1 : Underworld

"Kau tahu sejarah manusia dan iblis tidak?"
.
.
.

Underworld adalah wilayah kekuasaan yang Hades pimpin, di mana wilayah ini menjadi tujuan tiap-tiap jiwa yang hidup setelah kematian. Oleh karena itu ia selalu disebut sebagai Dewa yang akan memanggil siapapun untuk masuk ke dalam neraka, bisa dikatakan bahwasannya dirinya gambaran dari Dewa pencabut nyawa.

Namun, semua itu adalah kesalahpahaman belaka.

Underworld memiliki sistem sendiri yang mengatur kehidupan di dunia bawah. Di tempat ini memiliki lima sungai yang mengalir yaitu Sungai Akheron, Sungai Kokitos, Sungai Flegethon, Sungai Lethe, dan Sungai Stiks yang membentuk batas antara dunia atas dan bawah.

Jiwa-jiwa itu akan dibawa menuju tiga hakim Underworld untuk menentukan tujuan akhir para jiwa, apakah dibawa menuju kebahagiaan kekal, atau pada kesakitan yang abadi.

Hades tidak memiliki hak mengatur jiwa-jiwa tersebut, maka salah besar jika ia dinyatakan sebagai Dewa kematian, sebab ia hanya menguasai tempat ini.

Setelah pertemuan bersama para Dewa, Hades segera kembali ke Underworld. Berkeliling sebentar untuk melakukan patroli ke beberapa lokasi seperti taman, kandang, hingga pada titik paling bawah dunia ini yakni Tartaros.

Berjalan dengan membawa dwisula yang menjadi senjata andalannya, Hades tampak jeli mengamati beberapa makhluk yang sibuk melakukan pekerjaan mereka, sesekali ia menjawab sapaan hormat mereka dengan anggukan kecil.

Di belakang Hades ada sosok lain yang mengikutinya dalam diam, berjalan dengan langkah tegas, menatap sekeliling dengan tajam. Memaksa siapapun untuk hormat kepada Hades hanya dengan isyarat mata, bagi Lucifer kesempurnaan harus berada pada tuannya.

Mata Hades melirik ke belakang, menatap bawahannya yang tampak angkuh.

"Hentikan tingkahmu itu, Lucifer!"

Perintah yang diberikan Hades segera Lucifer penuhi, dia berhenti melakukan pemaksaan, dan segera merundukkan badan sembilan puluh derajat di belakang Hades secara cepat.

"Maafkan saya," ucap Lucifer penuh dengan penyesalan.

Istana Hades telah berada di depan mata. Sang penguasa segera membuka pintu yang terbuat dari baja hitam. Pintu tersebut terbuka tanpa suara dan seketika ruangan megah yang bermuka gelap gulita menjadi terang benderang.

Lampu-lampu yang menempel pada dinding beserta obor-obor yang berdiri tegak di setiap sisi ruangan, menyala dengan sendirinya seolah menyambut kedatangan Hades. Memberi pencahayaan yang paling terang bagi penguasa Underworld.

Kaki kanan Hades berhasil masuk ke dalam istana, kehangatan menyambut sebagian tubuhnya, mungkin tempat yang paling terang dan hangat hanyalah istananya saja. Menatap sekeliling, sembari menikmati hangatnya api obor, Hades semakin memasukkan diri ke dalam istana dengan Lucifer yang mengikutinya dari belakang.

Hiasan-hiasan di dalam istana terlihat mengerikan, terdapat beberapa patung monster yang berdiri, kepala hewan yang tergantung, dan kumpulan patung-patung para penguasa bumi yang tertata rapi menuju singgasana Hades.

Di sisi timur terdapat patung Aphrodite yang sedang membawa sebuah kendi, dari dalam kendi keluar air menuju kolam berisi ikan.

Di sekitar kolam dikelilingi oleh beberapa tanaman bunga dengan warna yang lebih dominan gelap, dari mawar hitam hingga mawar dark crimson.

Di sisi barat terdapat anak tangga yang terhubung dengan lantai atas istana Hades, di ujung anak tangga ada dua patung Persefone bermaksud sebagai penyambut Hades saat menuju ruang istirahat yang berada di lantai atas istana.

Hades menatap patung istrinya dengan lembut, tersenyum tipis, kemudian berlalu begitu saja menuju tempat duduk kebesarannya. Dia duduk dengan penuh wibawa di sana, sosoknya yang begitu sempurna telah terpahat rapi dengan pencahayaan lampu gantung berwarna emas.

