[5] Bananaphobia [Kagamine Len]
* Bananaphobia; rasa takut terhadap buah pisang.
~"~
“Len, menjauhlah.”
“Eh? Kenapa? Aku hanya duduk di depanmu sambil memakan buah favoritku, tidak mengganggumu, ‘kan?” Len mengangkat sebelah alisnya, selagi tangannya mengupas kulit buah favoritnya; yakni pisang.
“Kau tahu kalau aku sangat benci dengan pisang, ‘kan?!” Kau balik bertanya, setengah berteriak, seraya mundur menjauhi Len yang kini sedang sibuk mengunyah pisang.
Len memajukan bibirnya, “Mengapa kau sebegitu bencinya dengan pisang? Maksudku, buah ini enak, lho!” Ujar Len, sambil menyodorkan sebuah pisang kepadamu, berharap kau akan menerima dan memakannya--
“TIDAAAAK! JAUHKAN BUAH SETAN ITU DARI PANDANGANKU!!” --namun kau malah berteriak histeris, mendorong pisang itu kembali kepada Len seraya menutup kedua matamu dengan tanganmu, “Buang buah itu. Sekarang.” Kau berbisik pelan, setelah kau telah kembali tenang.
Kemudian Len memandangmu dengan tatapan tersakiti, “Tidak! Mana mungkin aku akan membuang buah favoritku ini! Aku membelinya setelah melewati kompetisi tawar-menawar yang sengit dengan pedagang buah kemarin, tahu!” Jelasnya panjang lebar, memeluk buah berkulit kuning itu dengan erat seolah hidupnya bergantung pada buah tersebut. Konyol.
Kau memelototinya, “Buang. Akan kuganti semua uangmu sebagai gantinya.” Ujarmu, menekankan nada pada kata ‘buang’, seolah memaksa Len untuk melakukannya sekarang juga.
Len menatapmu dengan serius, “Mengapa kau membenci pisang?” Tanyanya lagi, memandangimu dengan sangat sangat serius, seolah meminta penjelasan darimu sesegera mungkin.
“Baiklah, dengarkan baik-baik,” Kau menarik napas panjang, “Aku membenci buah pisang karena rasanya aneh, begitu pula dengan baunya. Dan jangan lupa bahwa pisang bentuknya sangat aneh; mengingatkanku kepada—aargh, sudahlah!” Kau berteriak, mengacak-ngacak rambutmu dikarenakan frustrasi.
Kemudian kau menatap ke arah Len, “Kau sendiri mengapa sangat menyukai pisang?” Kau melontarkan pertanyaan, membuat laki-laki bersurai pirang di sampingmu itu terdiam sejenak.
Laki-laki penggila pisang itu memasang pose berpikir, mencoba mencari alasan yang tepat yang menyebabkan ia begitu teradiksi kepada buah pisang.
“Aku menyukai pisang karena rasanya yang manis.” Ujarnya, menjawab pertanyaanmu.
Kau mengangkat sebelah alismu dengan dipenuhi rasa heran yang menyelimutimu, “Sungguh? Hanya itu? Kau menyukai pisang hanya karena rasanya yang manis?” Kau kembali melontarkan pertanyaan bertubi-tubi, mencoba memastikan.
Len kembali memajukan bibirnya, “Tentu saja tidak!” Tukasnya sambil memasukkan kulit dari buah pisang yang dilahapnya ke dalam tempat sampah, “Apa menyukai sesuatu harus memiliki alasan yang pasti? Bagaimana kalau aku menyukai sesuatu secara tiba-tiba tanpa kuketahui penyebabnya?” Len balik bertanya, manik birunya berkilau menunjukkan perasaan heran.
Namun sebelum kau membuka mulutmu untuk menjawab, Len sudah kembali berkata, “Yah, sebenarnya aku memiliki berbagai—mungkin hingga berjuta-juta alasan untuk menyukai pisang,” Gumamnya, sebelum mendekatkan tubuhnya kepadamu, berbisik pelan ke telingamu,
“Dan aku juga menyukaimu, [y/n]-chan. Aku tidak tahu pasti apa yang membuatku menyukaimu, tapi kurasa itu karena kau manis; lebih manis dari pisang.”
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top