01 Dunia Baru
Intro:
Cerita ini di ambil dari sebuah anime berjudul Highschool DxD milik Ichiei Ishibumi. Saya hanya meminjam cerita miliknya.
Di cerita ini, saya akan memperkenalkan sosok seorang pemuda yang bereinkarnasi menjadi salah satu bangsa iblis Phenex. Kehidupan barunya akan menjadi pengalaman berharga di setiap chapter.
Selamat membaca yaw!
........
Ricky membuka kedua mata sambil berkedip menyesuaikan bias cahaya. Setelah penglihatannya baik, ia melihat nuansa serba putih di sekitar.
"Ini dimana?" tanya Ricky lemah.
Tiba-tiba ingatan tentang detik-detik kematiannya datang begitu cepat. Kepala Ricky terasa ingin pecah menumpuk ingatan itu.
Peluh keringat membasahi wajah. Ia memegang kepala yang terasa sangat pusing. Semua ingatan kematian begitu menyayat hati. Ia jadi tak bisa bermain game terbaru yang sebentar lagi akan menjadi miliknya. Koleksi-koleksi berbagai macam genre anime sampai hentai tak bisa ia tonton.
Sebuah cahaya menyilaukan mengalihkan lamunan Ricky. Ia melihat di depan mata terdapat sebuah sinar cahaya terang.
"Selamat datang... Ricky,"
Suara misterius terdengar nyaring di kedua telinga. Ia mencari sumber suara tersebut, namun hanya warna putih dan sinar cahaya yang berada di sana.
"Siapa itu?!" seru Ricky bertanya. Ia memiliki satu titik kelemahan yaitu hantu. Ia pernah mempunyai pengalaman menakutkan di tertawai oleh mbak kunti saat berjalan di jalan yang sepi. Pengalaman itu takkan bisa terlupakan hingga terbawa mimpi selama sebulan penuh.
Sinar cahaya di depan Ricky tiba-tiba bersinar menunjukkan satu sosok makhluk cantik. Ricky sampai tak berkedip dibuatnya. Apakah ia telah bertemu dengan seorang Dewi Cantik?
"Perkenalkan, saya adalah Dewi Waktu. Saya yang telah membawa anda ke dalam dunia milikku ini." ucap sosok Dewi Waktu lembut.
Ricky tak merespon. Ia terdiam kaku, seakan mulutnya tidak bisa ia gerakan. Ia berpikir bahwa ia sedang masuk ke dalam sebuah dimensi, di mana ia mati karena tertabrak sebuah taksi atau truk legendaris. Setelah itu, dirinya akan masuk ke dalam sebuah dimensi lain yang diberikan oleh sang Dewa.
Namun, Ricky membantah pemikiran itu. Setidaknya ia harus berada di alam baka, bukan di dimensi aneh ini bersama dengan sosok yang mengaku dirinya Dewi Waktu.
"Tenang wahai manusia atau kubuat kau menjadi seekor ayam," ancam Dewi Waktu kesal. Ia pusing mendengar isi pemikiran dari otak Ricky.
Hal itu membuat Ricky terdiam, memang dari awalnya ia tidak bisa bergerak. Mungkin karena kekuatan dari sang Dewi Waktu. Ia pun menjadi anak penurut dengan menatap intens Dewi Waktu.
Dewi Waktu tersenyum tipis. Ia melayang bebas mendekati sosok Ricky. Ia mengelus lembut rambut hitam pemuda itu. Begitu kasar dan tak terawat menurutnya.
"Kedatangan saya di sini untuk meminta maaf sekaligus berterima kasih. Pastinya kamu bingung kan, baik akan saya jelaskan intinya saja."
Dewi Waktu terdiam sebentar. Ia tidak memiliki banyak waktu lagi. "Kamu akan saya hidupkan kembali atau reinkarnasi, namun bukan di dunia yang kamu tinggali terakhir kalinya. Saya akan mengabulkan tiga permintaan untukmu,"
Tubuh Ricky sudah bisa digerakan kembali. Antara rasa percaya dan tidak, tetapi jika ia memang diberikan kesempatan untuk hidup lagi. Ia akan memanfaatkan tiga permintaan itu sebaik-baiknya.