Dwisula ditaruh pada sisi kiri kursinya. Mata gelap Hades menatap Lucifer yang duduk bersimpuh di depannya, menunggu bawahannya itu mengatakan sesuatu.

Salah satu kakinya menumpu ke lantai marmer berwarna hitam mengilap, dari marmer itu terbentuk bayangannya sendiri yang sedang duduk hormat di bawah naungan Hades, sungguh suatu kebanggan sendiri bagi Lucifer bisa mengikuti tuannya kemanapun.

Tangan kanan Lucifer mengusap bayangannya sendiri yang berada di marmer, pikirnya bersemayam sebuah tekad yang tak bisa ia bendung sendirian, dan di hatinya terbentuk obsesi kuat yang menyangkut tuannya.

Mendongak pelan, menatap kagum pada tuannya dengan tatapan matanya. "Apa yang harus saya lakukan untuk membuat nama Anda semakin disegani, Tuan?" Hatinya membara, terdapat api neraka yang menyalak-nyalak di sudut tubuh yang tak terlihat.

Mata Hades sedikit mengecil, menatap bawahan setianya tanpa mengatakan apapun. Dia menunggu kejelasan Lucifer. Hades sudah mengenal Lucifer sangat lama, perwatakan yang dibawa bawahannya terkadang membuatnya merasa bangga dengan dia, tapi kerap kali membuat ia merasa khawatir.

"Anda pasti sudah mendengar beberapa Dewa mengolok nama agung Anda. Tidakkah Tuanku keberatan dengan itu? Anda bisa membuat mereka takut dengan kekuasaan Anda, mengapa Tuanku hanya diam?"

Entah itu suatu protes atau sebuah tekanan untuk Hades dari Lucifer.

Hades menatap dalam diam sosok yang sedang menggebu di bawah sana.

Lucifer berdiri, menghadap Hades dengan harapan besar di pundaknya, mata gelapnya menatap Hades dengan tajam. "Mari kita rebut kekuasaan beberapa Dewa, kita kuasai dunia manusia, biar mereka semua tahu----aarkkk!"

Tanpa disangka, tanpa diduga, dan tanpa diketahui Lucifer. Tiba-tiba sebuah bayangan yang begitu gelap membentuk sebuah tangan dengan jumlah ratusan, tangan-tangan berwarna hitam itu keluar dari dalam lantai, kemudian menarik seluruh tubuh Lucifer hingga jatuh menempel pada marmer.

Bawahan Hades tak bisa berkutik, tangan-tangan yang menahan tubuhnya menghalangi pergerakannya dalam upaya menyelamatkan diri, seolah gaya gravitasi telah menjatuhi tubuh Lucifer.

Hades menatap dingin pada tubuh bawahannya. Berdiri dari kursi, menarik dwisula, kemudian dia berjalan mendekati Lucifer dengan aura yang mengerikan di belakang tubuhnya.

"Dengarkan aku Lucifer, aku tidak akan pernah mengkhianati adik-adikku." Kata Hades. Setelah berkata demikian, dalam hitungan detik tubuh Hades hilang seolah dimakan bayangan.

Bersamaan dengan hilangnya Hades, Lucifer terbebas dari rengkuhan bayangan-bayangan tangan, napasnya tersengal.

"Tuanku," lirihnya dengan tatapan sendu mengarah pada kursi kebangsawanan milik Hades.

°°ρђลиэяล°°

"Aku dengar Kakak dengan Lucifer sedikit ada seteru, benarkah itu?" Menggosokkan kedua tangan, Poseidon menatap kakaknya dengan tenang, dia juga berusaha mencari jawaban dari pergerakan Hades.

Hari ini tiga kakak beradik sedang berada di istana laut milik Poseidon, melakukan kunjungan setelah beberapa bulan tak bertemu.

Semenjak rapat di Istana Olimpus beberapa bulan lalu, belum ada rapat kembali, dan ketiganya seolah merindu serta bertepatan ada waktu luang membuat ketiga bersaudara itu sama-sama bertemu di istana milik Poseidon.

Zeus sejak tadi agak sibuk mengganggu lumba-lumba yang berkeliling di luar jendela kaca langsung menatap kakaknya.

"Benarkah?"

Alis Zeus bertaut. Jarang sekali ada kabar miring seperti ini. Namun, jika diperhatikan lebih mendalam, sepertinya memang benar, jarang sekali Lucifer tidak ikut Hades. Ia baru ingat ketika Hades datang ke sini, bawahan kakaknya tidak ikut mengawal, suatu hal yang tidak mungkin telah menjadi mungkin.

