Bab 8: Red Flag

Tiga hari berlalu dengan cepat. Perkenalan dengan para warga setempat dan mengenal lingkungan baru cukup menyibukkan seluruh anggota KKN di Desa Je'ne.

Tifa pun sudah bisa menyesuaikan diri dengan situasi yang ada. Meskipun begitu, dia malah semakin yakin, bahwa dia harus berhati-hati pada seorang mahasiswi dari Fakultas Hukum bernama Aria. Dari segala hal yang berkaitan dengan dirinya adalah pertanda 'red flag' yang patut dihindari.

Salah satu contohnya seperti kejadian hari ini.

Aria adalah kembang kota yang dilirik semua kaum pria. Gadis paling cantik di dalam kelompok dan tidak menutupi kemungkinan akan ada pemuda desa--atau parahnya lagi--duda beranak dua yang akan jatuh hati padanya.

Kepala dusun, yang kata banyak orang suka dengan gadis yang bertubuh berisi, anehnya setiap pagi datang berkunjung dan menghabiskan waktu bersama Pak Kades, mengobrol tipis sambil minum kopi hitam. Dan anehnya, dia selalu meminta Sonia yang harus membuatkannya kopi. Katanya sih, enak.

Pasti pertanyaan berikutnya, kenapa Sonia? Bukannya yang paling mempesona itu Aria?

Sonia sebenarnya bisa dibilang cukup cantik, namun badannya yang gemuk plus kebiasaan buruknya makan dengan porsi kuli, membuat dia tidak terlalu merawat dirinya. Tapi karena dia selalu menempel dengan Aria, dia akan terus menjadi orang kedua yang paling penting di dalam kelompok mereka.

Itulah sebabnya Aria yang tidak senang dengan sikap sang duda yang menggangu teman dekatnya, mulai memutar otak untuk membuat orang yang cukup penting di kampung itu kena batunya.

Meskipun tujuannya sama, Aria dan Sonia tetap memiliki pendapat yang berbeda menyangkut cara membuat si Duda kapok datang mengganggu mereka. Dengan rentetan rencana usil, kekanakan, sampai mengerikan. Aria akhirnya berkata, "Gimana dengan mencampurkan obat pencahar ke kopinya?"

Tifa sontak merasakan seluruh tubuhnya kaku mendadak. Dia bukan cenayang, tapi dia langsung tahu, pasti dia akan dilibatkan dalam rencana gila itu.

Sesuai dugaan, Aria dan Sonia langsung menghampiri Tifa yang sedang menghabiskan waktu paginya di depan laptop, menonton Drakor yang sudah disiapkan jauh hari sebelum KKN tiba. Dengan wajah memelas, mereka memohon pertolongan.

"Bukannya itu termasuk melanggar hukum? Memberikan sesuatu untuk mencelakai seseorang?" tanya Tifa dengan suara yang diusahakan terdengar tenang, walaupun dalam hati dia terkejut setengah mati.

Bagaimana tidak, bisa-bisanya menggunakan ilmu yang selama ini dia pelajari di perkuliahan untuk disalahgunakan.

Jahat sekali.

"Tidak, kok. Tenang ... selama tidak ketahuan dan terkesan alami, pasti aman." Aria menjawab dengan santui.

"Kalau ketahuan, gimana? Kita pasti dituntut."

"Kalau itu, serahkan padaku. Aku bisa mengaturnya agar kita malah di lindungi oleh hukum." Aria kemudian bercerita kepada Tifa beserta Sonia bahwa sekitar beberapa bulan yang lalu, dia pernah melakukan tindakan yang hampir sama ke mantan pacarnya demi mencari alasan untuk memutuskannya. Akhirnya, setelah cowok yang malang itu mengalami diare hebat di tempat kencan, Aria langsung berhenti berhubungan dengan mantannya itu.

Tifa memang sering melihat orang-orang yang bisa mengatakan hal kejam dengan wajah tanpa beban, kemudian memberikan penilaian tentang suatu keadilan--meski amat keliru sekalipun. Gadis yang sudah cukup berpengalaman dalam menghadapi orang-orang yang suka melanggar hukum itu, masih tetap tidak bisa mengerti dengan pola pikir pelaku kriminal. Seakan nasib orang lain bukanlah urusan mereka.

Anehnya lagi, Sonia terlihat mendukung Aria. Dia tidak peduli akan sekotor apa tangannya nanti jika melakukan keburukan. Kenyataan bahwa ada orang yang bersedia membantunya, sudah cukup bermakna baginya.

"Ayolah Tifa, kami tahu, kamu pasti membawa obat pencahar di dalam tas obatmu, ya kan?" Aria sepertinya sudah tahu sejak awal bahwa mahasiswa farmasi, setidaknya, membawa satu perbekalan yang akan dibawanya ke tempat jauh seperti obat-obatan.

Dan tepat sekali, Tifa membawanya.

Aria - Uncaria gambir (Gambir)

Sonia - Adansonia digitata (Baobab)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top