02. Di Notice?


Happy Reading




Lalisa masih duduk di kelasnya, padahal jam pelajaran berakhir satu jam yang lalu. Ia hanya menunggu sekolah benar benar sepi.

Handphone di tangannya tiba tiba menampilkan sebuah panggilan vidio masuk membuatnya mengangkat alis.

Setelah beberapa saat dia mengangkatnya, memperlihatkan wajah tampan seorang pria dengan senyum manisnya. Lisa jadi tersenyum melihat gigi gingsul itu.

"Aydaann, hello"

"Kekeke Hello Lalisa. Makin glowing aja nih"

Lisa meledakkan tawanya, mengibaskan rambut panjangnya ke belakang bahu.

"Harus dong, untuk menggaet pria" ucapnya dengan mengerling.

"HAHAHAHA masih di sekolah ya"

Lisa mengangguk, ia berdiri meraih tasnya dan berjalan keluar kelas. "Gue bosen tau, gak ada yang seru sekolah di sini"

"Gak ada gue sih"

Gadis itu mencibir, tapi dalam hati mengiyakan juga. Aydan, teman masa kecilnya memang satu satunya teman bagi lisa. Di sekolah ibunya, lisa siswi yang netral dengan siapapun. Gadis itu membatasi diri saat bergaul dengan siapapun, bukannya sombong tapi apa ya, lisa tuh gk nyaman aja. Jadi, dia gak ada temen dekat.

"Udah cukup sepi sih ini sekolahnya, udah dulu ya. Gue mau bikin vidio"

Aydan di seberang sana mengangguk, "Dance lagi? Atau cover song? Lu mah sekali sekali nge-vlog kek, mukbang kek, apa kek. Bosen gue liat lo cover dance sama cover song mulu"

Lisa melotot, dengan gemas berlagak ingin mencolok mata Aydan.

"Elu tuh, bacot bener ya. Ini Youtube gue, vidio gue yang bikin, elu tuh tinggal nge like sma komen yang baik aja napa sih. Engga usah ngehujat gitu, elu denger ya__"

Tuut

Sialan! Di matikan.

Lalisa menarik nafasnya dan menghembuskannya, begitu terus berulang ulang. Teman laknat emang si Aydan.


Gadis berambut cokelat sepunggung, identik dengan poni ratanya mendekat ke arah lapangan. Di lihatnya seorang cowok yang sibuk bermain basket dan seorang lagi yany sibuk dengan kameranya.

Lalisa menghela nafas, sebelum berdehem cukup keras.

"EKHEEM"

Jimin menoleh, tertegun melihat sang putri bagi sekolah mereka berdiri di hadapannya. Mata sipitnya melirik ke temannya yang belum sadar.

Jimin melempar bola tepat mengenai bahu lebar V. "Tck, apaan sih lu"
V melirik jimin sinis sebelum sudut matanya menangkap atensi seorang gadis yang membuat V terdiam.

Jantungnya jadi berdetak dengan kencang, mata elang V menatap lurus tepat ke manik bambi Lisa. Angin sore membuat beberapa helai rambut panjang gadis itu menutupi wajah persis seperti adegan manga.

V hilang kata, kedua tangannya meluruh begitu saja dengan hati V yang menghangat. Indahnya jika jatuh cinta.

Tapi untuk apa seorang Lalisa Kayla ada di sini, di hadapannya. Apakah akhirnya V di notice? Oh God, kau sangat bermurah hati.

"Bisa pergi dulu, lapangannya mau gue pakek" bahkan nada mengusir itu tetap terdengar seperti nyanyian surga bagi seorang Victory.

Berbeda dengan jimin yng sudah sadar dari keterpukauannya. "Pakek aja, kita juga mau pergi"

Jimin berjalan ke arah V, menarik tangan cowok itu untuk pergi juga.

"Wait, tuh yang tinggi" Lisa kembali berbicara dengan menunjuk V menggunakan dagunya.

Jimin bisa mendengar detak jantung temannya, ia merasa jengah dengan situasi yang seperti ini.

"Ini gue di notice Jim?" bisik V.

Lisa memutar bola matanya, "Heh, gue ngomong tuh d jawab ya. Jangan diem doang"

V mengerjapkan matanya, berdehem sebelum berdiri tegak dan mendekat dengan gaya sok dinginnya. Supaya terkesan keren aja padahal aslinya mah ambyar.

"Kenapa?"

Jimin reflek mengumpat melihat tingkah V yang sok bad boy dan terlihat angkuh. Aslinya kan pecicilan.

"Elo anggota jurnalistik?"

"Gue leader nya, siswa terpopuler juga di sini. Victory Lee, Call me V" katanya memperlihatkan senyum kotak andalannya. "Eh, sayang juga boleh sih"

V mengerling, "Buat Putri apa yang engga?" katanya dengan nada menggoda.

Lisa memandang pemuda di hadapannya dari atas ke bawah, berulang ulang. Sampai matanya memperhatikan sekitar yang sudah cukup sepi. Ia juga melihat Jimin yang tampak menguap bosan.

"Gak penting sih elo siapa, gue cuma mau tanya doang" Ucap Lisa to the point.

V memasukkan tangannya yang bergetar gugup ke dalam saku celana. "Apa? Status? Gue single"

"Ish, bukan tentang elo" jawabnya geram. Tapi tetap berusaha terlihat tenang. "Anggota jurnalistik yang gigi kelinci siapa namanya? Cowok"

V mengingat, cowok bergigi kelinci. Ingatannya tertuju pada anak ips bertubuh atletis tapi wajah imut, seimut kelinci tapi gak punya filter di mulutnya.

Eh, wait.

Untuk apa Lalisa Kayla menanyakannya. Jangan bilang gadis ini tertarik. V menatap Lisa lama sebelum menjilat bibirnya sendiri. "Kevin maksud lo?"

Lisa mengedikkan bahu, "Kalau gue tau gue gak mungkin tanya. Gue taunya dia anak jurnalistik"

Lisa mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah kamera Leica keluaran terbaru. "Kasih ke dia, makasih"

V menerimanya dengan kaku, masih berfikir kenapa Lalisa menitipkan kameranya untuk di berikan ke kevin. Apa lisa meminjam atau sebaliknya.

"Udah gak usah di pikirin, pulang aja gue laper" Ucap jimin yang langsung mendorong V supaya pergi juga.

TBC

Selamat membaca deh ya hehe

Komennya tolong 😁

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top