"Ehmm ..., permintaan pertama saya yaitu hidup di Dunia DxD sebagai salah satu pewaris klan Phenex. Kedua, memiliki sebuah sacred gear dan menguasai semua sacred gear yang ada di sana. Lalu yang ketiga... saya ingin memiliki kekuatan yang hebat dan tak terkalahkan," ucap Ricky panjang lebar.
Dewi Waktu tersenyum tipis kembali. Ia memang tak salah memilih sosok Ricky. Ia menjentikan jari. Tiga permintaan dari Ricky telah ia kabulkan semua. Ia pun menjentikan jari kembali. Sebuah benda berbentuk persegi panjang melayang di depannya.
"Aku akan memberikan hadiah terakhir untukmu. Ini adalah evil pieces mutan untuk membentuk budak atau keluarga milikmu," ucap sang Dewi Waktu.
Ricky tentu saja bahagia. Ia mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya untuk sosok Dewi cantik didepannya. Evil Pieces perlahan melayang ke arah Ricky, lalu masuk ke dalam tubuhnya.
"Waktuku tidak banyak. Semoga kamu bisa meraih impian yang belum tersampaikan di kehidupan sebelumnya. Aku akan mengawasimu dari sini,"
Perlahan sosok Dewi Waktu berubah menjadi sinar cahaya kembali dan menghilang dalam sekejap mata. Ricky tertegun. Akhirnya ia bisa mewujudkan impiannya untuk membuat sebuah harem.
Tiba-tiba tubuh Ricky terhisap ke dalam lubang dimensi yang muncul di atasnya. Sosok ia pun menghilang seutuhnya. Sebenarnya itu adalah cara untuk mengirim Ricky masuk ke dalam kehidupan barunya di dunia DxD.
.
.
.
.
Underworld, Tahun 2020
Di sebuah dunia bawah, tempat para bangsa iblis tinggal bernama Underworld. Terdapat 72 Pilar Iblis yang menghuni di sana, namun hanya tinggal sebagian pilar Iblis saja yang masih ada sampai sekarang. Kira-kira 32 Pilar Iblis yang dinyatakan hidup, sisanya sudah punah akibat peperangan antara tiga fraksi.
Tiga fraksi itu adalah bangsa Iblis, Malaikat dan Malaikat Jatuh. Masing-masing kubu jatuh korban jiwa akibat peperangan satu abad lamanya.
.
.
.
Castle Phenex...
Di sebuah kastil megah, tempat tinggal salah satu keluarga bangsa Iblis ternama yaitu Phenex. Terlihat di sana seorang Ibu baru saja membuat sarapan untuk keluarga tercintanya.
Di meja makan sudah berkumpul keluarga Phenex. Rambut pirang menjadi ciri khasnya. Terdapat lima orang termasuk sang Ibu. Hidangan mewah sudah berjajar rapi di meja makan berukuran persegi panjang tersebut.
"Dimana Achazia?" tanya sang Ibu. Ia baru saja menghitung anggota keluarga yang tidak komplit.
"Tidur,"
"Main,"
"Mandi,"
Tiga jawaban beruntun yang berbeda itu membuat sang Ibu jadi pusing mendengarnya. Ibu hanya meggelengkan kepala. Ia pun inisiatif untuk menuju ke kamar anak terakhirnya dari empat bersaudara.
Sang Ibu menaiki tangga dengan penuh elegan. Sosok Ibu dan Ratu Phenex bersatu menjadi satu peran penting untuknya. Tibalah ia di depan kamar bercat merah. Ia ketuk pelan pintu tersebut.
Tok! Tok! Tok!
Tiga ketukan tidak membuat sang penghuni di dalam kamar terbangun. Sang Ibu lantas membuka pintu perlahan. Nuansa merah seperti burung api menyelimuti pemandangan di dalam kamar.
Sosok anak laki-laki masih tertidur lelap di balik selimut tebal miliknya. Sang Ibu berjalan pelan ke arah tempat tidur. Ia goyangkan tubuh anak laki-laki yang bernama Achazia.
"Achazia, ayo bangun. Ini sudah pagi," ucap lembut sang Ibu. Ia terus menggoyangkan badan Achazia sampai pemuda itu terbangun.
Achazia membuka kedua mata perlahan. Ia sibak selimut yang menutupi tubuhnya. Ia mengambil posisi duduk dengan menyandarkan tubuh di tempat tidur. Setelah kesadarannya terkumpul, ia mencoba untuk menganalisa tempat ia berada kini. Asing, begitulah yang ia rasakan untuk saat ini.