"Ke mana Lucifer?" tanya Zeus.

Sebuah ruangan berada di dasar laut itu telah diciptakan Poseidon supaya memiliki oksigen dan tidak dimasuki air, ruangan khusus untuk dua saudaranya atau tamu-tamu yang lain. Sedangkan Poseidon memang bisa bernapas di dalam air.

Tempat ini tidak terlalu luas seperti aula pertemuan di Olimpus, atau tempat bersemayam Hades, ini hanya seperti ruang tamu biasa yang didesain sedemikian rupa supaya masih terlihat berkelas. Beberapa patung Dewa Dewi juga terpahat di dinding ruangan.

Kebanyakan hiasan di ruangan ini penuh dengan kerang-kerangan, mutiara, dan sisik warna-warni dari ikan yang dijadikan sebuah lukisan indah di belakang Poseidon. Hiasan dari kerang dan sisik ikan juga ada yang membentuk sebuah peta daerah kekuasaan penguasa laut, begitu menakjubkan, bahkan Hades sering kali curi-curi pandang ke lukisan itu.

Melipat kedua lengan di depan dada, mata Hades menelisik meja di depannya dengan enggan. Sebenarnya ia tidak terlalu ingin membahas mengenai Lucifer. Karena obsesi Lucifer bisa menyakiti adik-adiknya, ia tidak ingin Poseidon maupun Zeus mendengar keinginan Lucifer yang terlalu frontal tersebut.

Mengetahui kakaknya takkan menjawab pertanyaannya, Posiedon memilih mengalah, kemudian dia bungkam. Begitupula Zeus, dia tidak ingin menekan kakaknya untuk berkata-kata.

Ruangan itu menjadi hening. Dari jendela kaca terlihat beberapa hewan laut yang mondar-mandir sering mengetukkan kepala ke kaca, seolah mereka menyapa Poseidon bersama kedua saudaranya, terlebih ikan lumba-lumba yang diganggu Zeus tampak termenung di depan kaca mengamati tiga sosok di dalam kaca.

"Apa ramalan Apollo meleset?" Pada akhirnya Hades mengajak bicara dua saudaranya, matanya menatap Zeus penuh tanda tanya.

Sebenarnya ini langkah Hades untuk mencairkan suasana, supaya sedikit mengalihkan pembicaraan, juga meyakinkan diri mengenai ramalan Apollo.

Posiedon ikut menatap Zeus dengan alis mengerut.

Meletakkan tangan ke atas dahi, mengurut keningnya dengan pelan. "Ramalannya semakin menakutkan, mungkin aku akan segera memanggil seluruh Dewa untuk melakukan rapat ulang."

"Namun, belum terjadi apa-apa saat ini, bahkan tanda-tanda meteor jatuh juga belum muncul. Apa Apollo tidak bisa menebak kapan itu terjadi?" cetus Poseidon yang diiyakan Hades di dalam hati.

Karena Poseidon berkata demikian, hal itu malah semakin membuat Zeus pusing tujuh keliling. Menghela napas, sedikit mengeluarkan rasa sesak di dalam hati. "Beberapa bulan lagi, Apollo mengatakan itu. Namun, bukan itu yang jadi permasalahan kita, Kakak-kakakku yang terhormat!"

Dia tampak tertekan, baru kali ini baik Poseidon maupun Hades melihat wajah adik mereka sefrustrasi itu, berarti perkara ini adalah masalah besar. Biasanya Zeus yang paling suka melawak meski dia memiliki jabatan yang berpengaruh di dunia.

"Lalu apa?" Hades dan Posiedon bertanya bersamaan.

"Menurut ramalan Apollo, kejadian yang mengerikan itu adalah atas kuasa God, bisa jadi kiamat." Sehabis Zeus berkata-kata, Hades dan Poseidon terbungkam, mereka sudah tak bisa berkomentar apapun jika seperti ini.

God adalah sosok yang tak bisa dilihat. Dia ada tapi seolah tak nyata. Keberadaannya jauh lebih berkuasa di atas Dewa Dewi, jauh lebih kuat dibandingkan siapapun. Tidak dilahirkan, tidak berwujud, dan Dia adalah yang membuat dunia ini ada. Dia tidak bisa digapai, pikiran-Nya tak bisa ditebak siapapun, sosok yang misterius, tak bisa ditentang, dan Dia melakukan apapun tanpa izin siapapun sebab Dialah yang empunya segalanya.

