Take a Break! - IchiRora
Ichiro tahu bahwapekerjaan isterinya berbahaya. Dan sesekali, ia ingin agar isterinya bisaberistirahat dari pekerjaanya.
by Asakura_Haruka
Ichiro menghela napas pelan melihat Rora membuka jendela kamarnya pada pukul 2 pagi. Kali ini Ichiro menyadari darah segar menetes dari pundak sang isteri.
Buru-buru Ichiro memapah Rora yang berjalan sedikit terhuyung saat memasuki jendelanya. Ia memeriksa luka Rora dan benar saja, ada bekas tembakan yang meleset. Tapi bukan hanya itu, pipi wanitanya terdapat sedikit lebam dan ujung bibir kirinya sedikit berdarah. Lelaki itu bahkan tidak merasa perlu memeriksa kaki Rora untuk melihat adanya luka disana karena jelas pasti ada.
Pemuda itu langsung mengambil first aid dan merawat luka Rora dengan telaten. Rora sendiri tidak bergeming saat Ichiro membuka jaket hitamnya dan mulai membersihkan lukanya sebelum membalutnya dengan perban.
"Beristirahatlah," ujar Ichiro setelah selesai mengobati luka Rora.
Rora hanya mengangguk dan beranjak ke tempat tidurnya karena tiba-tiba tubuhnya terasa berat. Ia baru merasakan kelelahan melandanya saat tubuhnya bertemu dengan kasur empuknya.
Ichiro sendiri tersenyum hangat, membelai kepala Rora pelan sebelum mengecup keningnya dan berbisik,
"Good work. Now sleep well, my Rose..."
***
Rora mencium bau harum masakan hingga membuka matanya perlahan. Sepertinya dia tertidur cukup lama karena matahari sudah berada di ufuk barat. Perempuan yang kini bermarga Yamada itu bangun untuk mengecek keadaan suaminya di dapur.
Dan benar saja Ichiro sedang menata piring di atas meja saat Rora memasuki dapur.
"Ah, kau sudah bangun?" tanya Ichiro sambil tersenyum.
"Kenapa kau tidak membangunkanku?" protes Rora. Hari ini seharusnya ia bertemu dengan beberapa klien untuk membicarakan tentang misinya.
Ia sudah mengecek ponselnya sebelum ke dapur, terdapat beberapa panggilan dan pesan dari kliennya menanyakan janji mereka.
"Kau sedang terluka dan butuh istirahat. Aku sudah menghubungi klienmu dan mengatur ulang pertemuan kalian."
"Ichiro, aku tahu apa yang kulakukan. Kau tidak perlu seperti itu."
"Oh ya? Kalau kau tahu apa yang kau lakukan, kau seharusnya istirahat sekarang karena lukamu." Ichiro berjalan ke arah Rora dan menangkup kedua pipi perempuan tersebut penuh kasih.
"Kau tahu aku tidak melarangmu untuk melakukan pekerjaanmu, tapi setidaknya aku ingin agar kau tetap mengutamakan keselamatanmu. Ingat, Rora ... hidupmu saat ini bukan hanya milikmu seorang. Tapi juga milikku."
Rora terdiam, tidak mampu membalas ucapan Ichiro. Ah ya, salah satu alasan kenapa Rora menyukai lelaki di depannya adalah karena lelaki itu selalu menghargai keputusan Rora. Apapun yang Rora lakukan, Ichiro pasti mendukungnya.
Perempuan itu tersenyum lalu memegang kedua tangan Ichiro.
"Baiklah, untuk kali ini aku akan menurutimu."
"Thank you, milady."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top