Jiwa Ricky telah terlahir kembali. Ia memdiami salah satu sosok tubuh seorang Pemuda. Perkiraan usia pemuda ini sekitar 15 tahun.
Ricky atau Achazia Ryszard Phenex nama dirinya sekarang, masih terlihat bingung. Tiba-tiba berbagai macam ingatan dari lahirnya ia ke dunia sampai selama titik ini ia hidup telah masuk ke dalam otak. Seperti data yang melakukan transfer ke dalam sebuah file.
"Arghh!"
Jeritan Achazia begitu keras. Sang Ibu yang memperhatikannya menjadi gelisah. Ia menarik tubuh anaknya ke dalam pelukan hangat.
Nyaman. Begitulah yang dirasakan oleh Achazia atau Ricky. Selama di kehidupan sebelumnya, ia tak merasakan perasaan ini. Ia menjadi sosok tertutup bahkan untuk keluarganya sendiri.
"Kamu sudah enakan nak," ucap sang Ibu penuh kasih sayang. Raut gelisah masih tersirat di wajah cantiknya itu.
Achazia menggelengkan kepala pelan. Semua data telah sudah selesai di transfer. Achazia mulai mengingat sosok Ibunya sendiri yang bernama Velonia.
.
.
.
.
Achazia sudah bergabung dengan anggota keluarga lainnya. Ia berada di meja makan menikmati sarapan pagi. Ia sesekali melirik ke wajah orang tua dan para saudaranya. Ingatan tentang mereka pun sudah tertanam di otak.
Urutan pertama yaitu sosok kepala keluarga, ayah dan termasuk seorang Raja di kerajaan bangsa Iblis Phenex yaitu Alucard Sirius Phenex. Seorang Raja yang memiliki sikap dermawan, bijaksana dan tangguh. Ayah Achazia begitu disegani oleh rakyat di kerajaan dan keluarga pilar Iblis lainnya.
Di sebelahnya terdapat sosok wanita cantik dan berhati lembut yaitu Velonia Lotus Phenex, sang Ibu tercinta serta Ratu di kerajaan Phenex. Velonia sangat menyanyangi keempat anaknya. Ia pandai dalam hal memasak dan usaha.
Achazia beralih ketiga sosok kakak kandungnya. Pertama, seorang Pria tampan dengan ekspresi dingin di wajahnya. Ia bernama Archie Orion Phenex. Sosok tertua yang sangat peduli dengan adik-adiknya di balik layar. Kini usia sudah menginjak 22 tahun.
Kedua, seorang wanita cantik bernama Veloxia Roses Phenex. Kakak kedua dan paling dekat dengan Achazia. Sosok Veloxia begitu anggun dan mempesona. Banyak pria bersaing hanya untuk merebut hatinya. Ia sudah menginjak usia 20 Tahun.
Ketiga, Pemuda yang kini berada di kelas 12. Alvaro Brizald Phenex, itulah nama lengkapnya. Sosok kakak ketiga Achazia yang sangat pawai dalam bidang akademik maupun olahraga. Ia menjadi idaman para gadis di sekolah. Sifatnya yang aktif dan mudah bergaul, membuat Alvaro menjadi terkenal.
Achazia menghela napas kecil. Kali ini sudah berada dalam lingkungan bangsa Iblis Phenex. Ia begitu bersyukur dan bersemangat. Ia sudah tidak sabar untuk membuat harem miliknya sendiri.
.
.
.
.
Tahun ini, akan menjadi tahun pertama bagi Achazia untuk bersekolah di dunia manusia. Tepatnya di SMA Kuoh yang terkenal akan sejarah tokoh utama di film anime Highschool DxD. Ia akan menjadi murid kelas X di sana.
Tepatnya hari ini, setelah sarapan Achazia bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Ia akan pergi melalui sebuah lingkaran sihir untuk menuju SMA KUOH.
"Apa kau sudah siap?" tanya Alvaro.
"Siap!" jawab Achazia penuh semangat.
Alvaro dan Achazia menghilang setelah lingkaran sihir berwarna merah menelah tubuh mereka. Di sebuah gang dekat sekolah, kedua pemuda tampan ini keluar secara bersamaan.
Hanya butuh beberapa menit untuk sampai di gerbang sekolah. Spanduk berukuran besar tertempel di atas gerbang sekolah yang bertuliskan 'Selamat datang para murid baru'.
