43 : Naga Kematian
"Kau tahu sejarah manusia dan iblis tidak?"
.
.
.
Tugas mereka berdua mencari hewan kuno bernama unicorn telah selesai dengan mudahnya, tidak membutuhkan waktu lama bagi Aaric beserta Carl mencari hewan tersebut, sebab dibantu juga oleh guru mereka yakni Choky yang saat itu sedang berada di Desa Phantea---kebetulan Choky saat itu mampir ke desa tempatnya lahir.
Desa Phantea berada di tengah-tengah Wilayah Pandhita, pulau paling tenggara. Di pulau ini sama seperti pulau-pulau pada umumnya, akan tetapi di sini lebih lembab dari wilayah-wilayah lain, dikarena pulau ini berukuran sangat kecil terletak di antara lautan yang mengelilinginya.
Kedua pemuda dari Black Wolf mengikuti seorang perempuan cantik bersama pria tampan kekar yang sekarang sedang memilihkan beberapa oleh-oleh untuk Aaric dan Carl. Perempuan cantik berpakaian sangat longgar itu adalah istri dari Tuan Choky, baik Carl maupun Aaric sangat terkejut ketika melihat Zoya berada di kediamannya, lebih terkejut lagi Choky mengatakan bahwa istrinya sedang mengandung lima bulan.
"Mengapa Nyonya merahasiakan kabar gembira ini dari Tim White Tiger?" Carl memilih beberapa sayuran segar yang berada di depannya, ia membantu Zoya untuk membeli bahan pangan untuk persediaan makanan.
Aaric dipaksa Choky untuk segera mengikutinya ke kios pakaian bayi, dengan pasrah dia mengikuti keinginan gurunya.
Zoya, wanita itu menundukkan kepala, menatap perut gemuknya sembari mengusap-usap sayang. Mata seindah madu dan permata mulia itu melirik ke belakang, jemarinya menarik anak rambutnya ke belakang telinga, tersenyum lebar mengetahui Choky sedang bergembira membeli baju-baju anak kecil bersama Aaric.
Pipi tembam wanita tersebut merona gelap, kembali tangannya memeluk perutnya sendiri, menunjukkan betapa dia mencintai calon anaknya yang kini dia kandung. "Choky yang meminta untuk merahasiakan kehamilanku," kata Zoya pelan.
Carl mengangguk mengerti. Dengan penuh perhatian ia membawakan tas belanja milik Zoya yang hampir penuh.
"Bagaimana kondisi White Tiger? Apa sudah ada guru pengganti selain aku?" tanya Zoya.
Wanita cantik empunya rambut gelombang indah berjalan pergi setelah membayar sayuran yang dia beli, melangkah bersama Carl menuju Aaric dan Choky.
Carl dengan sungguh-sungguh mengawasi pergerakan Zoya, tidak ingin istri gurunya mengalami senggolan kasar dari para manusia yang mengejar bahan-bahan kebutuhan pangan.
"Beberapa venator senior sering membimbing mereka, terkadang Tuan Jakob sendiri yang turun tangan," jawab Carl sambil tersenyum. Menatap ke langit, matahari sudah terbenam, cukup kagum dengan pasar yang semakin ramai, tetapi ini sudah saatnya ia pulang.
"Syukurlah." Mengusap dada pelan, Zoya sedikit merasa bersalah ketika harus mengatakan istirahat dari dunia pemburu, dengan alasan ada hal penting yang harus ia lakukan padahal ia sedang mengandung. Mengandung anak pertamanya dengan Choky, anak pertama yang ia idam-idamkan selama ini, juga jawaban atas penantian Choky selama empat tahun pernikahan.
Di sisi lain Aaric merasa senang dan terhibur dengan tingkah lucu dari Choky, pria itu membeli pakaian anak-anak dengan wajah bangga, bahkan memamerkan kepada penjual bahwa ia akan menjadi ayah. Banyak yang mengenal Choky di pasar, bukan sebagai venator terkuat setelah Nicolaus, tetapi sebagai seseorang yang begitu ramah dan baik pada setiap orang.
" ... Memang anak Tuan nanti laki-laki atau perempuan?" tanya wanita paruh baya yang sedang menata pakaian-pakaian yang dipilih oleh Choky ke dalam tas belanja.
"Aku tidak tahu, tapi yang pasti anakku akan menjadi orang hebat!" Tersenyum lebar, membuat wanita di depannya ikut tersenyum, begitu pula Aaric yang memegangi pakaian bayi perempuan. Choky menenteng tas belanjanya, ia tunjukkan pada Aaric dengan wajah bangga. "Bagaimana menurutmu, apa ini akan cocok dengan anakku nanti?"
Aaric mengangguk. "Pasti cocok," balasnya dengan senyum menawan.
