Taut - SenAi

(n.) mempersatukan

By Wizardcookie

Ruang minim penerangan itu diisi dua orang, laki-laki dan perempuan. Suasana syahdu gelap gulita di luar ditemani suara serangga berisik tidak membuat keduanya terdistraksi. Malam yang seharusnya diselimuti hawa dingin mendadak berubah menjadi hangat ketika kedua tangan saling menggenggam, jemari mereka pun saling tertaut dan terkunci, begitupula dengan bibir mereka yang bertemu. Saling bertukar saliva, saling bertukar rasa, saling bertukar lara di waktu yang sama. Ciuman itu tak menyakitkan, terasa hangat dan melembutkan meski keduanya sempat cekcok karena hal yang tak seharusnya mereka pertengkarkan.

Tatkala keduanya melepas keintiman, iris mereka saling bertemu dan beradu tatap. Senkuu selalu jatuh terlalu dalam pada gadis pemilik mata secokelat tanah tersebut. Ia akui, ia tak ingin melepasnya, tak ingin memberikannya pada siapapun. Ainawa hanya miliknya, seutuhnya punya Ishigami Senkuu.

"Kau benar-benar menyukaiku, ya." Senkuu berucap, menggoda gadis yang masih digenggam tangannya diiringi seringai. Mendengar itu pun membuat Ainawa mendengkus, menatap lawan bicaranya kesal.

"Makanya, kau masih belum percaya lagi denganku?"

"Kau terlalu menempel dengan Ryusui, aku tak suka."

Katakan Senkuu cemburu, tapi benar adanya. Dia tak suka ketika anak didik Ainawa selalu menempel pada perempuan itu kemanapun. Ia tak suka, meski sudah jelas Ainawa adalah miliknya, tak dapat dipungkiri kecemburuannya semakin memuncak ketika melihat mereka berduaan. Tak perlu diingatkan, Senkuu tahu mereka hanya rekan kerja dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Namun, apa tidak masalah jika dia terlalu posesif seperti ini?

"Apa kau tidak suka?" Ia bertanya, tak melepas tatapannya pada Ainawa. Tatapan dari lelaki menyebalkan (di mata Ainawa) yang melunak itu membuat jantung sang gadis berdegup kencang. Mereka sudah sedekat ini, saling bergenggaman, mengunci jari-jari dan tertaut, bagaimana Ainawa tak suka?

Ia sudah memaklumi sikap menyebalkan Senkuu dan mulutnya, entah bagaimana perasaan tumbuh di dalam diri dan ikut jatuh ke dalam jurang cinta. Semakin dipupuk, semakin dikeluarkan, rasa itu tak berkurang dan terus bertambah. Senkuu sudah mengajari banyak hal dengannya dan Ainawa berterima kasih akan hal tersebut. Sekadar afeksi tak akan cukup, menurutnya wajar jika Senkuu merasa perhatiannya kurang karena dirinya terlalu sibuk pada pekerjaan dan katanya terlalu memerhatikan orang lain. Tak masalah, Ainawa juga perlu sesekali diingatkan. Ia tak terlalu masalah dengan sikap Senkuu sekarang.

"Kupikir, seperti ini saja tak cukup." Ainawa berucap tiba-tiba, membalas tatap Senkuu. Perkataan sang gadis membuat Senkuu mengerjap, tak lama seringai tipis muncul di wajahnya.

"Oh?" responnya. "Haruskah kita melakukan sesuatu untuk menjelaskan bahwa kau milikku?" 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top