Sulk - ShawMela

Melanie yang merajuk lantaran sang kekasih lagilagi tidak bisa menghabiskan waktu bersama dengan dirinya.

By -KAGEYAMSMILK

"Aku minta maaf." Shaw berucap kala sebelah tangan memegang kemudi mobil, Kedua netra memperhatikan Melanie dari sudut mata sedikit merutuki penggilan kerja yang tak ada habis nya.

"Tak apa, kau tak harus meminta maaf." Melanie tersenyum kecut, sudah berapa kali sang kekasih membatalkan janji kencan untuk menerima panggilan pekerjaan. "Aku berjanji setelah ini kita bisa-"

"Jangan berjanji jika kau tak bisa menepatinya." Dengan tegas gadis bersurai gagak itu berbicara kedua mata menatap tajam Shaw.

Pemuda itu hanya menghela napas, jika sudah begini akan sedikit sulit untuk membujuk sang kekasih. Dengan sigap Shaw membelokkan setir mobil ke arah kiri, segera pemuda itu melepas seatbelt yang terpasang dengan rapi lalu dengan tergesa ia keluar dari mobil sedan berwarna hitam itu, meninggalkan Melanie seorang.

Melanie yang memperhatikan itu hanya terdiam. Wajah ayunya sedikit merah menahan rasa kesal yang melunjak, hingga pada akhir nya pemuda bersurai terang itu menampakan batang hidungnya. Kedua tangan sibuk memegang ice coffee, tak luput dari itu telunjuknya mengait tas kertas yang berisi donat kesukaan sang kekasih.

"Aku suka melihatmu merajuk tapi kali ini aku tak tega. Lain kali aku berjanji kita akan menghabiskan waktu bersama." Shaw menjulurkan sebelah tangan, memberikan salah satu ice coffee yang sempat ia gengam.

"Hmm." Hanya itu jawaban yang diberikan Melanie kepada Shaw. "Ayolah, Ann. Tersenyumm. Aku ingin melihat senyum manismu."

Tangan pemuda itu terjulur, kedua pipi merah muda itu dicubit. "Sakittt." Gadis itu berucap, dengan segala kekuatan yang ia punya berusaha melepaskan cubitan yang diberikan oleh sang kekasih.

"Aku tak akan berhenti sebelum kau tersenyum," ucap Shaw dengan penuh tawa.

"Baiklah-baiklah, aku tersenyum. Kau senang?"

Shaw yang melihat senyum canggung sang kekasih hanya bisa tertawa, "aku tahu kau merindukanku tapi aku berjanji setelah pekerjaanku selesai kita bisa menghabiskan waktu bersama. Kau bisa menungguku bukan?"

Melanie menghela napas, memang ini adalah salah satu hal yang ia benci. Baru beberapa hari saja sang kekasih pulang dari tugasnya diluar negeri, namun ia harus mengucapkan sampai jumpa lagi.

"Yaa," ucap Melanie sembari memakan donat yang sempat Shaw beli. "Ann, cium aku?"

Gadis bersurai gagak itu tersedak dengan ucapan Shaw, "a-apa apaan itu??"

"Ya? Ya? Cium aku. Setelah itu kau tidak akan merindukanku? Benar begitu, bukan? Aku membaca artikel di internet katanya memberi ciuman pada sang kekasih bisa menahan rasa rindu." Shaw berucap dengan binar mata.

"Dasa cabul!" Melanie menjauhkan wajah sang kekasih darinya, sekaligus menutup wajahnya sendiri. "Ayolah, Ann. Aku tahu kau juga menginginkannya bukan?"

"Aneh. Jangan sok tahu." Shaw tertawa terbahak, "baiklah, kalau begitu kita lanjutkan perjalanan kita."

Melanie yang menyadari perubahan suasana hati sang kekasih sedikit merasa bersalah, "ma-maafkan aku."

"Untuk apa meminta maaf? Lagi pula Ann masih belum siap, jadi aku tak perlu terburu-buru."

Sang gadis yang mendengarucapan Shaw hanya menundukan pandangan. "Tapi setelah aku pulang nanti akuharap Ann sudah siap."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top