Bonjour Ojo San

Hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku yang masih terlelap di tempat tidurku itu kemudian terbangun karena suara alarm yang berdering tepat di samping telingaku.

"Heeeeh, berisik amat sih." kataku sambil mematikan alarm. Aku terbangun dan duduk di samping kasur sembari mengumpulkan nyawa untuk mandi dan bersiap-siap pergi ke sekolah. Setelahnya Aku sarapan dan langsung berangkat.

Saat ingin berangkat, tiba-tiba sebuah mobil berwarna ungu gelap berhenti di depan rumahnya, Aku menatap sebentar dan kaca mobil itu terbuka. Memperlihatkan laki-laki berambut pirang yang duduk di bagian belakang sambil melambaikan tangannya.

"Bonjour. Ojo-san."

Aku tersenyum sambil membalas, "Bonjour. Felix. Hari ini kamu juga naik mobil ya."

"Tentu saja. Aku kan mau berangkat bareng sama kamu naik mobil."

"Aku jadi gak enak loh."

"Kenapa? Bukannya kita temenan? Sesama temen itu gak ada rasa gak enakan." kata Felix.

"Iya deh maaf."

"Ya udah, ayo. Nanti keburu telat."

Aku pun langsung naik ke mobil milik Felix dan berangkat menuju sekolah. Sesampainya di sekolah Aku dan Felix pun langsung menuju ke kelas.

"Bonjour dunia, bonjour burung-burung kecil."

"Ya ampun, nyapanya sampe ke langit-langit ya."

"Hehe. Oh iya, hari ini menu di kantin apa ya. Aku jadi penasaran."

"Hmm, kalo gitu coba tebak."

"Omurice?"

"Bukan, tebak lagi."

"Ramen?"

"Bukan."

"Terus apa dong?"

"Yah hari ini menunya champong. Yeee Felix kalah, traktir aku ya nanti."

"Ih (Y/n) curang, lagian kenapa gak ada menu Prancis sih. Kayak caviar atau croissant gitu kan enak."

"Gayamu caviar, bisa bangkrut entar yang punya kantin."

"Eh tapi itu enak tau. Cobain deh."

"Ya deh, eh btw rambutmu tumben gak diiket."

"Ah iya, tadi aku habis keramas. Wangi kan." katanya sambil mengibaskan rambutnya ke wajahku.

"Aaah kelilipan tau."

"Ups maaf. Ya udah kalo gitu aku ke kelas duluan ya."

"Eh tunggu."

Kami berdua berjalan ke kelas, lalu duduk di meja masing-masing. Felix langsung menidurkan kepalanya di atas meja sambil melamun. Aku yang baru duduk pun bertanya, "Kenapa?"

"Ngantuk. Semalam aku begadang buat ujian."

"Waaah rajin juga ya tuan muda ini."

"Iya dong rajin. Kan sebentar lagi ada ujian."

"Kayaknya rajin cuma pas ujian doang."

"Ish kamu mah. Aku marah nih, hmph." kata Felix sambil mengembungkan pipinya hingga terlihat sangat imut.

"Ututu jangan ngambek dong nanti diculik sama om-om mau?"

"Udahlah, lagian hari ini ulang tahunmu kan?"

"Kok kamu inget?"

"Ya ingetlah (Y/n) kamu kan sahabatku. Masa sama sahabat sendiri gak tau."

"Hebat sekali seorang cowok bisa peka sama urusan ini. Biasanya mereka pada lupa."

"Yang lupa itu kamu, ulang tahunku tanggal 16 malah dirayainnya 3 hari kemudian."

"Ya aku kan sibuk."

"Sibuk mikiran aku ya?"

Felix memandangku dengan tatapan jahil sambil menaik turunkan alisnya. Membuatku sedikit malu-malu.

"Duh, Felix. Ya udah karena aku hari ini ulang tahun. Jadi nanti aku undang deh ke rumah ku buat makan-makan."

"Tapi, aku mau ngerayain ultah kamu dengan spesial."

"Dengan spesial? Maksudnya?"

"Ada deh. Nanti malam ku jemput, jangan sampai ketiduran ya." katanya sambil mengedipkan mata kirinya.

"Apa sih jadi penasaran." kataku.

Saat pulang, di perjalanan Felix meminta agar mampir sebentar ke arah supermarket untuk membeli beberapa keperluan.

"(Y/n) tunggu di sini ya. Aku gak lama kok."

"Oke."

Aku menunggu di dalam mobil sedangkan Felix dan supirnya langsung masuk ke dalam supermarket. Saat berada di dalam mobil aku memutuskan untuk bermain handphone, namun mataku tertuju pada salah satu foto yang ada di bawah kursi mobil. Karena penasaran maka kuambil saja.

"Siapa ini?"

Foto itu menunjukkan Felix sedang bersama seorang laki-laki yang mirip dengannya. Hanya saja rambutnya pendek dan wajahnya sedikit lebih tua daripada Felix. Saat aku sedang memperhatikan foto itu Felix mengagetkanku.

"Dor!"

"Ayam! Ayam!"

"Ahaha, hayo lagi liat apa tuh?"

"Enggak bukan apa-apa. Kamu udah selesai belanjanya?"

"Udah, yuk ku anter pulang."

