindah sekolah di sini? Bukannya dulu elo SMA di singapura ya?"
Lisa menghela nafasnya kesal, "Berisik lo, banyak tanya"
Suara sinis yang keluar dari seorang Lalisa membuat Aydan menaikkan sebelah alisnya, dan tentu membuat Rosie menyadari kehadiran seorang Lalisa.
"Sorry, gue ganggu ya" lirih Rosie yang sedikit merasa bersalah.
Aydan mengusap rambut Lisa, kemudian menatap Rosie dengn senyumnya. "Its okay Rosie, nih cewek lagi kangen aja sama gue" celetuk Aydan berusaha mencairkan suasana.
Lalisa yang mendengarnya jadi mencibir kesal kemudian menatap Rosie dengan sorot tak bersahabat.
"Elo gak ganggu cuma berisik aja, tanya pelan pelan kek, jangan ngebut aja kayak di uber begal" ketus Lisa membuat Rosie mengepalkan tangannya.
Rosie bukan tipikal orang yang akan lemah jika manusia seperti Lisa berada di hadapannya, apalagi kalimat yang di lontarkan gadis dancer tadi cukup pedas.
"Yaudah sih, gue minta maaf. Gak perlu bicara sepedas itu kali. Katanya putri pemilik yayasan yang terhormat tapi mulut udah kayak gak ada akhlak"
"HEH ANJING"
Aydan sedikit terjingkat kaget saat Lalisa berdiri dan menggebrak meja di barengi umpatannya.
"APA LO? ELO PIKIR GUE TAKUT?"
Aydan menutup wajahnya dengan telapak tangan, jadi merasa malu dengan tingkah dua cewek bar bar ini. Berteman dengan keduanyaa jelas membuat ia mengerti dengan karakter kedua gadis itu.
Lalisa yang berkuasa dan arogan kadang bisa sangat menyebalkan di tambah Rosie yang kelewat bar bar.
Aydan berdiri menepuk tangannya satu kali sebelum merangkul Lisa, "Diem deh Lis, elo harus tetap tenang dong. Stay cool"
Lalisa meniup poninya sebelum mengibaskan rambutnya angkuh, tangannya bersendekap di depan dadanya dengan tatapan tajam ke arah Rosie. "Elo mending gak usah cari gara-gara kalau mau aman sekolah di sini"
"Elo pikir gue takut hah?" tantang Rosie,
Aydan menarik nafas dan menghembuskannya pelan, mencoba sabar. Ternyata dirinya tak mampu menghentikan kedua gadis gila ini padahal apasih yang mereka debatkan, mereka gak lagi ngeributin dirinya kan.
"Kalia ngeributin apaan sih hah? masak ini sih penyambutan kalian ke gue? Gue tau gue ganteng tapi gak usah ribut di kantin juga kali. Masih pagi lo ini"
"BERISIK ANJING" teriak Rosie dan Lisa bersamaan, membuat Aydan jadi mendengus kesal.
"Bodoamat dah, gue mau pergi"
"Dih, ambekan amat elo babi" cibir Lalisa.
"SERAH GUE NYET"
*******************
"Gimana gimana? ganteng kan saingan lo? mana berduaan lagi di kantin tadi?" Jimin berdecak dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia menatap V yang terlihat tak bersemangat. "Mundur aja dah lo, Lisa pawangnya udah ada"
Mereka, Jimin dan V lagi berdiri mengintip di depan kaca kelas 11 BAHASA, menyorot tepat ke kursi di pinggir dinding yang terdapat sepasang cewek dan cowok lagi ngobrol santai dan terlihat sangat akrab.
Cukup membuat heboh kedatangan si murid baru karena bisa sedekat itu dengan seorang Lalisa Kayla.
"Berisik amat lo"
V berdiri, ia melangkahkan kakinya berniat ke toilet dan meninggalkan Jimin begitu saja. Ia butuh membasuh wajah tampannya untuk bisa tenang kembali. kenapa juga ia mau di ajak Jimin ke kelas bahasa hanya untuk melihat si murid baru yang ternyata dekat dengan Lalisa.
"Gue baru aja gerak, napa tikungannya sudah ada sih"
"Ngapain elo di sini?"
Suara yang familiar, membuat V menoleh. "Suka-suka gue elah"
Rosie mendesis sebal, "Elo pasti liat Aydan ya, gue lihat Jimin juga tadi"
Mendengar namanya saja sudah membuat V merasa panas, ia jadi teringat tadi kata teman sekelasnya Rosie sempat adu mulut juga dengan Lisa.
"Heh Gigi Hadid KW, elo tadi napa berani amat dah bacot di depan Lisa. Kagak takut lo?"
"Takut lah, mana gue di ancem lagi" Rosie jadi merasa kesal kembali saat mengingat kejadian tadi. "Dia apa pacarnya Aydan ya? Gue ngobrol aja sinis banget"
Tanpa sadar V mengepalkan tangannya, tatapan mata pemuda itu jadi sedikit menajam. "Enggaklah, mereka bukan pacar" ucapnya terdengar seperti meyakinkan diri sendiri.
"Kalo bukan napa sedekat itu, napa juga Lisa kelihatan jeolous gitu pas gue ngobrol sama Aydan padahal kan dia temen gue juga"
V memijat kepalanya, cukup pusing dengan Rosie yang bicara cepat dan mematahkan semangatnya tanpa sadar. "Elo ganggu, berisik juga"
"Sialan" Rosie mengibaskan rambutnya ke belakang. "Mundur dah lo, kalah saing tuh sama Aydan"
V melanjutkan langkahnya ringan, "Elo juga mundur deh, Jimin kagak suka sama lo jadi lebih baik sadar diri aja"
Rosie mendesis sebal, umpatannya sudah ada di ujung lidah tapi ia tahan. Ia menarik nafas dan kemudian menghembuskanya. Gadis itu mengepalkan tangannya kuat dan berjalan yakin ke arah V yang melangkah di depannya.
"VICTORY LEE"
V menghentikan langkahnya, memejamkan mata sebelum menoleh ke belakang. Urusan dengan cewek memang menguras banyak tenaga.
Ia melihat Rosie yang berjalan cepat ke arahnya, "Apasih nyet, gue mau ke toilet. Mau ikut lo?"
DUAK!!!
"HAHA RASAIN LO"
Rosie tertawa dan segera lari setelah menendang selangkangan V membuat cowok itu jatuh dan mengaduh kesakitan,
"SIALAN ANJIR"
TBC
Hai kalian, apa kabar?
Semoga lancar puasanya ya hehe
Udah kelewat satu minggu gak nih update-nya? hehe sorry kelupaan
Jangan lupa comment, vote dan share cerita ini ya, selamat membaca!!!
say hai dulu dong sama abang aydan kekeke
Lokal banget gak sih yang kemaren nangkring di Taman Menteng
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top