Preparation - SenAi

Apakah kau siapmenjalani kehidupan baru menciptakan keluarga kecil kita?

By queenofjoker_

Sudah beberapa bulan sejak pernikahan Ishigami Senkuu dan Yousuka Ainawa telah lewat, mereka menjalani hidup seperti pasutri baru. Keduanya masih sibuk dengan sains, seperti biasa, tetapi mereka berusaha meluangkan waktu untuk berdua saja tanpa memikirkan pekerjaan. Mereka membuat peraturan tidak tertulis untuk tidak membicarakan sains selama waktu istirahat.

"Ah, kapan Ainawa pulang..."

Senkuu menopang dagunya di atas meja, memutar pulpennya dengan jari telunjuk dan jari tengahnya dengan cepat. Dia sedang bosan dan tidak mau mengerjakan laporannya. Jarang-jarang bagi penggila sains sepertinya berhenti sejenak. Niatnya tadi ingin istirahat dengan caranya sambil menunggu Ainawa pulang. Tapi jika dia ketiduran, kesempatan emasnya bisa terlewat.

Sebelum Senkuu memejamkan matanya untuk tidur singkat, seorang perempuan berambut hitam masuk ke dalam rumah. Bunyi pintu terbuka membuat Senkuu membuka matanya lebar, terkejut. Ternyata Ainawa sudah pulang dari kantornya, sekali lagi dia memutuskan untuk lembur karena pekerjaannya yang belum selesai kemarin.

"Astaga, Ainawa, kau mengagetkanku. Selamat datang kembali," sapa Senkuu, tersenyum tipis.

"Kalau mengantuk, tidur dong. Sudah dibilang juga, ne." Ainawa menutup pintu di belakangnya begitu masuk, lalu mendekati Senkuu. Dia mencium dahi Senkuu, lalu menariknya ke kamar.

"Aku ingin berbicara sebentar mumpung bisa. Kau luang, kan? Bukan tentang sains,"

Pertanyaan Senkuu membuat Ainawa berhenti. Dia berharap dia bermimpi dan tidak, karena terkadang Ainawa lah yang lebih aktif untuk mengajaknya berbicara di luar topik sains beberapa hari setelah pernikahan mereka. Butuh waktu beberapa detik untuk mencerna kalimat yang cukup jarang dilontarkan oleh Senkuu, karena tahu suaminya pasti memikirkannya sangat lama.

"Um, ya, boleh saja. Kenapa tegang amat sih. Ayo ayo, mau bicara apa, ne?" Ainawa menatap kedua manik merah Senkuu dengan rasa penasaran.

"Memangnya kau masih kuat untuk membicarakan topik ini? Ini terkait masa depan kita, lho," balas Senkuu.

Ainawa duduk di atas kasur, lalu disusul oleh Senkuu di sisi kanannya. Tidak ada di antara keduanya yang berbicara selama beberapa detik, menciptakan keheningan. Senkuu juga kebingungan bagaimana memulai pembicaraan tanpa menyangkut tentang sains dan segala bahasa ilmiah. Satu sisi lain, Ainawa pasti tidak akan fokus membicarakan topik itu dengan kondisi baru pulang dari kantornya.

Semoga saja Ainawa tidak marah ketika dia menyangkut topik yang agak dalam untuk pasangan baru. Itu yang ada di pikiran Senkuu, tanpa menyadari isi kepala Ainawa.

"Ainawa, kau ada terpikirkan untuk memiliki keluarga kecil bersama?" tanya Senkuu tiba-tiba.

"Hah? Apa?"

"Aku tahu, aku tahu. Hubungan kita memang dimulai karena perjodohan, tapi karena kita sudah menikah secara resmi, jadi aku akan membicarakan topik ini. Kalau kamu memang tidak siap, tidak apa, aku tidak memaksa," lanjutnya.

Ainawa termenung, agak terkejut mendengar pertanyaan itu keluar dari seorang Ishigami Senkuu. Dia tidak tahu apa yang terjadi dengan isi pikiran Senkuu. Ainawa tentu saja sudah berjaga-jaga jika Senkuu akan bertanya tentang topik ini, dan niatnya bertanya langsung padanya jika ada waktu senggang. Kedua pipinya agak memerah, tapi dia tidak menyadarinya.

"Memangnya kamu sudah siap naik pangkat menjadi ayah?" tanya Ainawa, niatnya menggoda suaminya. Dalam hatinya, dia ingin Senkuu serius dengan jawabannya.

"Kalau kamu siap juga sebagai ibu dan kita punya waktu luang lebih banyak, aku tidak masalah. Tapi ini juga membatasimu bekerja sebagai saintis," jawab Senkuu, mengusap dagunya.

"Aku tidak masalah kalau ini memang untuk kebaikanku, aku sudah berjaga-jaga!" Ainawa tersenyum lebar.

"Sudah kuduga, topik ini 10 milyar persen akan berhasil untukmu," Senkuu menghela napas sejenak, "aku rasa setelah kita membicarakan ini, kamu meminta atasanmu untuk membatasi pekerjaanmu supaya mempersiapkan dirimu?"

Sebenarnya, Ainawa tidak pernah cerita kepada Senkuu kalau sejak pernikahan mereka, tugasnya makin berkurang. Anggap saja alasannya karena mereka berdua baru menikah, tidak mungkin langsung dibebankan dengan pekerjaan yang makin membebani mereka. Ainawa juga tidak sempat bercerita karena Senkuu selalu sibuk dengan pekerjaannya yang tidak kunjung selesai.

"Ah, ya, sih, Nggak juga, tapi masih bisa diusahakan. Kita bisa persiapan dari sekarang, kan?" Ainawa menggaruk pipinya dengan jari telunjuk.

"Iya, kita masih punya waktu banyak. Jangan tergesa-gesa."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top