Achazia menghirup napas sejenak, lalu membuangnya perlahan. Ia sudah tidak sabar bertemu dengan teman-teman baru, mungkin juga para budaknya di sini.
SMA Kuoh dulunya adalah sekolah khusus wanita, tetapi beberapa tahun akhirnya sekolah ini di buka untuk umum. Salah satunya yaitu sang tokoh utama DxD, Issei mendaftar di sekolah ini. Dan murid laki-laki semakin banyak walau masih dominan murid perempuan sampai sekarang.
Achazia berpisah dengan sang kakak. Alvaro kini berada di kelas 12, beberapa bulan lagi ia akan lulus sekolah. Di sepanjang perlajanan, Achazia melihat banyak murid lalu lalang. Berbagai ornamen dan hiasan juga terdapat di berbagai sudut sekolah.
"Mungkin ini tempatnya," gumam Achazia.
Saat Achazia akan memasuki ruang aula. Ia tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang. Keduanya terjatuh ke lantai, di mana posisi Achazia berada di bawah sedangkan orang itu di atasnya.
"Nyaaa!"
Rintihan erotis terdengar jelas di kedua lubang telinga Achazia. Suara desahan itu semakin kencang dan bernafsu. Kedua tangan Achazia menyentuh dua buah benda kenyal, ia remas perlahan dan suara itu terdengar kembali.
"Besar dan elastis," gumam Achazia. Kondisi Achazia kini sekarat. Hidung miliknya mengeluarkan cairan berwarna merah. Ia terangsang dengan suara desahan seorang yang diperkirakan adalah gadis dan dua benda kenyal itu.
Akhirnya Achazia dan gadis itu tersadar diakibatkan suara keras dari belakang mereka. "Apa yang kalian lakukan di sini?!"
Deg?!
Achazia dan gadis tersebut membenarkan posisi mereka. Achazia membersihkan cepat noda darah di sekitar hidung. Ia menatap orang yang telah mengganggu aktivitasnya.
"Reyna," ucap Achazia agak terkejut.
Ia sangat mengenali sosok di depannya. Seorang gadis berambut hitam panjang berdiri tegak dengan kedua tangan menyilang di antara gundukan gunung besar miliknya.
"Ara ... Ara ...,"
Reyna menutup mulutnya. Ekspresi menggoda terpampang nyata di wajah, seakan ingin menerkam Achazia langsung di tempat.
"Ma-maaf, a-aku harus pergi duluan," pamit gadis yang telah menabrak Achazia sebelumnya. Sosok itu menghilang di lautan manusia. Achazia mencoba mencari keberadaan gadis itu, namun tak membuahkan hasil.
"Tenang saja, aku yakin kamu akan bertemu dengan gadis itu lagi," ujar Reyna.
Achazia melupakan kehadiran Reyna sejenak. Ia terlalu fokus mencari keberadaan gadis itu. Aroma kristal mint begitu melekat di tubuh dan hidung.
Reyna menarik tangan kanan Achazia. Achazia terlihat pasrah dengan perlakukan manis sahabat kecilnya itu.
"Kita akan telat, jika masih berdiri di sana," bisik Reyna. Salah satu tangannya mengapit di lengan Achazia. Achazia tentu saja menikmati sensasi di saat tangannya tak sengaja menyentuh gunung besar milik Reyna.
"Nikmatinya kehidupan baruku ini," gumam Achazia bersyukur.
Penyambutan murid semester baru pun berjalan dengan lancar. Sambutan dari kepala sekolah tak terlalu membosankan. Perwakilan dari murid kelas 10 ternyata adalah sosok gadis yang telah menabrak Achazia.
Achazia begitu semangat memandangi lekuk tubuh gadis itu. Ia memiliki sebuah nama yaitu Aiko Tachibana. Nama yang cantik seperti pemiliknya.
"Semoga aku sekelas dengannya," ucap Achazia.
"Ara ... Ara ..., kau jahat sekali tak ingin sekelas denganku," sahut Reyna memasang ekspresi pura-pura sedih.
Sambutan Aiko telah selesai yang artinya menutup acara penyambutan murid baru. Riuh tepuk tangan menggema di sepanjang ruang aula SMA Kuoh.
"Bersambung"
(Kamis, 12 November 2020)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top