Reaction - LuciRhe

Bagi Lucien, tiap reaksi yang diberikan oleh sang istri—Rhea, itu menarik dan wajib untuk diteliti lebih lanjut. Apakah perempuan itu akan bersemu merah jika dirinya memanggilnya dengan 'Honey'? Apakah Rhea akan memarahinya dengan wajah merah padam jika ia menciumnya secara tiba-tiba? Apakah istri tersayangnya itu akan membalas pelukannya jika dia memeluknya setiba di rumah pada waktu larut? Lucien selalu tertarik dengan hal itu.

Kali ini, dia ingin meneliti lebih lanjut reaksi-reaksi Rhea. Hari ini pria itu akan mencoba sesuatu pada istrinya secara diam-diam. Sang istri duduk manis dengan punggung menghadap Lucien, sementara sang pria sibuk mengepang rambut Rhea dengan telaten sambil bersenandung pelan. "Rhea?" Sang perempuan hanya menjawab dengan gumaman datar.

Sebuah kecupan mendarat di pipi Rhea yang awalnya sedang membaca buku dengan tenang. "Lucien! Untuk apa itu?!" Sesuai dugaan sang pemilik nama yang diteriaki Rhea, wajah perempuan berambut hitam yang disayanginya itu memerah dalam waktu sekejap. Senyum terukir di wajah Lucien. "Aku baru saja membaca buku yang menarik, jadi aku ingin mencobanya padamu."

"Buku apa yang kau baca, astaga."

"Hmm, kalau aku beri tahu jadi tidak seru lagi, dong."

Halah bohong, Lucien hanya mengarang.

Rhea kembali membelakangi Lucien, wajahnya panas, jantungnya berdegup kencang. Dia tidak heran kalau Lucien suka melakukan hal-hal aneh secara mendadak. Tapi dia benar-benar tidak siap dengan yang tadi. Wanita itu mengusap dada sambil menghela napas pelan, dia perlu tenang dulu.

Senyum Lucien tak luntur dari wajahnya. Mata violet milik pria itu tak lepas dari figur sang istri. Sesuai yang dipikirkan. Dalam hati Lucien mencatat, Rhea akan merona semerah mawar jika aku menciumnya secara tiba-tiba.

"Honey? Kau marah?"

Rhea terdiam. Diliriknya sang suami dari balik bahunya. "Lucien, kau kenapa seharian ini?" tanya Rhea sambil memandang Lucien dengan skeptis. Apa pria itu ingin hal yang aneh-aneh lagi makanya dia bersikap manis secara mendadak?

Lucien tetap mempertahankan senyumnya, tangannya membenarkan kepangan rambut wanita tersebut. "Hm? Apa salah jika aku ingin menyayangi istriku? Lagipun beberapa minggu ini kau dan aku sibuk terus, jadi aku ingin melimpahkan semua kasih sayangku padamu, dear." Keluar sudah kemampuan bermulut manis milik Lucien.

"Oh iya, apa kau mau makan di luar nanti? Aku kemarin melihat ada restoran bagus yang baru buka, kau sepertinya makan tidak teratur lagi, ya?"

Rhea hanya menggangguk. Tidak ada yang bisa disembunyikannya dari pria ini. Lucien selalu tahu seluk beluk dirinya lebih dari siapapun. Apa yang disukainya, dan menggunakan itu sebagai sogokan. Bagaimana jadwalnya, apa dia sudah makan atau belum, apa dirinya sedang tidak enak badan atau tidak. Lucien tahu semua itu. Terutama lagi jika sudah menyangkut memberi afeksi secara mendadak seperti yang baru saja dilakukan sang suami barusan.

Bohong jika Rhea tidak suka kejutan mendadak dari sang suami.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top