Pelukannya - KeiShi
Kamu memang menyebalkan, tapi aku tetapmenyukai- bukan, aku tetap mencintaimu
Tsukishima Kei tidak menyangka perempuan yang mudah emosian itu akhirnya menjadi kekasihnya seumur hidup. Rasanya seperti mimpi jika dia bisa dekat dengan perempuan pemilik nama Kuroneko Shizurei. Bahkan orang-orang terdekat mereka mengatakan hubungan keduanya mereka seperti mimpi.
Kei melihat ke arah sebuah foto yang dia figura di atas mejanya. Ada satu foto berukuran A4, dipotret langsung dari kamera professional, dan ada diselipkan foto polaroid. Kei masih ingat jelas bahwa itu adalah foto hari di mana dia melamar Shizurei di hadapan rekan-rekan mereka. Perempuan itu terlihat sangat cantik di foto dan kali pertama Kei melihat sisi yang berbeda dari calon istrinya.
"Kamu menyebalkan, aku suka itu."
Kalimat itu, semuanya bermula dari kalimat yang dilontarkan Kei. Sisanya menjadi cerita hubungan yang terkesan mustahil. Memang sih ada pandangan bahwa cewek tomboy susah punya pasangan, dan Shizurei mematahkan stigma lama.
Kei melirik ke arah ponselnya di atas meja, tidak jauh darinya. Shizurei meneleponnya, seperti biasa. Sudah bisa ditebak kalau perempuan itu pasti meneleponnya, padahal Kei sudah bilang dia akan pulang lebih awal. Dia sudah berjanji malam nanti dia akan menginap selama seminggu di rumah Shizurei, untuk mempersiapkan beberapa hal sebelum hari H pernikahan.
Lelaki berambut pirang itu baru saja menekan tombol menerima panggilan dan dia disambut oleh suara yang sangat menjengkelkan tapi sangat dirindukan juga.
"Oi, Kei, hari ini kamu pulang, kan? Maksudku, ke Tokyo, iya itu! Kamu masih di Miyagi karena pertandingan? Bagaimana harimu di sana? Jam berapa kamu pulang nanti?" Kei belum sempat mengatakan apapun, tiba-tiba saja Shizurei sudah menghujaninya banyak pertanyaan.
Kei tersenyum masam. Tidak, dia tidak menyesal akan menikahinya nanti dan seumur hidupnya tinggal bersama Shizurei. Dia lupa seberapa bawel calon istrinya, padahal baru ditinggal tidak seminggu untuk mengurus beberapa hal di Miyagi.
"Iya, iya, aku pulang malam ini. Jangan khawatir, dasar berisik. Aku makan malam di rumahmu, besok baru makan keluar," balas Kei, tersenyum mengejek.
"Hishhh! Pulang lebih cepat dong!"
"Iya iya bawel!"
-------
Shizurei memutuskan untuk menjemput Kei di airport. Dia tidak bisa menunggu Kei di rumah dan dia sendiri yang memaksa sebelum pesawat lepas landas. Ini bukan kali pertamanya Shizurei menjemput Kei seperti sekarang, tapi karena Kei telah melamarnya, rasanya jadi berbeda.
Wajar jika seorang istri menunggu suaminya pulang, bukan?
Perempuan berambut coklat itu masih terus menunggu, makin tidak sabar setelah mengetahui pesawat Kei telah tiba. Kedua netranya mengamati para penumpang yang keluar membawa bagasi mereka. Masih belum ada tanda-tanda keberadaan Kei keluar dari balik pintu, sampai dia mendapati sosok yang sangat dikenalinya.
Rambut kuning, kacamata, dan jangkung? Tidak lain lagi itu adalah Tsukishima Kei. Dia membawa tas koper yang besar, beserta tas selempang. Dia memegang hpnya, berniat untuk menelepon Shizurei kalau dia sudah keluar dari airport, mengantisipasi jika perempuan itu meneleponnya sekali lagi karena tidak sabaran.
"Keeeeeeeeeeeeeiiii!!"
Teriakan maut itu keluar juga dari bibir Shizurei. Dengan cepat dia berlari ke arah Kei, lalu memeluknya erat, seperti beruang yang menyerang mangsanya. Bahkan Kei tidak sempat bereaksi ketika mendengar suara Shizurei. Refleknya saat itu adalah langsung memeluk kembali Shizurei, memastikannya tidak jatuh menghantam lantai marmer.
Pelukan itu, sama seperti pelukan yang dia rasakan ketika hari pelamaran itu. Pelukan hangat dan tulus pertama yang diterima keduanya.
Mungkin jika ini bukan di tempat publik, Kei akan memeluk Shizurei lebih lama.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top