Reborn [ShawMela]

Tidak semua keinginan akan terpenuhi, bahkandengan kekuatan penuh manusia. Tapi bagaimana jika yang memenuhi permintaanmuadalah sosok lain yang lebih hebat?

by Ecca

Suara bel ditekan berkali-kali cukup membuat Melanie geram. Pasalnya saat ini dia sedang sibuk dengan kerjaannya namun diganggu. Dengan langkah amarah dia membawa mangkuk berisi permen dan memakai bando halo malaikat karena berpikir itu hanyalah anak-anak yang jahil di hari Halloween.

Namun, betapa terkejutnya Melanie, di depannya berdiri orang yang dia cintai dengan pakaian formal dan sedang memegang buket bunga Lavender di tangan kirinya.

"Shaw?! Bukannya kau kerja--- lupakan, kebiasaan datang tiba-tibamu jelek," kata Melanie ketus.

Shaw hanya terkekeh mendengar perkataan Melanie. Shaw memberi buket bunga itu pada Melanie sambil mengecup keningnya dan memasuki rumah tanpa dipersilahkan. Tentu saja itu membuat Melanie menggeleng kepalanya dengan malu karena perlakuan sembrono Shaw. Namun, ada akhirnya Melanie hanya menutup pintu.

"Kenapa kau tiba-tiba memberiku buket bunga, dan bunga Lavender?" tanya Melanie. Shaw mendadak berhenti melangkah. Dia memutar setengah tubuhnya dan menatap Melanie.

"Ingin saja, ketika aku datang aku melihat bunga itu dan membelinya. Oh... arti bunga Lavender adalah pengabdian dan cinta abadi loh," kata Shaw sambil tersenyum.

Melanie bingung, haruskan dia malu dengan arti bunga itu atau terkejut karena sepintas melihat mata amber Shaw berubah menjadi merah. Namun, sebelum bertanya Shaw sudah kembali berjalan menuju ruang tengah, meninggalkan Melanie.

'Mungkin hanya perasaanku. Shaw juga aneh karena memakai kostum seperti itu di hari Halloween, seperti ingin merayakan sesuatu saja,' pikir Melanie.

Melanie berjalan menuju dapur untuk membuat teh untuk Shaw. Sedangkan Shaw sendiri berdiri tepat di depan televisi Melanie. Saat ini televisi Melanie sedang menyiarkan berita tentang kecelakaan yang terjadi di suatu wilayah, lebih tepatnya tempat Shaw sedang bekerja. Terlihat foto para Arkeolog yang menghilang, termasuk foto Shaw. Selain itu diberitakan wiilayah itu cukup terkenal dengan hal berbau mistik, beberapa penduduk di sana juga diam-diam memuja iblis demi mengabulkan permintaan mereka.

Shaw yang melihat itu hanya menutup mulutnya untuk menahan tawa sebelum mematikan televisi itu. Matanya berubah menjadi merah disertai aura mencekam terlihat di sekeliling Shaw.

"Tidak akan kuserahkan pada siapapun, bahkan walau ajal yang datang menjemput. Itulah alasanku membuat perjanjian..." bisik Shaw.

Satu hal yang Melanie lupakan, jarak antara tempat kerja Shaw dan rumahnya sangat jauh dan sangat susah dilalui. Untuk Shaw datang kerumah Melanie adalah mustahil dalam kurung waktu dekat.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top