"Sayang!" Panggilan dari Zoya mengalihkan perhatian Choky, membuat pria itu langsung memeluk Zoya penuh sayang, tidak lupa mengusap dan mencium perut Zoya.
Aaric dan Carl memalingkan wajah dengan pipi merona, keduanya merasa tidak seharusnya mereka berada di sini, bukankah kegiatan mereka terlalu intim untuk diperlihatkan kepada publik? Namun, entah kenapa juga orang-orang di pasar seolah menikmati pertunjukan romansa Choky dengan Zoya.
"Kita sudah waktunya pulang, hari sudah mulai malam." Mendongak menatap langit lagi, bintang-bintang muncul satu persatu, Carl mulai mencemaskan kepulangannya sendiri.
Mengerutkan kening kemudian membolakan mata, Carl memundurkan tubuhnya panik, dan firasatnya berubah menjadi sangat buruk. Bahkan Aaric dan beberapa orang ikut menatap langit dengan wajah mencekam. Aura mengerikan muncul sepintas membuat mereka seolah akan mati saat itu juga. Makhluk mengerikan berwarna biru gelap baru saja terbang di atas langit Phantea, mengarah ke utara dengan kecepatan tinggi, membelah langit dengan sayapnya.
Makhluk itu berbahaya. Dia terbang bagai memakan langit sekaligus, keberadaannya terlalu mencolok malam hari ini. Meski dia terbang di atas ketinggian yang tidak bisa dicapai oleh manusia biasa, di ketinggian setara dengan bintang, akan tetapi wujudnya masih terlihat jelas bagaimana ukurannya yang besar sampai bisa membuat langit menjadi gulita. Dia naga.
"Kalian istirahatlah di rumahku untuk malam ini," perintah Choky dengan nada suara tegas penuh tekanan, matanya menatap Aaric dan Carl serius.
Beberapa warga mulai berjalan cepat menuju rumah masing-masing, para penjual pun bergerak gelisah menutup toko mereka, merasa tidak aman terus menerus berada di luar rumah.
"Tetapi kami harus segera pulang malam ini, Tuan." Carl berbicara dengan sangat tangguh. Oliver menunggu tanduk unicorn ini untuk dijadikan ramuan, mereka tidak boleh menunda waktu kepulangan, akan menjadi sulit bagi mereka jika harus menginap lagi. Perjalanan mereka cukup jauh dan memakan waktu.
"Pelabuhan akan segera tutup malam ini, sebab naga itu akan menuju rumahnya, kalian pahamkan yang aku maksudkan?" Lagi-lagi Choky menekan ucapannya, kali ini ia pun dengan lekas menggaet tangan istrinya dan menggandengnya pulang.
Aaric memahami maksud dari ucapan Choky, ia pun dengan pasrah juga mengikuti langkah kedua orang dewasa di depannya. Carl melakukan hal serupa setelah membuang napasnya kasar. Mereka sudah tahu bahwa naga itu adalah iblis yang menguasai laut yang memisahkan Wilayah Pandhita dengan dua pulau yang lain, sosok yang meninggali Laut Deathly.
Berkumpul di ruang tengah rumah Choky. Ketiganya belum bisa melupakan aura mencekam yang sangat mengerikan dari naga itu. Kaki Aaric masih bergetar pelan hanya karena merasa takut dengan tekanan luar biasa dari naga tadi, baginya belum ada aura semengerikan itu, baru naga itu yang memiliki aura menekan seolah jika mereka bernapas saja mampu membuat mereka masuk ke surga dengan cepat.
Choky terlihat gusar di tempat duduknya. Minuman yang dibuatkan oleh istrinya ia biarkan mendingin di atas meja. Kedua tangannya berada di atas meja, sedangkan salah satu tangannya sibuk meremas wajahnya sendiri, seolah banyak tekanan yang terjadi padanya.
"Kenapa makhluk itu muncul lagi," gumam Choky dengan putus asa, matanya memiliki noda warna merah, seperti menahan amarah ataupun tangis dalam diam. Tangan kanannya mengurut pangkal hidung, tangan kirinya meremas di atas meja, menarik perhatian Carl dan Aaric.
"Iblis itu ... jangan-jangan?" tanya Carl dengan suara pelan.
Aaric membalas dengan anggukan, dia paham apa yang sedang temannya pikirkan, karena tidak ada makhluk yang serupa di sejarah selain makhluk 'itu.'
"Ya, selama ini informasi soal naga itu masih sangat minim, tetapi tekanan aura itu ... " Mata Aaric menatap Choky, merasa khawatir dengan gurunya yang kalut dengan pemikirannya sendiri. " ... berbeda dengan iblis-iblis yang selama ini kita temui, apa semua iblis tingkat tinggi mempunyai aura seperti itu?"
