With You - JonahOcha

Selama tangan mereka masih saling menggenggam, maka keluar dari zona nyaman pun akan mereka lakukan.

by Heaira_Tetsuya

"I'm home—"

"Jonah!"

Iris light jade itu melebar kala mendapati kepulangannya dari kantor disambut oleh Ocha yang langsung menubruknya. Tentu saja dia heran, sebab tidak biasanya perempuan itu akan bersikap enerjik jika di dalam rumah. Alhasil, dia pun refleks menyentuhkan punggung tangannya pada kening di balik poni hitam itu.

"Hei! Aku tidak sakit!"

"Siapa tahu, kan? Atau mungkin kepalamu lagi sakit karena kebanyakan bermain game? Ini bukan seperti kau yang biasanya, Ocha."

"Hm, benar juga ya," ucap Ocha memasang wajah heran, lalu menjauh dari Jonah, "kalau begitu anggap kejadian tadi sama sekali tidak ada."

"Sudah terjadi, mana mungkin kulupakan," Jonah menyunggingkan seringai tipis melihat Ocha yang sedikit merajuk, "selain itu, memangnya ada apa sehingga kau seperti itu."

"Ah, itu karena aku mendapatkan ini!" Dua buah kertas persegi panjang Ocha perlihatkan dengan semangat. Setelah diperhatikan, rupanya itu adalah tiket khusus sebuah festival.

"Aku mendapatkan ini dari kepala perpustakaan. Katanya, akan ada festival untuk merayakan hari jadi distrik sebelah. Dengan ini, kita bisa mendapatkan makanan gratis di semua stand makanan lho," lanjutnya. "Bagaimana kalau kita pergi? Acaranya akhir minggu ini. Kita cari manisan tradisional di sana."

Akhirnya Jonah mengerti mengapa Ocha tiba-tiba semangat. Berkaitan dengan makanan manis, keduanya memang selalu kompak. Jadi tidak ada alasan baginya untuk menolak ajakan tersebut.

=====

Sesuai yang direncanakan, minggu sore itu mereka sudah tiba di distrik sebelah. Walau puncak acara akan dilaksanakan pada malam nanti, tapi keadaan jalan sudah lumayan ramai. Terlebih karena banyaknya vendor yang menjajakan barang dagangan mereka sepanjang mata memandang. Suasana khas festivalnya begitu terasa.

"Ramai sekali," celetuk Jonah menelisik tiap vendor yang mereka lewati. Dia kadang melihat festival selama di London, tetapi festival di Jepang, ini adalah pertama kalinya.

"Namanya juga festival," timpal Ocha. Tangan keduanya bertautan, menjaga agar mereka tidak terpisah di antara kerumunan. Suasana yang kian ramai membuat keduanya tidak banyak bicara, fokus terhadap pemandangan yang ada.

Sejujurnya, Ocha sedikit malas jika harus keluar rumah di akhir pekan. Tapi, memakai tiket yang membuatnya bisa memakan apa saja secara gratis? Tentu tidak akan dia lewatkan. Selain itu, dia sedikit khawatir jika mengingat Jonah yang mempunyai standar tersendiri dalam mengunjungi sebuah tempat. Takutnya lelaki itu tidak menyukainya. Namun, dia beruntung karena Jonah mau menuruti permintaannya.

Lagipula, mereka sepertinya perlu sesekali mencoba hal baru, bukan?

Dari pintu masuk, sebenarnya sudah banyak stand makanan yang mereka lewati, seperti okonomiyaki, yakitori, soba, hingga berbagai jenis ramen. Tapi tidak mereka pedulikan. Keduanya sudah sepakat bahwa mereka hanya akan mencari makanan manis di acara ini.

"Jonah! Aku menemukannya!"

"Eh?!"

Jonah lagi-lagi dibuat kebingungan karena Ocha yang dengan semangat menariknya menuju sebuah stand dengan hiasan berbentuk ikan koi. Dia mengeryit, bukannya mereka mencari kudapan? Akhirnya dia mengerti begitu melihat barang yang dijual adalah kue berbentuk ikan koi dengan macam-macam isian.

"Taiyaki rasa cokelat dan stroberi masing-masing satu," ucap Ocha seraya menunjukkan tiket yang mereka bawa. Perempuan paruh baya itu tersenyum hangat pada mereka seraya memberi stempel khusus pada tiket tersebut. Di satu sisi, pekerja lainnya dengan sigap membuatkan pesanan mereka.

Keduanya menunggu seraya melihat proses pembuatannya. Mulai dari adonan yang dituang ke dalam cetakan, sesendok besar pasta berwarna cokelat dan merah muda diletakkan di tengahnya, lalu ditutupi lagi oleh adonan. Begitu sederhana. Namun, melirik Ocha yang tampaknya begitu antusias, Jonah tak bisa menahan senyumnya.

Kue yang masih hangat mereka terima. Ocha dengan senang hati langsung melahapnya, untuk sedetik kemudian mengaduh kepanasan. Jonah sontak tertawa kecil.

"Lihat, betapa cerobohnya dirimu."

"Heh, taiyaki itu paling enak kalau dimakan waktu masih panas!" Ocha menggerutu kesal, sementara Jonah mengiyakan saja. Tapi matanya jelas menatap jail pada perempuannya itu.

Selesai dengan taiyaki, keduanya melanjutkan perjalanan. Sepertinya stand kudapan memang terkumpul di sana. Karena tak lama setelahnya, mereka sudah mendapatkan ringo ame, berbagai jenis mochi, karumeyaki, konpeito, daifuku stroberi, hingga taiyaki parfait. Giliran Ocha yang tertawa karena Jonah berinisiatif memborongnya.

Tak terasa, matahari sudah mulai terbenam. Lautan manusia yang ada kian ramai, karena puncak acara akan diadakan sebentar lagi. Namun, baik Ocha maupun Jonah merasa jalan-jalan mereka kali ini sudah cukup. Karenanya mereka pun menuju gerbang keluar, dengan tangan yang masing-masing menenteng begitu banyak kantong berisi berbagai kudapan.

Sepertinya keluar dari zona nyaman tidak seburuk yang mereka kira.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top