Tidak semua Dewa maupun Dewi bisa bertemu dengan God, hanya sebagian, itupun mereka bertemu hanya melalui suara tanpa ada wujud. Ada juga yang melalui mimpi dan juga sebuah cahaya yang terlalu terang hingga wujudnya seolah mengenakan jubah cahaya.

"Jika itu atas keinginan God sendiri, biarlah begitu, mungkin itu yang terbaik untuk kita," lanjut Zeus yang diangguki dua saudaranya.

Poseidon menarik cangkir teh di hadapannya, membawa pada belahan bibir merahnya, menyeruput sedikit demi sedikit hingga isinya kandas.

Setelah air dalam cangkir tandas, Poseidon melepas mahkota bergaya daun cemara yang melingkari kening hingga ke belakang kepalanya ke atas meja, ia merasa pusing dengan pembahasan yang baru saja dia dengar. Berusaha sedikit menguasai diri, ia mengusap kalung dan anting kumpulan kerang yang ia kenakan, sungguh rasa gundahnya masih ada meskipun ia sebagai Dewa.

Zeus ikut menegak teh dalam cangkir, sedikit tidak bisa menelan dengan benar, kecemasannya ini pasti dirasakan oleh kedua kakaknya.

Hades tidak berkomentar banyak, tidak pula menunjukkan raut gelisah maupun takut, dia hanya melihat kedua adiknya yang ketakutan. Itu mengingatkannya ketika awal-awal mereka melawan iblis. Lagipula, sebagai kakak ia harus bisa menguatkan kedua adiknya, dan setidaknya dengan tidak ikut merasa gelisah itu cukup untuk meyakinkan mereka bahwa semua akan baik-baik saja.

"Jadi sudah mendekati hari akhir, kah?" gumam Hades. Memalingkan wajah ke kanan, menatap lumba-lumba berwarna putih yang mempunyai mata biru cantik, makhluk itu sedang menempelkan moncongnya ke dinding kaca.

Hades sedikit terhibur dengan polah lumba-lumba itu, senyuman tipis terpatri dalam wajah rupawan, menggosok hilang beban yang ada pada pikirnya meski hanya sejenak.

"Namun, tetap saja kita harus melindungi kehidupan di dunia ini semampu kita," ujar Zeus, ia sedikit termotivasi dengan lumba-lumba yang sedang memutar tubuhnya ketika Hades terus menatap hewan itu.

Di otak Zeus hanya terpikirkan mengenai hewan lucu itu bisa selamat apapun caranya.

Hades mengangguk mantap, sedangkan Poseidon hanya diam di tempatnya duduk seperti tidak memedulikan apapun.

Meletakkan dengan anggun cangkir ke atas meja, jemari ramping bak porselen itu bergerak lincah melepas cangkir, kemudian Poseidon melirik Hades. "Aku dengar juga ada beberapa iblis yang masuk ke dunia manusia, Kak, mengapa akhir-akhir ini daerah kekuasaanmu menimbulkan perkara?"

Dengan elegan Posiedon menaikkan satu kakinya ke atas kaki yang lain, duduk bersila dengan lekuk wajah yang begitu serius, Poseidon mengamati mimik wajah kakaknya. Netra dengan warna biru dengan riak cerah bagai berlian milik penguasa lautan terlihat jelas sebuah keingintahuan besar. Rambut pirang Poseidon bergerak pelan, entah angin dari mana yang menabrakkan diri kepada dia.

Zeus berhenti meneguk teh. Dari balik cangkir transparan yang ia angkat, mata hitam kelamnya berkelana mengawasi gerak-gerik Hades. Helaian rambut putih bersihnya menutupi sebagian dari matanya.

Kembali meneguk teh, Zeus seolah tak memedulikan apa yang barusan ia dengar, lagipula yang membuatnya heran mengapa Poseidon selalu tahu berita terkini jika itu menyangkut Hades?

"Dia mempunyai mata-mata?"

Detik berikutnya Zeus merinding hanya karena memikirkan kemungkinan yang dilakukan Poseidon hingga dia tahu segalanya.

"Kamu dengar dari mana?" celetuk Zeus sekenanya yang tidak ditanggapi oleh Poseidon membuat dirinya mendengus kesal.

Kali ini baru Hades merasakan apa yang dirasakan oleh Zeus, sekarang giliran dia yang mengurut kening juga pangkal hidung.