Gebrakan kecil di atas meja dilakukan oleh Choky, memutus obrolan Aaric dan Carl. "Dia seperti bos dari iblis tingkat tinggi, mungkin saja dia tingkat pertama yang berbahaya, Carleen." Dari cara dia berbicara yang begitu tenang, kedua anak muda di sana mengetahui bahwa Choky sudah mulai menguasai diri, mulai tenang dan tidak termakan emosinya sendiri.
"Menurut pengintaian Tuan Jakob, semenjak Kartel ada, iblis mulai melakukan pergerakan." Choky memberitahukan informasi yang ia dengar dari Jakob pada dua anak didiknya.
"Karena alasan inilah para venator senior, termasuk aku dan Nico ditugaskan untuk melakukan perjalanan ... demi mendapatkan informasi soal pergerakan iblis di beberapa wilayah," ungkap Choky yang didengarkan oleh dua muridnya dengan saksama.
Carl berdiam diri. Tidak mengindahkan apapun yang diucapkan oleh Choky. Ia masih memikirkan soal naga tadi. Menurut informasi yang selama ini ia dengar, naga itu pernah meluluhlantakkan Pulau Pandhita, hampir membuat umat manusia binasa dalam rangkaian serangannya, karena tragedi itu Wilayah Pandhita dinyatakan sebagai pulau mati. Naga itu diberi julukan naga kematian.
Tragedi hancurnya Wilayah Pandhita terjadi kurang lebih dua puluh tahun yang lalu.
Butuh waktu lama bagi Pandhita kembali hidup, kekaisaran terus berusaha mengembangkan pulau ini bersama penguasa-penguasa wilayah baik yang baru dipilih atau yang berhasil selamat dari tragedi mengenaskan. Dalam waktu sepuluh tahun setelahnya pulau ini kembali seperti semula, akan tetapi pulau ini menjadi medan perang, lagi-lagi hancur untuk kesekian kalinya.
Cerita Wilayah Pandhita memang sangat tragis, sejarah yang ditulis benar-benar tepat hingga membuat siapapun yang membacanya akan merinding ketakutan, terlebih sekarang Carl dan Aaric duduk di atas tanah yang penuh dengan pertumpahan darah.
"Naga itu ... sudah lama tidak muncul, kenapa sekarang dia menunjukkan diri?" Tiba-tiba Aaric bersuara. Dia mengatakan pertanyaan yang ia anggap bodoh setelah meminum teh melati buatan Zoya.
Carl menatap Aaric, ia pun berpikir demikian, mengapa iblis itu muncul kembali setelah hampir dua puluh tahun benar-benar tidak terdengar kabarnya?
"Apa mungkin juga karena ada hubungannya dengan Kartel?" timpal Carl.
"Aku tidak tahu mengapa dan kenapa iblis itu muncul kembali, akan tetapi jika iblis itu kembali memorak-perandakan kediaman manusia, aku akan benar-benar membunuhnya. Aku dan Nico tumbuh dengan harapan sama, berusaha menjadi kuat demi melampaui iblis sialan itu, dan melakukan balas dendam atas apa yang dia perbuat di tanah lahir kami."
Ambisi yang Choky ucapkan masuk ke dalam hati kedua muridnya. Aaric dan Carl paham rasanya ingin balas dendam. Semua venator kebanyakan memiliki alasan yang sama, memburu iblis demi upaya balas dendam, demi membayar harga besar atas apa yang mereka alami karena tindakan bejat para iblis.
"Sayang, ada surat dari burung pengantar!" Zoya berjalan agak cepat dari arah dapur menuju ruang tengah. Dia sedang memasakkan sesuatu untuk tamu dan suaminya, tetapi ada burung elang pembawa surat yang datang hinggap di jendela.
Choky berdiri, menerima surat itu, membacanya dengan cepat. Setelah tahu isinya segera ia menatap dua pemuda yang duduk sambil menikmati teh di belakangnya, setelah itu ia berkata, "Kita menuju ke rumah Duke segera, kalian ikuti aku, kita harus ke markas sekarang."
Aaric dan Carl segera bersiap, Choky sedang berpamitan kepada Zoya untuk melanjutkan misi lagi. Tidak lupa Zoya mendoakan dan memberikan harapan kepada Choky, menunjukkan rasa sayangnya yang tulus kepada pasangan yang amat ia cintai.
" ... Kembalilah dengan selamat, Suamiku," kata Zoya sambil memeluk erat tubuh kekar suaminya, wajahnya merona juga matanya yang memerah, meningkatkan emosi untuk iklas demi cita-cita suaminya dan kedamaian dunia.