Sesampainya di rumah aku pamit kepada Felix, Felix pun pamit kepadaku dan langsung pulang. Aku masih penasaran dengan sosok pria yang ada di foto bersama Felix itu. Kenapa wajahnya sangat mirip dengannya. Mungkin aku harus menanyakannya nanti.

Di kediaman keluarga Mont'dor, Felix langsung mendekorasi rumahnya untuk pesta nanti malam. Koharu yang baru saja selesai memasak pun melihat Felix yang sedang sibuk memasang pita.

"Felix? Tumben sibuk? Mau ngadain pesta apa?"

"Oh, ini buat ulang tahunnya (Y/n)."

"Ulang tahun (Y/n)? (Y/n) siapa?"

"(Y/n) itu sahabatku. Nanti Haru tau sendiri kok."

"Oh yaudah, btw sini ku bantu."

"Arigato Haru."

Akhirnya Felix dan Koharu pun mempersiapkan pesta ulang tahun seadanya. Saat malam tiba Felix meneleponku.

"Halo (Y/n). Kamu lagi sibuk nggak?"

"Halo Felix. Aku gak lagi sibuk. Ada apa?"

"Masa lupa. Hayo sekarang disuruh apa?" tanyanya.

"Apa ya? Ada acara di rumah kamu?"

"Kalau mau tahu, dateng langsung. Aku gak bakal jemput jadi kamu harus dateng sendirian."

"Ya ampun, malem-malem begini?"

"Iya. Pokoknya harus dateng. Sekarang."

"Eh tapi.."

Belum sempat aku menyelesaikan pembicaraanku dia sudah mematikan teleponnya. Akhirnya aku mau tak mau harus mendatangi rumahnya yang super besar itu, lumayan jauh sih dari rumahku tapi masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama 15 menit.

Sesampainya di depan gerbang rumahnya, aku langsung menekan bel yang ada di dekat pagar itu. Kemudian ada suara orang berkata, "Selamat malam ojo-san. Tuan muda Felix sudah menunggu."

"Baik."

Seketika pintu gerbang terbuka dan mengizinkanku untuk masuk. Suasana di taman depan rumahnya sangat indah. Banyak bunga lily berwarna putih yang bermekaran serta cahaya bulan yang amat terang. Aku langsung mengetuk pintu rumah tersebut, namun pintu tersebut seolah tak dikunci.

"Eh, kenapa gak dikunci? Terus ini kenapa sepi banget ya?" tanyaku.

Aku hanya terus berjalan sambil memasuki ruang tamu, tiba-tiba aku melihat sosok wanita berambut pink misterius. Dia melihat ke arahku dengan mata birunya yang indah itu sambil tersenyum manis. Aku terpesona olehnya. Dia mendekatiku, lalu berbisik di telingaku, "Apa yang kau pikirkan, ojo-san?"

"Heh?" Aku kaget saat mendengar suaranya yang bahkan seperti suara laki-laki.

"Tidak usah takut, perkenalkan namaku Haru. Tuan Felix menyuruhku untuk menyambutmu. Mari ikut aku." katanya.

"Oh baik." Aku hanya menurut dan berjalan di sampingnya.

Tinggi Haru tidak jauh berbeda dariku, namun dia memakai sepatu hak yang lumayan tinggi. Aku melihatnya dengan tatapan heran sekaligus kagum, dia menoleh ke arahku sambil bertanya, "Ada apa?"

"Ah, tidak ada apa-apa."

"Pasti kau berpikir aku perempuan. Bukan begitu?"

"Eh, kok bisa tahu?" kataku.

"Yah banyak yang bilang begitu sih. Tapi jangan bilang aku ini perempuan di hadapanku. Itu tidak sopan."

"Ah maafkan aku."

"Tidak apa-apa. Nah, kita sudah sampai. Silahkan masuk."

Koharu membukakan pintu ruangan tengah, terlihatlah Felix yang sedang duduk sambil memegang gelas berisi sirup berwarna merah. Dia menatapku sambil tersenyum.

"Selamat datang ojo-san."

Aku terpesona akan penampilan Felix yang seperti raja vampir itu. Sangat menawan dan sangat cocok dengannya. Aku mendekati Felix, lalu Felix mengenggam tanganku untuk duduk di dekatnya.

"Felix.." kataku.

"Selamat ulang tahun, (Y/n) San." katanya sambil memberikanku kue ulang tahun berwarna hitam dengan bunga mawar.

"Waaah, arigato Felix-sama." kataku sambil sedikit terharu.

"Felix-sama? Apa kamu mau jadi pengikutku?" tanyanya sambil agak tertawa.

"Eh, enggak kok. Duh kebanyakan nonton vampir ganteng jadi gini deh."

"Fufu. Dasar korban halu." kata Haru.

"Kalau begitu, mari kita makan bersama untuk merayakan ulang tahun (Y/n). Bersulang!"

"Bersulang!"

Akhirnya Aku, Felix dan Haru pun makan bersama. Aku sangat senang sekali bahwa Felix mengadakan kejutan seperti ini, seperti masuk ke dalam cerita dongeng saja. Ini semua terlalu indah untukku bahkan aku tak akan pernah mau bangun jika bermimpi seperti ini.



Bersambung..

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top