[1] Acrophobia [Kaito]

* Acrophobia; rasa takut terhadap ketinggian.
~"~


“[y/n], ayo cepat!” Kaito berteriak dari bawah, mendongak ke atas untuk melihatmu yang sedang berdiri menatap ke bawah—ke arahnya; dengan kaki yang terus bergemetar. “Ng... Nggak bisa, Kaito...,” Kau berbisik, merasa seakan jantungmu akan copot, walau hanya berdiri dan menatap ke bawah dari ketinggian yang bisa dibilang cukup tinggi. “Sudah kubilang, aku tidak mau naik flying fox ini, namun kau tetap memaksaku...” Kau berkata kepada sang laki-laki bersurai biru gelap, merasa seakan ingin menangis.

“Ayolah, [y/n]!” Kaito yang menyadari perubahan ekspresimu pun segera mencoba membujukmu, “Dengar, jika kau jatuh, aku akan menangkapmu,” Kaito berkata, lekas merentangkan kedua tangannya, “Dan jika kau benar-benar tidak mau menaiki flying fox itu, maka lompatlah dari sana. Aku akan menangkapmu.” Rangkaian kata-kata yang keluar dari mulut Kaito dengan tampang watados (wajah tanpa dosa) itu justru membuatmu terkejut, “Apa kau sudah gila? Mana mungkin aku mau melompat dari sini!” Kau berprotes, menghentakkan kakimu dengan kesal.

“Turun. Kau mau pilih naik flying fox itu, atau lompat dari sana?” Kaito bertanya, kini dengan tampang serius. “E-Eh...” Kau tergagap, kembali merasakan takut, “Eng... G-Gimana, ya...” Kau bergumam, berpikir sejenak. Kau memang tidak menyukai flying fox, tapi kau juga benci bila harus melompat dari tempat yang tinggi. Yah, karena ‘nyawamu’ taruhannya. Terkesan sedikit berlebihan, sih. Tapi mau bagaimana lagi? Kau memang tidak pernah menyukai ketinggian.

“Kita tidak punya waktu banyak, [y/n]. Sudahlah, cepat melompat saja.” Kaito kembali berteriak, membuatmu memajukan bibirmu, kesal, “Kalau aku mati, gimana?” Tanyamu dengan asal. “Nggak mungkin. Ada aku di bawah.” Kaito berkata, mulai ngotot.

Menghela nafas kasar, kau pun akhirnya terpaksa melompat dari sana sambil menutup mata, merasakan hembusan angin yang kuat meniup sekujur badanmu dan rambutmu, memberikanmu sensasi dingin. Kalau bukan karena Kaito, kau tidak mungkin akan rela terjun dari atas tadi. Tidak akan pernah. Walau di atas sana terjadi kebakaran sekalipun. Sekali lagi, tidak akan pernah, seumur hidupmu.

Drap

Dan benar saja, Kaito benar-benar menangkapmu tepat dari bawah. Kau membuka matamu, dan dengan segera, pandangan manik [h/c]mu dengan manik biru gelapnya bertemu, menandakan betapa dekatnya wajahmu dengan wajahnya saat ini. Dan mungkin hanya beberapa sentimeter. Bahkan kau dapat merasakan nafas hangatnya di wajahmu sekarang, membuat wajahmu merona merah secara tiba-tiba. “Nah, apa kubilang?” Kaito bertanya, menyengir lebar dengan bangga, sebelum terkekeh pelan melihat rona merah yang tiba-tiba saja tampak di wajahmu.

“Aku akan menangkapmu.”

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top