Mencium kening Zoya lama. Matanya menatap ayu wajah istrinya. "Aku akan kembali," ujarnya pelan. Setelah mengusap perut besar Zoya tiga kali, Choky langsung keluar rumah, sedangkan anak-anak muda sedang bergegas berpamitan dengan Zoya.
Melangkah cukup dekat dengan Choky, Aaric langsung mengajukan pertanyaan," Mengapa Anda tiba-tiba?"
"Tuan Jakob menyuruh kita untuk segera kembali, kita akan menjadi tim pembantu Holy Eagle," jawab Choky tetap tenang.
"Kenapa dengan Holy Eagle?"
"Jay dan Henry dinyatakan meninggal setelah berhadapan dengan iblis tingkat tinggi, sekarang mungkin saja Jeri sudah bertemu iblis itu."
Aaric dan Carl terkejut. Mereka tahu bahwa misi Holy Eagle adalah misi tingkat rendah, mencari orang-orang hilang dari pusat kekaisaran, tetapi siapa yang mampu menduga kalau mereka berhadapan dengan iblis tingkat tinggi? Apakah misi itu ada sangkut pautnya dengan iblis berbahaya?
"Untung saja kita tidak berhadapan dengan naga itu," batin Aaric.
"Di saat yang mendesak seperti ini, aku akan meminta bantuan Tuan Sean untuk mengantarkan kita ke markas, dia mempunyai sihir teleportasi."
°°ρђลи†эяล°°
Qenan, Arden, dan Daniel berhasil kembali tepat di depan markas para venator. Ratu Adara sudah pergi beberapa detik lalu, meninggalkan Arden yang berdiri dengan kaki bergetar membawa Qenan dan Daniel dalam rangkulannya.
Arden dalam kondisi buruk, meskipun ia bisa melakukan regenerasi tetapi kemampuan itu seperti tertahan, di saat seperti ini malah dirinya harus membawa dua beban sekaligus.
"Dasar sialan! Aku juga butuh pingsan! Ratu sialan tadi juga tidak bisa mengobati luka seperti ini! Berani-beraninya dia membangunkanku!" Entah sejak kapan juga seorang Arden menjadi suka mengumpat, mungkin sejak mengenal para manusia ini ia jadi pintar menambah hal dosa seperti ini.
"Ah ..." Mendesah panjang, Arden sudah tidak bisa untuk bertahan lagi, kakinya sama sekali tidak bisa digunakan untuk melanjutkan langkah, tangannya pun tidak bisa untuk mengetuk pintu. Apakah ini benar-benar markas para pemburu iblis? Mengapa sangat sunyi seperti ini.
"Bukakan pintunya, akh ... " Pada akhirnya ketahanan tubuhnya tidak sebagus itu, dalam hitungan detik tubuhnya telah bergerak mundur hendak jatuh menimpa tanah. Namun, ketika ia menduga akan jatuh bersama Qenan dan Daniel ke atas tanah, tiba-tiba ada orang yang mendekapnya dan dua temannya untuk menahan mereka supaya tidak jatuh ke tanah.
Aaric dan Carl datang entah dari mana hingga mereka berhasil membopong tubuh Qenan dan Daniel di waktu bersamaan. Arden sedikit bersyukur. Ketika ia mendongak, membuatnya ingin segera bangkit lagi, tetapi usahanya ditahan oleh seseorang yang sekarang membantunya tetap berdiri.
"Kenapa malah dia?" Arden kurang bersyukur sebab yang menahan tubuhnya adalah Choky, manusia yang merendahkan dirinya di penjara kemarin.
"Qenan! Daniel!"
"Kenapa dengan mereka?"
"Aku benar-benar ingin pingsan," kata Arden pelan, dia mulai menutup mata, akan ia serahkan tubuhnya untuk dirawat manusia ini. Arden sudah berjuang dengan keras untuk menyelamatkan nyawa-nyawa manusia lemah ini.
"Apa mereka juga mendapatkan serangan dari iblis tingkat tinggi dalam perjalanan misi?" cetus Carl panik.
Choky menghela napas panjang, sedikit membenarkan posisi pingsan Arden dalam dekapnya, ia tidak mungkin membuat iblis ini jatuh dengan tidak elitnya. Menatap Sean dengan wajah penuh wibawa, ia berucap, "Maaf mengganggu waktu Anda Tuan Sean, terimakasih sudah mengantar kami kemari."
Sean adalah seorang bangsawan bergelar Duke, bernama panjang Sean Jovial.
"Sama-sama Tuan Choky, senang bisa membantu Anda. Kalau begitu saya pergi dahulu," pamit Sean. Tersenyum manis, Setelah mendapat anggukan dari Choky, ia langsung menghilang dalam sekali kedipan mata. Dia kembali ke kediamannya.
"Bawa mereka masuk," perintah Choky.
20 Desember 2022,
Ersann.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top