Daerah kekuasaannya memang sedikit berantakan semenjak Lucifer tidak pernah menghadap dirinya. Setelah kejadian di istananya beberapa bulan lalu, Lucifer sudah tidak terlalu sering muncul di sekelilingnya, dan semenjak itu pula beberapa masalah masuk ke Underworld.

"Biasanya hanya roh-roh yang jiwanya belum terurus oleh tiga hakim yang menghantui manusia, tetapi kali ini iblis-iblis yang seharusnya diawasi oleh Lucifer ikut keluar dari Underworld untuk mengganggu manusia. Biasanya Lucifer yang mengawasi perbatasan dimensi manusia dengan dunia bawah, aku pikir dia lalai, tapi setiap aku datang ke perbatasan dia tampak seperti biasanya."

Roh dan iblis adalah dua jenis yang berbeda.

Roh adalah jiwa-jiwa manusia yang terkadang dalam kematiannya ada penyesalan hingga kembali ke dimensi manusia untuk meminta bantuan melalui mimpi atau sebuah pertemuan singkat, biasanya juga jiwa yang terlalu lama tidak dihakimi oleh tiga hakim Underworld akan menuju dimensi manusia dengan alasan hanya berkelana.

Roh ini tidak terlalu mengganggu kehidupan manusia, sebab mereka tidak terlihat---hanya terlihat kepada seseorang yang ingin mereka temui---dan tidak dapat disentuh karena tidak mempunyai wujud tetap.

Sedangkan iblis memiliki wujud, ada yang seperti manusia dan ada pula yang menyerupai monster, dengan ukuran yang berbeda-beda. Iblis-iblis ini kebanyakan memiliki sifat jahat untuk mengalahkan manusia, sebab di zaman dahulu sebelum Dewa Dewi ada, iblis dan manusia saling bermusuhan untuk menguasai dunia.

Setelah Hades datang menguasai Underworld, dia langsung menata jalan kehidupan di dunia bawah, memilah iblis yang berbahaya dan tidak terlalu berbahaya. Iblis yang berbahaya seperti titan atau tingkatan iblis lain yang mampu menghancurkan dunia seperti typhon, akan Hades lawan kemudian ia lemparkan ke Tartaros untuk dikurung bersama-sama dengan jiwa manusia yang jahat.

Sedangkan iblis di tingkat lebih rendah dari titan maupun Typhon akan ia latih moral mereka dengan Lucifer yang ia angkat sebagai Raja Iblis, dengan maksud Lucifer bisa mengontrol pasukan iblis itu ... lagi pula Lucifer juga dari jenis iblis yang pernah ia taklukkan.

Meskipun Hades percaya bahwa manusia memiliki kemampuan sihir yang mampu melenyapkan iblis tingkatan Lucifer, tetapi jika terus menerus seperti ini keseimbangan tiga dunia yang telah ia dan dua saudaranya buat takkan bertahan lama, janji di masalalu untuk melindungi manusia juga pasti akan ditentang. Apalagi iblis adalah sesuatu hal yang berbau dengan kejahatan.

Hades juga sudah mewanti-wanti hal buruk terjadi, ia sering sekali menuju dunia manusia untuk membantu melenyapkan iblis yang berkeliaran dengan merubah dirinya sebagai manusia, tentu saja tanpa sepengetahuan pihak Dewa maupun pihak dari dunia bawah.

Diam-diam juga ia mengawasi pergerakan Lucifer, bukannya tidak mempercayai sosok yang mengawalnya, akan tetapi hanya sekedar meyakinkan diri bahwa Lucifer tidak menghianati dirinya.

"Aku juga dengar iblis-iblis itu musnah dalam sekejap di tangan satu manusia, aku rasa itu mengingatkanku tentang kamu, Kak?" Poseidon kembali berucap.

Tentu saja dibalas Hades dengan anggukan kecil, meski tanpa ia beritahu alasannya apa pasti mereka juga paham. Lagipula mereka dahulu sama-sama pernah menjadi manusia yang diberkahi dengan sihir yang terlampau kuat, sama-sama melawan kejahatan, kemudian diangkat menjadi Dewa Dewi oleh manusia dengan tugas melindungi umat manusia.

Namun, entah manusia sadar atau tidak, di atas mereka masih ada God yang lebih berpengaruh. Mungkin saja Dewa dan Dewi ada juga atas rencana God sendiri.

19 Juni 2022,

Ersann.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top