Reconnaissant - LuciRhe
I'm grateful to haveyou, xiǎo gōng zhǔ
Jamuan mewah diadakan di kediaman Duke Xu.
Hanya sebuah perayaan kecil atas keberhasilan sang Duke atas penelitian barunya. Ia menjadi seorang politikus sekaligus seorang ilmuwan yang dikagumi oleh para penguasa negeri seberang.
Sebuah ballroom megah dihias dengan sedemikian rupa, chandelier yang menggantung, hingga terlukisnya mahakarya tarian malaikat yang berada di langit-langit. Warna emas yang mendominasi ruangan besar itu menambah daya tarik mata, membuat tiap-tiap orang yang masuk terpukau dengan germerlapnya ruang dansa itu.
"Aku ingin berterima kasih dengan rekan-rekan kerja yang membantu dengan penelitian baruku. Tak lupa dengan dukungan istriku, Lady Xu yang selalu peduli akan kesehatanku." Bibir pria bersurai kelam itu membentuk kurva saat diri membicarakan sang pujaan hati pada para mahajana yang berdiri di depan pria itu.
Tatapan matanya diluncurkan pada sang istri yang berada dengan para istri petinggi negeri, begitu elok dilihat—bagai sebuah mawar yang mekar di tengah padang rumpu hijau, dimandikan oleh cahaya mentari—bagi Lucien dia satu-satunya mawar yang paling indah.
Kembali tersenyum sebelum akhirnya melanjutkan pidato yang ia lontarkan pada mahajana.
Tepuk tangan menjadi akhir dari sebuah pidato singkat sang duke. Ia berjalan dengan gagah menghampiri sang istri, menarik perlahan tangan mungil yang ia genggam, hingga sebuah alunan musik klasik simfonia terdengar.
"May I have this dance, Lady Xu?" Lucien berbisik.
"Apa-apaan itu?" Wajah merah Rhea menjadi bukti bahwa ucapan sang duke adalah sebuah godaan bagi wanita itu.
Kekehan mulai terdengar, "izinkan hamba mendapatkan dansa pertamamu, M'lady?"
Kini gilaran wanita itu yang terkekeh, "with all my pleasure Lord Xu."
ღ
"Hamba harap jamuan ini cukup untuk menyenangkan hati, Lady Rhea."
"Lucien, hentikan. Sudah cukup dengan candaanmu." Wanita itu mencubit pipi Lucien, sang duke hanya terkekeh.
Kedua pasangan duke itu meninggalkan acara ballroom yang dipenuhi pembicaraan bisnis para petinggi. Sedikit tidak sopan, tapi Lucien lah yang menawarkan sang istri untuk mencari udara segar.
Rembulan bersinar terang ditemani dengan ribuan bintang, Rhea menghentikan langkah kakinya—menarik perhatian sang pangeran sains itu.
"Kakimu sakit? Aku akan memanggil dayang." Belum sempat sang duke berbalik, Rhea menghentikan langkah Lucien sembari jarinya menunjuk angkasa.
"lihatlah, mereka sedang berpesta diatas sana." Gemerlap cahaya bintang terpantul pada iris indah milik Miss Xu. Raut wajah takjub terpatri kala kedua mata terpaku pada langit semesta yang begitu indah.
Nampak Lucien sendiri tak dapat menolehkan pandang mata dari wanita pujaannya, begitu elok baginya.
"Aku tak menyesal. Perjodohan yang diatur oleh ayahmu, aku sama sekali tak menyesal."
Rhea berbalik kendati kedua mata masih ingin memerhatikan bintang yang sedang menari di atas sana. "Kau sangat cantik, Rhea. Aku bersyukur telah mendapatkanmu seumur hidupku."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top