Sihir Cinta - SenAi
Di dunia lain, mungkinsihir cinta ada. Tapi apakah dia juga mempelajari tentangnya?
"Senkuu, di tempatmu, ada sempat diajari cara sihir-sihir begitu, kan?"
"Iya, memangnya kenapa, Ainawa?"
"Sempat diajarkan tentang sihir percintaan begitu, nggak?"
"Sebentar, gimana?"
Pertanyaan Ainawa sukses membuat Senkuu menatapnya heran. Baru saja dia mau menyuapi Ainawa sepotong roti lapis yang dibawakan para pelayan, malah diurungkannya. Ini adalah pertanyaan teraneh dan teracak yang Ainawa tanyakan. Dia tahu niatnya adalah untuk membuka percakapan, tapi tidak menduga akan sejauh itu.
"Aku bertanya jika di Menara kamu diajarkan sihir percintaan," Ainawa kembali mengulang pertanyaannya. Sorot matanya terlihat khawatir karena Senkuu yang tiba-tiba membatu, tapi juga dicampur rasa penasaran; mumpung orangnya yang paham persihiran ada.
"Err... Tidak, tidak sampai sejauh itu juga, kalau kau tanya berdasarkan sudut pandangku," balas Senkuu beberapa detik kemudian. Dia menyuapi potongan roti lapis itu ke mulut Ainawa, tapi raut wajahnya masih sama.
"Iseng, tapi ada penasarannya juga. Siapa tahu ada diajarkan sihir yang tidak ada di kurikulum kalian. Siapa tahu, kan? Toh aku bukan penyihir," jawab Ainawa, sebelum memakan suapan Senkuu.
Pertanyaan bagus untuk seseorang yang kurang begitu awam tentang kegiatan belajar mengajar di Menara. Tapi, dari sekian banyak cerita yang Senkuu ceritakan di waktu luang mereka, ada beberapa hal yang tidak atau lupa ia ceritakan. Sepertinya tidak masalah jika Senkuu bercerita yang lebih detail, sebelum Ainawa terus penasaran.
"Kalaupun ada, mungkin jarang penggunaannya. Entahlah, sepertinya itu bukan bagianku di tingkatan sekarang. Untuk apa bertanya seperti itu juga, apakah cintaku padamu kurang?" Senkuu menjawab sebisanya dan mengernyitkan dahinya.
Ainawa menggelengkan kepalanya. "Enggak sih, di buku-buku fiksi perpustakaanku, ada sihir-sihir semacam itu. Jadi ada penyihir cinta yang memelajari sihir cinta dan dia menggunakannya untuk menjodohkan orang-orang yang memiliki permasalahan cinta. Aku membacanya untuk mengisi waktu mumpung tidak ada kerjaan juga," ceritanya jujur.
Senkuu menaikkan satu alisnya. Pantas saja tadi kepala pelayan Ainawa sempat bercerita tentang kebiasaan baru Ainawa dan minat membacanya. Ternyata pertanyaan itu sempat dilontarkan kepada kepala pelayan, efek rasa penasaran Ainawa ketika larut dalam kisah buku itu. Senkuu berpikir sihir-sihir itu terdengar fiksi dan tidak memikirkannya, menganggap pikiran Ainawa hanyalah efek imajinasinya yang terlalu tinggi.
"Ah, kau tahu sendiri tanpa sihir cinta apalah itu, aku tetap mencintaimu. Tidak perlu jauh-jauh menerapkan ide dunia lain ke hubungan kita," balas Senkuu, menghela napas pelan.
"Tapi kalau ada, kamu akan menggunakannya padaku?" tanya Ainawa cepat.
"Heh, untuk apa? Yang benar saja, aku bisa menaklukkan hatimu tanpa sihir. Sekarang habiskan roti lapismu sebelum aku yang makan."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top